Bunga Bangkai, Si Eksotis Endemik Pulau Sumatra

Bunga Bangkai Ternyata Termasuk Suku Talas-talasan

Bunga bangkai merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia yang termasuk ke dalam suku talas-talasan (Araceae). Bunga ini memiliki nama latin Amorphophallus titanum yang merupakan tanaman endemik Pulau Sumatera. Odoardo Beccari, seorang ilmuwan asal Italia, menemukan bunga ini pertama kali di kawasan Lembah Anai, Sumatera Barat pada tahun 1878. Bunga bangkai ini termasuk tanaman yang memiliki bobot yang berat dan dapat tumbuh menjulang tinggi. Berat tanaman ini dapat mencapai 25 kg hingga 100 kg dan tingginya mencapai hingga 3 meter. Karena ukurannya yang paling besar di antara suku talas itu lah tanaman ini disebut sebagai bunga bangkai raksasa.

Ads
Gambar 1. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum), Tanaman Endemik Sumatera
Gambar 1. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum), Tanaman Endemik Sumatera

Sesuai namanya, tanaman ini memiliki bau yang sangat tidak sedap. Bunga bangkai dapat mengeluarkan aroma tidak sedap yang aromanya dapat tercium hingga radius 100 m. Staf Kebun Raya AS yang telah menyaksikan mekarnya A. titanum ini mendeskripsikan baunya seperti “popok” hingga “paduan ikan busuk dengan bawang merah busuk”. Walaupun bunga ini memiliki bau yang sangat tidak sedap, orang-orang tetap tertarik untuk melihat tanaman ini. Alasan orang-orang tetap ingin melihat bunga ini karena A. titanum jarang mekar, sehingga orang-orang ingin melihat keadaannya ketika mekar.

Mengapa Aroma Bunga Bangkai Tidak Sedap?

Bunga bangkai ini menyukai panas dan kelembaban yang tinggi. Selain itu, tumbuhan ini juga memerlukan daerah atau ruang yang luas untuk dapat tumbuh. Bau khas yang ada pada tumbuhan ini berasal dari sejumlah molekul yang memiliki variasi aroma tidak sedap yang berbeda-beda. Salah satunya seperti timethylamine yang memiliki bau seperti ikan yang membusuk. Asam isovaleric memiliki bau seperti keju dan kaus kaki yang berkeringat. Menurut Rob Raguso, seorang ahli ekologi kimia dan juga profesor di Cornell University, tanaman berbentuk cangkir ini memadamkan bau belerang, dan ini seolah-olah seperti “tombol” bagi lalat. Suhu tanaman ini juga dapat meningkat, sehingga meyakinkan serangga-serangga pecinta daging untuk datang menuju tanaman ini karena serangga-serangga tersebut menduga tanaman ini merupakan daging yang dapat dijadikan sebagai tempat bertelur.

Fase Pertumbuhan Bunga Bangkai Raksasa

Pada dasarnya bunga bangkai ini memiliki dua fase dalam masa pertumbuhannya, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif, pertumbuhan ditandai dengan mulai tumbuhnya daun soliter pada petiole vertikal. Biasanya ini dapat tumbuh hingga 5 meter. Daun bunga ini bisa bertahan hingga 2 tahun. Setelah melalui periode ini, A. titanum mulai memasuki keadaan dormansi, yaitu suatu keadaan ketika tanaman berhenti tumbuh sebagai respon atas keadaan yang tidak menjunjung pertumbuhannya. Biasanya keadaan ini akan berlangsung selama beberapa bulan. Setelah kejadian ini berlangsung, daun pada bunga ini akan mengalami penuaan. Tumbuhnya bunga pada tanaman ini dipengaruhi oleh faktor cadangan makanan dan lingkungan tanaman tersebut. Jika cadangan makanan dan lingkungannya memenuhi, bunga akan tumbuh. Namun, jika kedua hal tersebut tidak dapat memenuhi atau kurang, A. titanum justru akan kembali membentuk daun yang baru.

Gambar 2. Siklus Hidup Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)
Gambar 2. Siklus Hidup Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum)

Keadaan Amorphophallus titanum di Ujung Tanduk Kepunahan

Saat ini, Amorphophallus titanum dikabarkan terancam punah. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ancaman kepunahan ini berasal dari perbuatan manusia. Penebangan hutan dan pengalihan fungsi hutan menjadi sektor industri, ladang, atau perkebunan menjadi salah satu kegiatan manusia yang menciptakan ancaman kepunahan tersebut. Hal unik dan menyimpang yang juga menjadi salah satu faktor penyebab ancaman kepunahan A. titanum ini yaitu adanya pola pikir masyarakat setempat yang beranggapan bahwa karena besarnya tanaman ini, maka tanaman ini dapat memangsa manusia. Mitos yang diyakini ini lah yang membuat masyarakat daerah setempat melakukan perusakan pada tanaman raksasa ini. Melihat hal dan kondisi seperti ini, sudah seharusnya kita semakin sadar dan perhatian terhadap tanaman ini, terlebih lagi karena tanaman ini merupakan tanaman endemik Indonesia. Sehingga, ketika kita dapat menjaganya dengan baik dan membiarkan tanaman ini tetap tumbuh sebagaimana mestinya, maka ancaman kepunahan pada tanaman ini pun dapat semakin kecil potensinya.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com
Gambar 3. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) Terancam Punah
Gambar 3. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) Terancam Punah

 

Penulis: Mikhael Sihite

Dikurasi oleh: Citra Isswandari Putri

 

Referensi Literatur

Laras Widyaningrum, G. 2020. Amorphophallus titanum, Si Bunga Bangkai Raksasa yang Terancam Punah. National Geographic. Tersedia dalam: https://nationalgeographic. grid.id/read/131981622/amorphophallus-titanum-si-bunga-bangkai-raksasa-yang-terancam-punah?page=all. Diakses pada 22 Februari 2021.

Jamilah, S. Botani A. titanum, Amorphophallus titanum. Tersedia dalam: https://generasibiologi.com/2018/06/botani-bunga-bangkai-amorphophallus.html. Diakses pada 22 Februari 2021.

Rachel A. Becker, Lara Sorokanich, Melody Kramer. 2015. What Makes the Corpse Flower Stink So Bad? National Geographic. Tersedia dalam: https://www.nationalgeographic. com/science/article/150930-stinky-corpse-flower-chicago-botanic-garden-blooms. Diakses pada 22 Februari 2021.

Sorokanich, L. 2013. Stop and Smell the Corpse Flower. National Geographic. Tersedia dalam: https://www.nationalgeographic.com/science/article/130715-corpse-flower- bloom-botany-science. Diakses pada 22 Februari 2021.

 

 

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.

 

Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.