
Hampir semua orang mengenal Greta Thunberg, seorang aktivis lingkungan muda dari Swedia yang sangat gencar berkampanye soal perubahan iklim dan pemanasan global. Di tahun 2020, Indonesia juga kehadiran sosok aktivis muda baru yang berfokus pada masalah sampah. Aktivis lingkungan muda dari Indonesia ini masih berumur 12 tahun. Ia bernama Aeshina Azzahra Aqilani yang akrab disapa Nina. Yang cukup menarik perhatian adalah keberaniannya untuk menyampaikan keluhannya atas impor sampah dengan menyurati Duta Besar Luar Negeri yang berada di Indonesia.

“Please take back your trash from Indonesia.” (dilansir dari jawapos)
Kalimat yang menjadi hashtag aksinya itu ditautkan di penutup surat yang ia kirimkan pada dubes. Terinspirasi dari Greta, keberaniannya juga dilatarbelakangi oleh pengalamannya melihat tumpukan sampah yang ditemukan di sekitar pabrik hingga pelabuhan yang berasal dari luar negeri. Mayoritas sampah tersebut berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Australia. Rasa prihatinnya tersebut mendorongnya untuk menulis surat sebagai bentuk perjuangannya yang didukung penuh oleh Prigi Arisandi dan Daru Rini yang juga bergerak di bidang konservasi lahan basah.
Murid SMP 12 Gresik ini dibantu oleh ibunya dalam menulis surat yang ditujukan kepada pemimpin negara dengan Bahasa Inggris dan bersifat formal. Harapan Nina adalah agar pemerintah luar negeri dapat menindaklanjuti sampah tersebut. Hal yang mendorong Nina untuk berani menyurati Dubes Jerman adalah adanya penemuan KTP warga negara Jerman di Desa Tropodo, Kian. Nina mengungkapkan bahwa perjuangan menghadapi sampah itu sangatlah sulit apalagi banyak kiriman sampah yang tak bisa didaur ulang.

“Ingin seperti Greta Thunberg. Masih kecil sudah keliling dunia, berjuang terhadap perubahan iklim. Tapi enggak boleh jauh-jauh sama mama.” (dilansir dari Jawa Pos)
Nina pun sudah berencana kembali untuk mengirim surat mengenai keprihatinannya soal sampah ke Duta Besar Inggris dan Belanda. Surat yang ia kirim ke Dubes Jerman ternyata mendapat respon yang positif. Nina diundang menjadi tamu di Kedutaan Jerman dan Australia pada 21-22 Januari 2020. Pada surat pertama yang dikirim ke Duta Besar Jerman, respon yang didapat adalah ia diundang menjadi tamu di Kedutaan Jerman dan Australia pada hari selasa sampai rabu tanggal 21 hingga 22 Januari 2020. Nina menyampaikan keluhannya dan merasa nyaman sudah mengatakan sepuasnya kepada dua dubes tersebut. Dua dubes yang ditemui adalah Dr Peter Schoof dari Jerman dan Gary Quinlan dari Australia.
Dubes Jerman mengaku kagum dengan keberanian Nina, mereka sepakat untuk mengubah produksi 350 juta ton plastik setiap tahun. Berdasarkan kesepakatan tersebut, daur ulang plastik bukanlah satu-satunya solusi. Solusi lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik.. Dubes Australia juga tak kalah kagum dari Dubes Jerman karena ia berpendapat bahwa semangatnya sebagai aktivis lingkungan hidup dinilai cukup kompeten, terlebih lagi mereka berdiskusi soal penanganan sampah plastik di Australia.
“Bulunya putih keemasan, mirip rambut Naruto.” (dilansir dari Jawa Pos)
Kendati demikian, pertemuan ini tak sepenuhnya serius karena Nina sesekali bermain dengan ayam peliharaannya yang diberi nama Naruto. Kasih sayangnya pada peliharaannya tersebut dikaitkan dengan isu yang sedang dibahas. Ia berpendapat bahwa jika masalah sampah ditangani dengan baik, maka Naruto tidak akan terpapar oleh limbah pabrik, apalagi ayam kesayangannya ini sudah sering bertelur.
Menurut data yang ada, jumlah sampah yang diimpor dari Jerman mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2017, jumlah sampah yang diimpor sebanyak 600 ton. Setahun kemudian, jumlah sampah meningkat pesat sebesar 64.459 ton. Hal tersebut tak dipungkiri bahwa impor sampah ini sangat berdampak pada lingkungan apalagi sampah yang diimpor merupakan sampah yang sulit didaur ulang, sehingga aksi yang dilakukan Aeshina Azzahra ini sangatlah kompeten dan penuh keberanian. Sampai saat ini, aktivis lingkungan dari Indonesia ini masih gencar membuat petisi kepada teman-temannya untuk ditandatangani agar suaranya tentang penolakan impor sampah ke Indonesia segera ditindaklanjuti oleh pihak yang bersangkutan.

“Saya tidak mau orang luar negeri, negara-negara maju menyelipkan sampah plastiknya lagi.” (dilansir dari minenews)
Kekecewaan anak muda asal Gresik ini memiliki sasaran negara-negara maju seperti Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara maju lainnya. Dilansir dari CNN, Australia berperan banyak dalam membuang sampahnya ke Indonesia. Tercatat sekitar 52 ribu ton sampah diimpor ke provinsi Jawa Timur pada tahun 2018. Mulai Juli 2020 Kedutaan Besar Australia juga mulai melarang ekspor sampah plastik kertas dan kaca. Gerakan yang dilakukan pemerintah Australia merupakan hasil dari aksi yang dilakukan oleh Nina. Meskipun Indonesia tersorot banyak dalam isu sampah ini, Malaysia dan Vietnam juga kebagian terdampar sampah dari Australia.
Penulis: Fitri Nurul Falah
Referensi Literatur
CNN Indonesia. Aktivis Remaja Indonesia Protes Impor Sampah ke Australia. Diakses pada 1 Februari 2021 dari https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200122111503-106-467561/aktivis-remaja-indonesia-protes-impor-sampah-ke-australia.
JawaPos. Aktivis Lingkungan Muda Aeshina Azzahra Aqilani yang Diterima 2 Dubes. Diakses pada 1 Februari 2021 dari https://www.jawapos.com/features/25/01/2020/aktivis-lingkungan-muda-aeshina-azzahra-aqilani-yang-diterima-2-dubes/.
Referensi Gambar
https://seasia.co/2020/01/27/indonesian-12yo-activist-tells-world-leaders-to-take-back-their-waste
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan.
Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!