Burung wiwik kelabu atau yang bernama latin Cacomantis merulinus ini adalah burung yang masuk dalam famili Cuculidae. Di Indonesia, burung ini memiliki beberapa nama lain, seperti burung kedasih dan burung emprit ganthil. Burung ini juga mempunyai sebutan-sebutan yang unik, mulai dari burung licik hingga burung pembawa malapetaka.
Karakteristik
Wiwik kelabu adalah burung yang berukuran kecil. Burung ini memiliki panjang tubuh sekitar 21 cm. Hal yang unik dari burung ini adalah memiliki warna yang berbeda untuk burung muda dan burung dewasa. Spesies muda burung ini berwarna kecoklatan dengan garis-garis hitam di bagian atas tubuh. Sedangkan burung dewasa memiliki warna kelabu di bagian kepala, leher dan dada atas. Selain itu, burung ini juga memiliki warna coklat pada punggung dan kuning jingga pada perut.

Keunikan lainnya dari burun gini adalah suara yang mereka kelaurkan. Burung ini mempunyai suara yang khas, yaitu mendayu-dayu. Karena suaranya tersebut, burung ini dalam bahasa Inggris disebut dengan plaintive cuckoo atau burung yang mendayu.

Habitat dan Populasi
Burung wiwik kelabu dapat ditemukan dengan mudah di berbagai tempat. Burung ini hidup di hutan terbuka, hutan sekunder, lingkungan pemukiman, hingga wilayah perkotaan. Di Indonesia, burung ini dapat ditemukan di berbagai wilayah, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan.
Tersebar di berbagai daerah dan dapat ditemukan di berbagai tempat membuat kita dapat menyimpulkan bahwa populasi dari burung ini tergolong masih banyak. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memberikan status konservasi resiko rendah (least concern). Hal itu berarti bahwa populasi dari burung ini masih melimpah dan belum terancam punah. Dalam undang-undang, hewan ini juga tidak termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi.
Burung yang Benalu
Burung wiwik kelabu kerap disebut sebagai burung yang licik. Kira-kira, kenapa ya? Sepertinya sih penyebutan itu karena burung ini tidak pernah membuat sarang untuk bertelur dan mengerami telurnya sendiri. Selepas bertelur, burung wiwik kelabu betina meninggalkan telurnya di sarang burung lain. Telur-telur tersebut kemudian dierami dan dirawat hingga besar oleh burung lain. Biasanya, burung ini menumpang dan menitipkan telurnya di sarang burung prenjak yang memiliki ukuran sarang yang kecil.
Burung ini menggunakan cara yang licik untuk mengelabui burung prenjak. Burung wiwik kelabu meletakkan telurnya secara diam-diam di sarang burung prenjak, sehingga burung prenjak tidak mengetahui bahwa telur yang dierami bukan telurnya sendiri. Tak hanya menitipkan secara diam-diam, burung ini juga membuang telur dari burung prenjak, sehingga burung prenjak hanya merawat dan membesarkan bayi burung wiwik klabu saja.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, warna dari burung wiwik kelabu muda juga berbeda dengan burung dewasa. Hal ini tak lain bertujuan agar burung prenjak tetap terkelabui Wah, benar-benar licik ya.
Burung Pembawa Malapetaka
Selain dikenal sebagai burung yang licik, burung wiwik kelabu juga dikenal sebagai burung pembawa malapetaka. Namun, hal ini hanya mitos dalam masyarakat Jawa saja. Bagi sebagian masyarakat Jawa, burung wiwk kelabu dianggap sebagai burung yang kehadirannya membawa malapetaka. Jika burung ini datang ke suatu tempat lalu berkicau, maka akan terjadi musibah bagi orang-orang yang berada di tempat tersebut. Musibah tersebut bisa saja wabah penyakit atau kecelakaan.
Burung ini biasanya akan datang pada malam hari. Jika tidak diusir dan dibiarkan berkicau, maka musibah akan datang semakin banyak. Oleh karena itu, biasanya burung ini akan diusir oleh warga. Setelah itu warga yang didatangi akan berdoa kepada Tuhan agar terhindar dari musibah.
Penulis: Irfan Maulana
Referensi Literatur:
Redaksi. alamendah.org. 24 September 2011. https://alamendah.org/2011/09/24/wiwik-kelabu-kedasih-burung-parasit-burung-kematian/. 1 April 2021.
Redaksi. kehati.jogjaprov.go.id. 26 September 2020. http://kehati.jogjaprov.go.id/detailpost/burung-wiwik-kelabu. . 1 April 2021.
Vera, Triani. “Emprit Gantil.” (2019): 1-17. http://digilib.isi.ac.id/6327/4/JURNAL%20%20Triani%20Vera.pdf.
Referensi Gambar:
Gambar 1: https://www.indonesiana.id/images/all/2015/04/11/Incuing!1.jpg
Gambar 2: https://alamendah.org/2011/09/24/wiwik-kelabu-kedasih-burung-parasit-burung-kematian/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!