
Sekilas Mengenai Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk membuang sampah-sampah yang telah mencapai tahap akhir dalam pengelolaan sampah. TPA juga digunakan untuk mengumpulkan limbah yang belum didaur ulang dan digunakan kembali. Umumnya, tempat pembuangan sampah akhir banyak mengandung sampah rumah tangga dan komersial, baik organik maupun anorganik. Sebagian besar masyarakat Indonesia hingga saat ini masih mengandalkan TPA sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Meskipun telah diatur, dirancang, dioperasikan, serta dipantau kepatuhannya, keberadaan TPA di suatu daerah nyatanya menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan manusia serta lingkungan sekitarnya.
Dampak TPA bagi Makhluk Hidup
Pada artikel ini akan dijelaskan beberapa dampak yang terjadi akibat adanya TPA, baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang terhadap makhluk hidup. Beberapa di antaranya adalah:
Mempengaruhi Kesehatan Manusia Secara Umum
Paparan limbah berbahaya yang terkandung dalam TPA dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Anak-anak yang hidup di lingkungan sekitar TPA menjadi kelompok yang paling rentan terhadap bahaya limbah yang terdapat di tiap-tiap TPA. Dilansir dari beberapa sumber, paparan langsung dari TPA dapat menyebabkan timbulnya penyakit baik bagi manusia maupun hewan. Selain itu, limbah kimia yang terkandung di TPA dapat menyebabkan keracunan bahan kimia. Selain itu, bau yang dihasilkan dari TPA terlalu kuat dan bisa mengganggu pernapasan manusia.
Meracuni Tanah, Air, dan Tanaman
Limbah pada TPA telah diidentifikasi berdampak negatif terhadap makhluk hidup, termasuk tanaman. Umumnya, tanaman yang tumbuh di sekitar TPA telah terkontaminasi racun yang berasal dari limbah yang terdapat di TPA. Apabila TPA terdapat di lingkungan yang menghasilkan tanaman pangan, ini dapat berbahaya bagi manusia karena manusia akan mengonsumsi makanan yang berasal dari tanaman pangan tersebut. Hal ini dapat berbahaya bagi manusia dalam jangka panjang. Selain itu, apabila kita mengonsumsi air yang berasal dari wilayah sekitar TPA, bukan tidak mungkin bahwa air tersebut telah tercemar zat-zat berbahaya yang berasal dari TPA.
Tempat Bersarangnya Hewan Pengerat dan Lalat
TPA merupakan tempat yang sempurna bagi lalat, hewan pengerat seperti tikus, dan spesies lain yang memakan limbah di TPA. Apabila manusia tinggal di sekitar TPA, hewan-hewan ini bisa saja masuk ke rumah orang tersebut dan mengganggu aktivitas manusia. Selain itu, keberadaan spesies-spesies tersebut di rumah membawa kuman-kuman yang berasal dari limbah TPA, sehingga dapat mengotori kawasan tempat tinggal sekitar TPA.
Dampak TPA bagi Lingkungan
Secara jelas, dapat dikatakan bahwa keberadaan TPA tentu berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Berbagai macam dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya TPA, antara lain:
Sumber Utama Polusi
Keberadaan TPA di suatu wilayah dapat mencemari udara, tanah, dan sumber air bawah tanah. Seperti yang telah kita ketahui bersama, gunungan sampah dari TPA bukanlah pemandangan yang indah untuk dilihat. Wilayah sekitar TPA idealnya juga bukan merupakan tempat yang tepat untuk ditinggali makhluk hidup, termasuk manusia. TPA menghasilkan aroma tidak sedap yang memuakkan, yang dapat mencemari udara sekitar wilayah TPA. Selain itu, aroma tidak sedap ini tentunya mengundang hewan-hewan yang terkesan menjijikkan seperti tikus dan hewan-hewan sejenis lainnya.
Menyimpan Racun
TPA menampung berbagai jenis sampah yang berasal dari berbagai macam instansi dan kalangan dengan berbagai jenis bahan pula, dan sebagian besar di antaranya mengandung zat beracun. Limbah dari barang-barang elektronik misalnya, berbagai macam sampah yang berasal dari barang-barang elektronik seperti televisi, komputer, dan peralatan listrik mengandung berbagai macam zat berbahaya, seperti merkuri, PVC, asam arsen, timbal, dan kadmium.
Menyebabkan Pemanasan Global
TPA tidak mudah dibersihkan, inilah sebabnya mengapa TPA menyimpan efek buruk dengan jangka panjang. Apabila sampah terkubur di tempat pembuangan sampah, sampah akan lama terurai dan butuh waktu sangat lama untuk dapat mengurai sampah-sampah yang terbengkalai di sana. Hal ini beresiko bagi generasi mendatang serta lingkungan sekitarnya. Sampah-sampah yang terkandung dalam TPA akan membusuk, kemudian melepaskan metana, yang merupakan gas rumah kaca yang 28 kali lebih kuat dibandingkan dengan karbon dioksida. Dengan terlepasnya gas metana dari TPA ke atmosfer, gas tersebut dapat memerangkap lebih banyak panas di atmosfer, sehingga dalam jangka panjang ini bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global serta perubahan iklim. Oleh karena itu, apabila TPA dibiarkan terbengkalai secara terus menerus, akan berakibat kurang baik bagi iklim dunia dalam jangka panjang.
Alternatif untuk Tempat Pembuangan Akhir
Terdapat beberapa alternatif untuk memanfaatkan sampah-sampah, mulai dari cara-cara yang mudah yang bisa kita lakukan hingga yang rumit, agar dapat meminimalisir sampah-sampah yang terbuang supaya tidak menggunung di TPA. Beberapa alternatif tersebut antara lain:
Daur Ulang
Sejauh ini, daur ulang menjadi alternatif yang paling jelas untuk memanfaatkan sampah-sampah yang terdapat di TPA. Mayoritas produk-produk sampah yang ada di TPA seperti kaca, kertas, kayu, tekstil, alumunium, plastik, dan sebagainya dapat didaur ulang dengan melalui berbagai proses, tergantung jenisnya. Daur ulang akan mengubah sampah-sampah yang tak terpakai tersebut menjadi barang-barang yang nantinya dapat digunakan kembali, sehingga akan meminimalisir jumlah sampah yang terdapat di TPA.

Pengomposan
Pengomposan merupakan suatu proses yang memungkinkan limbah-limbah biologis dapat terurai secara alami untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman. Pengomposan juga merupakan proses ramah lingkungan yang sederhana dan dapat dilakukan oleh banyak orang untuk mengurangi sampah rumah tangga.

Mengubah Limbah Menjadi Energi
Proses ini mengubah sampah plastik menjadi energi dengan cara memanaskan, meleburkan, dan kemudian menguapkan sampah plastik tersebut menjadi gas. Proses mengubah limbah menjadi energi seperti ini dapat mengurangi kebutuhan penggunaan TPA. Selain itu, proses ini juga dapat mengurangi gas emisi rumah kaca yang berbahaya bagi atmosfer. Proses ini juga dapat menghasilkan energi terbarukan, yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber energi yang jumlahnya terbatas.

Penulis: Dhesta Alfianti
Referensi Literatur
Kasam. (2011). “Analisis Resiko Lingkungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah (Studi Kasus: TPA Piyungan Bantul)”. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Vol. 3, No. 1, Januari 2011, 019-030. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Novia Arum Solikhah, dkk. (2011). “Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul”. Pelita – Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY Vol. VI, No. 2, Agustus 2011.
Yusmiati. (2017). “Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru”. Jurnal JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 Februari 2017. Pekanbaru: Universitas Riau.
Rinkesh. “Are Landfills Bad For the Environment?” Diakses melalui https://www.conserve-energy-future.com/are-landfills-bad-for-environment.php pada 25 Januari 2021 pukul 08.38 WIB.
Referensi Gambar
- Ilustrasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/07/10432001/disorot-leonardo-dicaprio-ini-7-fakta-tpst-bantargebang-yang-kian-kritis?page=all
- Hasil Daur Ulang Sampah https://bisnisukm.com/bisnis-daur-ulang-sampah-plastik-usaha-masa-depan.html
- Pupuk Kompos https://www.dekoruma.com/artikel/97765/cara-membuat-pupuk-kompos
- Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik https://biz.kompas.com/read/2019/09/10/210434928/mengolah-sampah-menjadi-listrik
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!