
Beruang madu adalah jenis beruang terkecil dari semua jenis beruang lainnya. Walaupun kecil, mereka memiliki cakar yang tajam. Sekali menggaruk punggung manusia yang memburu mereka pasti berdarah. Habitat alaminya di daerah hutan hujan tropis dan subtropis. Hewan ini memiliki nama latin Helactor malayanus.Tanda di bawah lehernya menjadi tanda paling mudah untuk menandai jika mereka pasti beruang madu.
Banyak yang mengira beruang ini hanya memakan madu saja. Laiknya beruang yang ada di film kartun waktu kecil. Tak salah juga memang. Tapi hewan ini tak hanya memakan madu saja. Mereka memakan banyak jenis makanan. Bukan hanya daging, tumbuhan juga mereka makan. Serangga juga tak lepas dari buruan.
Ciri-Ciri Beruang Madu

Siapa pula yang tak mengenal beruang madu yang memiliki tanda di bawah leher, berbentuk seperti kalung. Hewan yang banyak ditemukan di Sumatera dan Kalimantan beruang paling kecil di antara beruang lain. Memiliki kaki yang lebar, tidak heran kalau beruang kecil ini lihai memanjat pohon. Kukunya yang melengkung ke arah dalam membantunya menggaruk bagian pohon lapuk untuk mengambil rayap atau serangga yang tinggal di dalamnya. Beruang ini memiliki warna bulu hitam, pada yang berwarna kecoklatan atau hitam kemerahan, juga mengkilap dan bulunya pendek. Dahinya yang berlemak dan kepalanya yang besar, layaknya anjing.
Beruang madu biasanya hanya memiliki berat badan sekitar 45-65 kg. Kecil sekali untuk ukuran beruang. Ya, tapi keuntungan bagi beruang ini dapat memanjat pohon dengan lincah sekali. Kuku yang tajam membantu dalam melakukan perburuan atau hal lainnya. Mata beruang madu biasanya berwarna coklat dan biru. Telinga mereka bulat kecil, tentu sajalah tak sebesar kelinci.
Hidung yang besar tapi tak terlalu mancung. Lidahnya cukup panjang, sehingga memudahkan untuk meraih serangga di dalam pohon kayu yang sudah lapuk. Lidahnya lebih panjang dari jenis beruang lainnya. Karena jenis makanannya juga berbeda. Jadi jangan heran melihat hewan satu ini berbeda dengan lainnya.
Indra penciuman beruang madu sangat tajam sekali. Ia dapat mencium jejak satwa atau manusia yang sudah lewat. Kira-kira ia dapat mencium keberadaan hewan lain sekitar 4 km. Sangat tajam sekali. Berbeda dengan manusia.
Tak banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perilaku beruang ini. Jadi belum dapat dipastikan sekali, tapi perkiraanku penglihatan beruang madu tidak terlalu baik. Tapi kemungkinan besar pendengarannya lebih baik dari penglihatannya.
Persebaran
Tak banyak observasi yang dilakukan. Sehingga tak banyak data yang dimiliki untuk mengetahui lebih jelas terhadap hewan ini. Catatan sejarah hingga saat ini juga tak banyak yang menjelaskan perdebatannya. Tetapi di daerah tropis seperti Burma, Sumatra, Borneo, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Kamboja, dapat kita jumpai beruang madu di sana. Pernah ada data tentang beruang madu yang tersebar di Hindia dan China. Tetapi, karena penurunan jumlah setiap tahunnya, beruang ini dipastikan sudah punah di daerah Tibet, China, dan Bangladesh.
Karena persaingan yang cukup ketat, tak banyak beruang madu yang bisa bertahan di daerah lainnya. Predator yang berbeda bisa jadi masalah lainnya. Beruang madu memang predator kecil yang jarang dimangsa hewan lain. Tapi ada kasus dimana beruang dimakan ular sanca yang panjangnya 7 meter. Atau beruang madu yang sakit bisa saja dimakan ular besar lainnya dan macan akar. Maka jumlahnya terus menyusut dari tahun ke tahun.
Habitat
Indonesia dan Malaysia adalah negara pengekspor kayu terbesar di dunia. Setiap tahun hutan ditebang untuk diambil sumber daya kayunya. Hutan juga dikonversi menjadi lahan kebun sawit. Setiap tahunnya juga banyak hutan yang dikonversi menjadi lahan kebun sawit. Kebakaran hutan juga menjadi salah satu alasan hutan yang semakin sedikit. Bencana alam juga menyumbangkan kerusakan hutan yang cukup parah. Dari situ saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa habitat alaminya sudah terancam sekali. Dampaknya juga buruk untuk seluruh aspek kehidupan.
Sehingga habitat alami beruang madu menjadi sangat terbatas. Untuk tempat tinggal saja sudah sesulit itu untuk bertahan. Belum lagi daerah jelajah hewan ini dalam mencari makan cukup luas. Daerah jelajah untuk mencari makan sekitar 8 km satu hari. Dampak akan terasa bagi petani yang memiliki kebun dekat dengan hutan habitat alami beruang ini. Beruang akan mencari makan di kebun masyarakat. Karena hewan ini adalah omnivora, ia memakan segalanya. Tidak segalanya juga sih. Lebih tepatnya pemakan tumbuhan dan daging.
Hampir segala jenis makanan dimakan oleh berjuang madu. Tetapi daun dan rumput tak pernah dimakan. Beberapa jenis bunga juga dimakan oleh beruang kecil ini.
Biasanya juga mereka memakan buah yang memiliki biji. Biji yang dimakan tidak akan rusak dan keluar dengan utuh. Sehingga jika mereka membuang kotoran mereka. Akan banyak bibit yang tersebar di daerah jelajah hewan ini.Karena hal itu, akan banyak benih baru yang tumbuh dengan baik. Kotorannya juga bisa menjadi pupuk untuk membantu pertumbuhan benih yang disebarkan. Sebenarnya dari sini kita tahu bahwa alam tak butuh manusia. Mereka bisa bekerja sendiri tanpa bantuan manusia. Manusia yang butuh alam dan segala hal yang ada di dalamnya.
Biasanya beruang madu memakan umbut kelapa yang membuat tanaman tersebut rusak. Kelulut (Stingless bee) juga tak luput. Tidak hanya madunya, kelulutnya juga diburu.
Hutan hujan tropis adalah habitat asli beruang madu. Sehingga beruang jenis ini tak memerlukan hibernasi. Karena ketersediaan sumber makanan yang tersedia sepanjang tahun. Tak seperti beruang yang tinggal di daerah empat musim. Ketersediaan makanan beruang yang tinggal di daerah empat musim terbatas, mengikuti musim yang ada disana.
Perilaku

Beruang madu terkenal dengan perilaku yang pemalu. Apabila ia melihat manusia, biasanya ia menjauhi manusia tersebut, ini juga dibantu dengan penciuman yang tajam. Jadi ia tahu ada manusia atau hewan lain yang bukan makanan sedang ada di daerah yang berada dekat dengannya. Ia memilih untuk menghindari masalah. Lain halnya jika ia terdesak. Bisa saja ia menyerang balik. Makanya beruang ini lebih dikenal dengan sikapnya yang garang dan beringas. Siapa juga yang tak marah jika ia diganggu coba? Sama saja dengan manusia, ia diganggu akan marah. Respons tersebut sangat wajar sekali.
Sikap pantang menyerah hewan ini juga tak usah diragukan lagi. Jika ia merasa terancam, akan lebih mudah untuk menyerang balik. Ia tidak akan mundur dan kabur. Padahal sikap pemalunya cukup lumayan besar. Maka semakin terkenal perilaku buasnya.
Selain itu beruang madu bisa menghabiskan waktunya di tanah dan memanjat pohon untuk mengambil buah yang ada di pohon. Mereka juga biasanya menggaruk pohon yang lapuk. Mereka juga tidur di bawah pohon tumbang atau di atasnya. Gua juga tak luput jadi tempat tinggal mereka. Agar anak mereka aman dari bahaya hewan lainnya. Karena anak beruang madu masih belum bisa menjaga diri mereka sendiri.
Di alam bebas biasanya yang lebih sering dijumpai adalah beruang madu betina dengan anak-anaknya. Kelompok betina dan anak-anaknya akan mencari makan pada siang hari. Biasanya mereka akan bergerombol di bawah pohon buah yang sedang berbuah lebat. Pada malam harinya mereka tidur.
Tapi karena semakin terdesak dengan keadaan alam yang semakin berubah, beruang madu harus mengubah kebiasaan yang aktif pada siang hari. Mereka harus melakukan aktivitas mereka pada malam hari. Mereka terpaksa menjadi hewan nokturnal.
Perkembangan Biakan Beruang Madu

Beruang madu juga sama dengan jenis beruang lainnya. Mereka bisa menunda perkembangan sel telur (delay implantation), sampai gemuk tubuh mereka pas, cuacanya yang baik, hingga ketersediaan makanan mereka mencukupi. Tapi tak ada musim kawin khusus untuk beruang jenis ini. Jika jenis beruang lainnya bisa melahirkan lebih dari satu bayi, maka beruang ini hanya bisa melahirkan satu bayi saja. Bayi kembar jarang ditemukan di alam ataupun di kebun binatang. Putingnya hanya ada empat sedangkan beruang lain memiliki hingga enam puting. Beruang madu melahirkan di pohon yang bolong atau gua. Tujuannya untuk melindungi anaknya yang masih rentan dengan keadaan sekitarnya.
Itulah sebabnya jumlah beruang madu makin berkurang saja setiap tahunnya. Perkembang biakannya cukup sulit dari hewan lainnya. Luas hutan sebagai habitat alami mereka juga semakin berkurang. Perburuan liar yang terus terjadi, terus mengganggu keadaan hewan tersebut.
Status Keberadaan Beruang Madu
Karena tak banyak data observasi tentang hewan ini, maka statusnya tak bisa dipastikan dengan jelas. Pada April tahun 2004, Persatuan Konservasi Dunia (IUCN) menyatakan status “tidak diketahui karena kurangnya data” (data deficient) menjadi “terancam” (vulnerable) karena habitat dan sumber makanan mereka yang terus berkurang di alam liar. Di Indonesia, beruang madu dilindungi Undang-Undang sejak 1973 (SK Menteri Kehutanan) dan diperkuat dengan peraturan pemerintah yang melarang perburuan dan hewan ini.
Jumlah hewan ini yang semakin sedikit diakibatkan oleh beberapa faktor di bawah ini :
- Kerusakan dan fragmentasi hutan diakibatkan oleh ulah manusia
- Perburuan dan penjualan bagian tubuh lainnya
- Perburuan yang akan diambil bagian tubuhnya dan dijadikan obat tradisional. Padahal tak ada bukti ilmiah tentang khasiat dari hewan ini.
- Kebakaran hutan yang melenyapkan habitat alami
- Perburuan untuk dijadikan satwa peliharaan, padahalkan ini tidak boleh
- Pembunuhan hewan ini akibat dari kerusakan kebun masyarakat yang telah diganggu. Karena konflik semakin tinggi, maka tak sedikit pula yang habis dibunuh.
Semakin ke sini keadaan alam semakin tidak seimbang. Hewan yang biasa dianggap pengganggu juga memiliki peranan yang besar terhadap kelestarian hutan. Saat ini sudah banyak penggiat kelestarian flora dan fauna. Terutama beruang madu. Semakin ke sini banyak penangkaran sementara beruang madu. Jika sudah siap, hewan ini akan dilepaskan ke alam liar. Tapi tentu saja pelestarian ini juga diimbangi dengan pelestarian hutan. Karena jika keadaan hewannya sudah stabil, tetapi tidak diimbangi dengan hutannya, maka masalah tak akan usai. Syukur banyak penggiat lingkungan yang telah bergerak nyata untuk bumi kita tercinta ini.
Penulis: Putri Handayani
Dikurasi oleh: Citra Isswandari Putri
Referensi literatur
Beruang Madu. 2012. About Sun Bears. https://www.beruangmadu.org/sun-bears/about-sun-bears/?lang=id (Diakses pada tanggal 24 Maret 2021)
Referensi gambar
https://www.beruangmadu.org/sun-bears/about-sun-bears/?lang=id
LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfunding Penggalangan Dana untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung penghijauan yang ada di seluruh Indonesia. mari bersama menjaga dan melestarikan hutan seluruh Indonesia.
Yuk jadi pioneer penghijauan untuk hutan Indonesia yang lebih baik.