Kita sering sekali mendengar cerita tentang dinosaurus. Jika kalian mendengar kata dinosaurus, kemungkinan beberapa orang akan ingat film Jurassic. Film yang bertemakan dinosaurus. Tetapi kali ini tentu kita tidak akan membahas film dinosaurus. Kali ini akan membahas hutan hujan tropis yang ada setelah bumi bertabrakan dengan asteroid raksasa. Siapa yang akan menyangka jika hantaman asteroid raksasa dahulu kala adalah cikal bakal terbentuknya hutan hujan modern.
Awalnya pendapat peneliti mengungkapkan bahwa asteroid yang menabrak bumi menghancurkan kehidupan pada zaman cretaceous. Pendapat tersebut pertama kali dikemukakan pada tahun 1980. Tentu itu menjadi hal yang kontroversial, terutama di kalangan pecinta dinosaurus.
Asteroid bukan hanya menghantam bumi, membunuh populasi dinosaurus, dan merusak ekosistem yang sudah ada di zaman cretaceous. Tentu saja juga membawa dampak buruk pada bumi saat itu. Tapi lebih banyak lagi manfaat yang didapat dari kejadian tabrakan dengan asteroid raksasa. Selama ini kan kita hanya tahu dampak buruk dari tumbukan yang terjadi. Kepunahan massal pada saat itu juga masih banyak yang menyayangkan hal tersebut.
Fosil Sebagai Petunjuk Sejarah

Tanah yang subur menopang kehidupan yang ada. Tumbuhan yang pertama kali muncul di tanah adalah tumbuhan berbunga. Hal tersebut dikarenakan fosil serbuk sari pertama kali ditemukan di zaman setelah tabrakan bumi dengan asteroid raksasa.
Para penelitian menggunakan fosil tumbuhan untuk mempelajari apa yang ada sebelum dan sesudah hantaman asteroid dengan planet bumi. The study pertama kali diterbitkan di majalah Science pada tanggal 1 April, dipimpin oleh para ilmuwan di Smithsonian Tropical Research Institute (STRI) di Panama dan didukung oleh para ilmuwan di Negaunee Institut Ilmu Tanaman Konservasi dan Aksi di Chicago Botanic Garden.
“Setelah terjadinya bencana ekologi, jelas tumbuhan pada saat itu hilang. Perlahan tumbuhan vegetasi muncul yang didominasi oleh tumbuhan pakis dan bunga” Ungkap Carvalho dan rekan postdoctoral dari University del Rosario di Kolombia.
Penelitian yang dilakukan sejak 20 tahun lalu terus mempelajari tentang fosil tumbuhan yang tersebar di setiap daerah. Karena setiap daerah memiliki dampak yang berbeda akibat hantaman asteroid, maka dari itu penelitian yang dilakukan tidak mudah dan memakan waktu cukup lama. Para peneliti mengumpulkan data 6.000 fosil daun dan 50.000 fosil serbuk sari tumbuhan dari Kolombia yang diurutkan dari 72 juta tahun dan 58 juta tahun lalu. Hal tersebut dilakukan untuk mencari tahu apa yang ada sebelum dan sesudah asteroid menghantam bumi.
Asteroid Mengubah Segalanya

Pada masa cretaceous, hutan hujan masih memiliki jarak antar pohon yang cukup jauh satu sama lain dan kekayaan hayati belum sekaya seperti hutan hujan modern. Tumbuhan pada saat itu masih sederhana sekali. Fosil tumbuhan berbunga belum ditemukan pada zaman cretaceous. Hanya ada tanaman runjung saja. Masih terlalu sederhana sekali. Karena saat itu tanah belumlah pas ditanami tumbuhan modern di hutan hujan yang sama. Hal tersebut dikarenakan kelembaban pada saat itu masih cukup rendah daripada saat ini.
Pada 66 juta tahun lalu hutan belum seperti hutan saat ini. Hutan pada saat itu tidak lebih lembab dari hutan hujan saat ini. Keanekaragaman yang ada pada zaman cretaceous juga tak lebih banyak dari saat ini. Hutan hujan yang ada di Kolombia adalah hutan hujan yang terdampak hantaman asteroid saat itu. Saat ini hutan hujan Kolombia lebih lembab dan memiliki keanekaragaman hayati yang lebih banyak lagi. Kanopi daun juga lebih rapat daripada saat zaman dahulu. Karena tumbuhan lebih subur dan rapat.
Dampak dari hantaman asteroid tersebut sangat berbeda pada setiap daerahnya. Sehingga pada setiap daerah akan memiliki ciri khas tersendiri. Tapi pada dasarnya dentuman asteroid ± 10 km tersebut dapat dirasakan ribuan kilometer dari tempat terjadinya hantaman asteroid tersebut. Ini memiliki kekuatan tujuh miliar kali lebih kuat dari Hiroshima. Bayangkan saja bom Hiroshima saja sudah sehebat itu. Apalagi jika kekuatannya di gandakan menjadi tujuh miliar. Tentu akan menjadi kepunahan massal pada saat perang dunia kedua. Dan tentunya kita tak ada di saat sekarang. Sungguh hebat sekali kekuatan hantaman asteroid tersebut. Jika kita samakan dengan peluru, maka asteroid ini adalah peluru yang memiliki diameter 10 km.
Akibat dari hantaman asteroid ini terjadi tsunami setinggi 100 sampai 300 meter di pesisir pantai. Menyapu semua kehidupan yang ada di dalam dan di sekitar lautan. Sebegitu kuatnya hantaman tersebut. Asteroid ini menghantam Teluk Yucatan, Meksiko. Akibat hal ini terdapat bekas asteroid, yakni Kawah Chicxulub. Maka, asteroid tersebut juga disebut dengan chicxulub sesuai dengan nama kota terdekat dengan lokasi jatuhnya asteroid tersebut.
Tabrakan yang terjadi pada saat itu luar biasa sekali berdampak pada bumi. Selama beberapa tahun bumi ditutupi oleh selimut debu yang berwarna hitam. Bumi menjadi sangat gelap dan mengalami musim dingin berkepanjangan. Sehingga hewan yang sempat bertahan hidup setelah kejadian hantaman asteroid, tak dapat bertahan hidup lagi. Karena tumbuhan yang masih bertahan tak dapat melakukan fotosintesis lagi. Selain itu, suhu bumi juga meningkat drastis.
Karena tubrukan tersebut, kerak bumi terlempar ke atas atmosfer bumi, persis seperti bulu yang berterbangan, tetapi bulu tersebut terbakar. Karena kerak bumi yang sudah menjadi puing-puing kecil masih terikat dengan gravitasi bumi, maka puing-puing tersebut jatuh kembali ke bumi membakar seluruh tumbuhan darat. Bumi pada saat itu terbakar habis. Nyala merah menggantikan warna biru bumi.
Pada saat itulah bumi benar-benar terlihat sangat menakutkan. Api menyala di mana saja. Hujan yang turun bukanlah hujan bisa, melainkan hujan asam yang tidak baik untuk tumbuhan. Panas bumi meningkat akibat dari kebakaran hutan hujan purba. Hewan yang sempat bertahan tidak memiliki makanan, karena tumbuhan yang sebagai makanan hewan-hewan terbakar habis akibat hujan asam yang merusak lingkungan saat itu. Ekosistem darat saat itu yang paling berdampak terhadap kejadian tersebut. Untungnya ekosistem air tawar masih bisa lebih terselamatkan.
Dualisme Hantaman Asteroid

Di belahan bumi yang daratannya tidak terkena hantaman asteroid secara langsung juga merasakan dampak yang sangat parah karena panas udara meningkat. Hujan asam yang turun terus menerus dan puing-puing debu yang memenuhi atmosfer bumi semakin membuat kacau lagi. Karenanya bumi menjadi gelap dan tidak ada cahaya matahari yang masuk. Jika tidak ada cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak akan ada kegiatan fotosintesis pada tumbuhan. Maka tumbuhan tak akan bisa bertahan.
Tetapi setelah itu, hutan tak hanya dipenuhi dengan tumbuhan runjung atau konifer saja. Tetapi sudah banyak bermunculan tumbuhan pakis dan tumbuhan berbunga. Diperkirakan pula jika keberadaan runjung atau konifer tidak sebanyak sebelumnya karena dampak dari tumbukan dengan asteroid tersebut.
Tidak selamanya apa yang dibawa oleh peristiwa ini menjadi dampak buruk. Salah satunya tsunami, tanah dari dalam lautan yang banyak mengandung karbon mencapai daerah daratan, sehingga meningkatkan nutrisi untuk tanah. Sisa kebakaran puing-puing yang telah berjatuhan ke tanah berguna sebagai pupuk untuk tanah.
Setelah kejadian hantaman chicxulub atau asteroid chicxulub tersebut, tanah menjadi lebih kaya dengan unsur hara tanah. Hal tersebut karena dibantu oleh sisa puing-puing yang terbakar dan tsunami membawa kandungan karbon yang baik untuk tanah. Walaupun banyak sekali kerusakan yang diakibatkan dari hantaman asteroid ini. Tetapi keadaan bumi menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Setelah dinosaurus punah, hutan hujan semakin meningkatkan kehadiran Tanaman kacang-kacangan, termasuk pula pohon hingga pohon kacang polong tumbuh subur. Legum yang besar membantu nitrogen memperkaya nutrisi pada tanah. Ini juga dibantu oleh bakteri baik yang ada di dalam tanah, bekerja sama dengan akar. Agar keadaan tanah menjadi lebih kaya lagi, maka ketersediaan makanan untuk hewan yang masih bertahan dapat terjamin.
Para peneliti juga mendapat gambaran antropogenik perubahan cuaca masa depan. Sekitar 10 juta tahun setelah zaman cretaceous, Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM). Pada saat itu bumi dipenuhi oleh karbondioksida dan suhu mengalami peningkat hingga 5 derajat celcius. Gas rumah kaca memperburuk keadaan atmosfer bumi. PETM ini bertahan hingga 100.000 tahun lamanya.
Jika asteroid tidak menghantam bumi pada saat itu, maka evolusi akan sangat berbeda sekali. Bisa saja manusia tidak akan ada dalam jajaran makhluk hidup di bumi.
Jika disamakan dengan munculnya manusia pertama kali, kira-kira 2,8 juta tahun lalu, maka dapat ditarik kesimpulan bahawa manusia belum lama berada di bumi tetapi manusia sudah memiliki peradaban yang sangat maju. Padahal manusia belum lama muncul di muka bumi. Tetapi sudah banyak sekali yang telah ditemukan oleh umat manusia. Banyak sekali barang dan alat yang memiliki peradaban tinggi yang mempermudah kehidupan umat manusia. Manusia sangat cepat sekali dalam berproses. Itulah bedanya manusia dengan makhluk lainnya.
Tetapi selama proses peradaban manusia berlangsung, banyak sekali yang harus dikorbankan. Seperti baru pulih dari sakit. Bumi harus mengalami sakit lagi. Yakni deforestasi yang terjadi beberapa tahun belakangan. Keberadaan hutan tak lebih banyak dari dahulu. Bukan rahasia umum lagi jika hutan adalah paru-paru dunia. Tetapi kenyataannya tidak sebanding lurus. Padahal jia dilihat dari sejarah terbentuk hutan hujan pembentukannya tak semudah itu. Pada saat awal terbentuknya hutan hujan, bumi tidak seperti bumi saat ini. Saat itu bumi lebih mirip dengan planet venus (tapi keadaan bumi agaknya jauh lebih baik dari venus).
Akibat kegiatan sehari-hari manusia, seperti emisi bahan bakar kendaraan, gas rumah kaca, dan kerusakan hutan, keadaan alam semakin tidak baik. Semua menjadi rentan. Dalam jangka waktu hidup peradaban manusia yang singkat, kerusakan mudah sekali terjadi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran kita terhadap alam sekitar. Hubungan baik antara manusia dan hutan sudah diragukan.
Sudah saatnya semua tindakan manusia lebih ramah terhadap lingkungannya. Karena semua makhluk hidup bergantung pada hutan yang ada saat ini. Saat ini diperkirakan setiap 5 tahun sekali suhu akan naik 1,5 derajat. Angka yang tidak banyak sebenarnya. Tapi dari kenaikan suhu yang hanya 1,5 derajat ini, iklim dan cuaca bumi semakin tidak bisa diperkirakan lagi. Jika dahulu kita bisa mendengar orang tua-tua bisa memprediksi cuaca dengan mudah, maka saat ini cuaca tak mudah ditebak. Bisa saja siang panas, namun malam hujan deras karena perubahan iklim yang drastis.
Penulis: Putri Handayani
Referensi literatur:
Nuwer, Rachel. 2021. The asteroid that killed the dinosaurs created the amazon rain forest. https://www.scientificamerican.com/article/the-asteroid-that-killed-the-dinosaurs-created-the-amazon-rain-forest/ ( Diakses pada tanggal 7 April 202)
BBC News. 2021. Science environment. https://www.bbc.com/news/science-environment-56617409 (Diakses pada tanggal 7 April 2021)
Johnson, Dough. Ars Technica. 2021. The dino killing asteroid birthed today rain forests. https://www.wired.com/story/the-dino-killing-asteroid-birthed-todays-rainforests/ (Diakses pada tanggal 7 April 2021)
BBC News. 2016. Vert earth asteroid. https://www.bbc.com/indonesia/vert_earth/2016/04/160428_vert_earth_asteroid.amp (Diakses pada tanggal 7 April 2021)
Referensi gambar:
https://www.bbc.com/news/science-environment-56617409
https://www.scientificamerican.com/article/the-asteroid-that-killed-the-dinosaurs-created-the-amazon-rain-forest
LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfunding Penggalangan Dana untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung penghijauan yang ada di seluruh Indonesia. mari bersama menjaga dan melestarikan hutan seluruh Indonesia.
Yuk jadi pioneer penghijauan untuk hutan Indonesia yang lebih baik.