Jejak Karbon di Makanan: Arti, Asal-Usul dan Cara Menguranginya

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan segala usaha dan aktivitas yang tak jarang malah memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan perubahan iklim ekstrim yang terjadi karena adanya pemanasan global. Dampak destruktif dari pemanasan global seperti yang kita ketahui telah menyebabkan bencana-bencana yang melanda seluruh dunia.

Ads

Salah satu penyebabnya adalah peningkatan karbon pada efek gas rumah kaca. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang meninggalkan jejak karbon di bumi. Jejak karbon adalah jejak yang berdampak buruk bagi ekosistem dan makhluk hidup jika dihasilkan dalam skala besar.

Namun tahukah kamu bahwa jejak karbon ada di mana-mana, termasuk jejak karbon di makanan? Masih bingung apa yang dimaksud dengan jejak karbon? Yuk simak ulasannya berikut ini!

Baca Selengkapnya : Pucuk Merah: Tanaman Penyerap Karbon yang Handal

Pengertian Jejak Karbon (Carbon Footprint)

Jejak karbon di makanan.
Jejak karbon di makanan jenis sayuran cenderung rendah.

Jejak karbon (carbon footprint) adalah ukuran dampak aktivitas manusia yang dinyatakan dalam jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Gas rumah kaca ini mengandung berbagai macam emisi, salah satunya adalah karbon dioksida (CO2).

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Karbon dioksida (CO2) mengalami peningkatan konsentrasi paling tinggi akibat dari aktivitas manusia di berbagai sektor seperti penggunaan listrik dan air, konsumsi produk-produk makanan, penggunaan kendaraan, dan aktivitas industri lainnya. Hal tersebut membuat konsentrasi gas rumah kaca semakin meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Salah satu sumber emisi yang menyumbang jejak karbon cukup tinggi berasal dari makanan yang kita konsumsi. Food’s carbon footprint atau jejak karbon di makanan adalah ukuran emisi gas rumah kaca yang berasal dari seluruh proses makanan dari mulai produksi hingga siap untuk dikonsumsi.

Asal-Usul dan Penyebab Jejak Karbon di Makanan yang Kita Konsumsi

asal-usul food's carbon footprint.
Besaran jejak karbon bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi.

Faktanya, sekecil apapun aktivitas manusia akan menghasilkan karbon termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Faktanya lagi, kebutuhan akan pangan ini menyumbang emisi karbon yang cukup besar. Pada tahun 2008 misalnya, sebuah penelitian menyebutkan sistem rantai makanan telah menyumbang sebanyak 30% efek gas rumah kaca diseluruh dunia. Jumlah ini setara dengan melepaskan gas karbondioksida (CO2) 9800-16900 megaton .

Asal-usul jejak karbon di makanan dimulai dari proses produksi bahan makanan, cara kita mendapatkan bahan makanan, porsi dan jenis-jenis makanan yang kita konsumsi, hingga pada sisa-sisa atau limbah produk makanan yang telah kita makan. Belum lagi emisi tak langsung yang disebabkan oleh perubahan fungsi lahan, misalnya dari lahan kehutanan menjadi peternakan.

Karenanya, sebagai manusia yang telah mengambil manfaat dari bumi sudah seharusnya kita  menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah berapa banyak jumlah jejak karbon yang dihasilkan. Dengan begitu kita bisa mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh makanan yang kita konsumsi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.

Cara Menghitung Jejak Karbon di Makanan (Food’s Carbon Footprint)

Pesatnya kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan hasil penelitian mengenai komponen perhitungan jejak karbon yang berprinsip pada Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi seluruh siklus hidup suatu produk. Identifikasi ini termasuk dari awal aktivitas peternakan dan pertanian untuk memproduksi bahan makanan, lalu penjualan kepada pasar dan swalayan, pendistribusian ke tangan konsumen, hingga konsumen mengkonsumsi makanan, dan sampai pada sisa limbah yang dihasilkan dari makanan tersebut.

Seluruh proses tersebut diidentifikasi mana yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga bisa dihitung total jejak karbon dari produk yang kita konsumsi. Berikuti ini adalah salah satu grafik yang bisa dijadikan acuan bagi kita untuk mengetahui jumlah jejak karbon pada masing-masing produk makanan.

besaran jejak karbon di makanan.
Sumber jejak karbon di makanan dan nilai emisinya.

Selain LCA, ada karbon kalkulator yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan, termasuk konsumsi makanan. Saat ini, carbon calculator atau alat pengukur jejak karbon yang tersedia sudah sangat banyak. Di Indonesia misalnya, beberapa situs yang menyediakan kalkulator karbon adalah lindungihutan.com dengan kalkulator karbon bernama Imbangi, situs jejakkarbonku.id, dan Carbon Calkulator oleh zerowaste.id.

Selain Indonesia, situs luar yang memudahkan dalam menghitung jumlah jejak karbon pada makanan adalah bbc.uk. Aksesnya pun mudah, kamu hanya perlu memasukkan data berupa jenis dan intensitas dalam mengkonsumsi produk makanan tersebut. Setelah semua data diinput, maka akan muncul hasil kalkulasi karbon pada asupan makanan yang kita konsumsi disertai dengan fakta-fakta menarik seputar makanan yang kita makan.

Cara Mengurangi Emisi Karbon pada Makanan dan Minuman

Cara mengurangi jejak karbon di makanan.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi jejak karbon di makanan dan minuman.

Setelah mengetahui jumlah jejak karbon pada makanan yang dikonsumsi, maka langkah selanjutnya adalah mengubah porsi makanan menjadi lebih ramah lingkungan, seimbang dengan alam, dan memperhatikan karbon yang dikeluarkan. Adapun langkah-langkah efektif yang bisa kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon di makanan dan minuman yang kita konsumsi di antaranya:

  1. Mulai untuk mengurangi konsumsi daging merah seperti daging sapi atau daging kambing, dan menggantinya dengan sayuran. Protein dari daging bisa diganti dengan protein dari sayuran seperti kacang, tahu, dan tempe. Artinya kita dilatih untuk menjadi vegetarian. Sebab menjadi vegetarian bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh namun juga bagi keselamatan bumi dari emisi gas rumah kaca.
  2. Memanfaatkan sisa makanan seperti sayur mentah untuk dibuat pupuk kompos buatan sendiri.
  3. Membeli produk makanan secara bijak. Caranya dengan membuat daftar makanan apa saja yang dibutuhkan agar tidak membeli dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu, periksa juga label makanan apakah produk tersebut terindikasi mengalami proses dengan jejak karbon yang tinggi atau tidak. Kurangi juga pembelian frozen food dan makanan kemasan kaleng atau plastik karena mereka memiliki jejak karbon yang tinggi.
  4. Melakukan reuse dan recycle dimulai dari menggunakan tas belanja sendiri, menggunakan kembali barang yang sudah tak terpakai tapi masih layak untuk digunakan dengan sedikit memodifikasinya, dan mendaur ulang limbah atau sisa-sisa apapun yang kita bisa.
  5. Menanam buah dan sayuran sendiri di rumah.

Sementara itu, menanam buah dan sayuran di rumah memberikan manfaat untuk mengurangi jejak karbon karena kita tidak perlu menggunakan transportasi untuk pergi ke pasar atau swalayan sekaligus dapat menghemat pengeluaran. Saat ini banyak metode yang bisa diterapkan dalam berkebun walaupun tidak memiliki lahan yang luas. Contohnya dengan metode hidroponik atau berkebun di sekitar dinding rumah kita.

Jadi tunggu apa lagi? Kunjungi situs https://m.lindungihutan.com/imbangi untuk menghitung jejak karbon yang kamu hasilkan, dan tebus jejak karbon tersebut dengan mendukung kegiatan dan aksi penghijauan hutan yang kami lakukan.

Baca Selengkapnya : Mengenal Carbon Offset: Salah Satu Solusi Mengurangi Jumlah Emisi Karbon

Penulis : Linda Azariani

FAQ

1. Bagaimana cara mengurangi jejak karbon di makanan?

Mulailah untuk mengurangi konsumsi daging merah seperti daging sapi atau daging kambing, dan menggantinya dengan sayuran. Kurangi juga untuk mengonsumsi produk apapun berbahan dasar susu, juga kurangi makanan cepat saji.

2. Kenapa konsumsi makanan menghasilkan jejak karbon?

Hal tersebut karena sebelum makanan sampai di tangan kita, ia melewati serangkaian proses yang menghasilkan jejak karbon. Proses tersebut termasuk produksi bahan makanan, cara kita mendapatkan bahan makanan, porsi dan jenis-jenis makanan yang kita konsumsi, hingga sisa-sisa atau limbah produk makanan yang telah kita makan.

3. Bagaimana cara menghitung jejak karbon di makanan?

Saat ini sudah banyak situs yang menyediakan karbon kalkulator gratis yang bisa menghitung jejak karbon dari aktivitas sehari-hari, termasuk jejak karbon di makanan. Salah satu situs yang dapat menghitung jejak karbon makanan adalah bbc.com.

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.