
Manusia yang mempunyai keanekaragaman sifat membuat bumi sebagai tempat tinggal juga mengikuti alurnya. Ada manusia baik dengan segala macam tindakan untuk merawat bumi agar selalu sehat. Namun, ada juga manusia yang bersifat jahat dan serakah menetap di bumi hanya untuk merusak segala macam sumber daya yang bumi punya untuk membahagiakan diri sendiri. Bumi yang mempunyai pesona indah disebut sebagai “planet impian”, adanya segala macam yang ia punya menjadikan manusia semakin arogan tanpa melihat ada hal pembatas di setiap hal kebebasan. Keindahan yang diciptakan tersebut layak kita jaga dan tanggung agar kehidupan kedepannya. Bumi tidak mempunyai amarah kepada manusia. Namun, faktanya bumi terus meluapkan amarah yang kian besar, adanya gempa, banjir, kemarau yang panjang, sehingga hutan yang semakin menghilang dikarenakan ulah para manusia serakah. Artikel berikut akan menjelaskan tentang dampak perubahan iklim bagi hutan di Indonesia di masa pandemi.
Perubahan Iklim Indonesia
Perubahan iklim yang terjadi pada Indonesia menjadi sorotan permasalahan yang sangat penting. Beberapa dari permasalahan tersebut antara lain populasi ikan yang kian menurun terjadi di laut, adanya kenaikan tinggi muka laut, perubahan temperatur rerata harian, serta pola curah hujan. Permasalahan-permasalahan tersebut menimbulkan dampak berbagai sektor di Indonesia mengalami gangguan. Penduduk Indonesia yang bergantung terhadap kehidupan alam juga mengalami kendala dalam menjalankan kegiatan karena perubahan iklim yang terjadi. Bidang perikanan, pertanian, perekonomian, kesehatan hingga pendidikan pun harus terkena imbasnya.
Temperatur rerata harian yang meningkat mempengaruhi pola pada curah hujan yang biasanya ditentukan oleh sirkulasi monsun Australia dan Asia. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi perubahan pada curah hujan secara ekstrem. Bukan hanya peningkatan temperatur harian saja yang membuat komponen lingkungan mengalami kendala, melainkan kenaikan suhu pada bumi juga memberikan dampak. Tatanan sistem iklim menjadi berubah sehingga terdapat kerusakan alam, misalnya aspek kualitas air dan hutan. Peningkatan pemanasan global mendorong tingginya jumlah air pada atmosfer sehingga curah hujan meningkat. Tingkat curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan kemungkinan menurunnya kualitas sumber air. Penyebab itu dikarenakan air yang disimpan langsung turun kembali ke laut tanpa melalui filter penyimpanan pada sumber air yang digunakan manusia.
Dampak Lingkungan Akibat dari Perubahan Iklim Indonesia
Hutan memiliki fungsi sebagai produsen oksigen dan membantu menyerap gas rumah kaca. Produksi bahan pangan baik dari sektor kelautan maupun sektor kehutanan dan pertanian mengalami dampak dari perubahan iklim yang semakin meningkat. Terlepas dari tingginya curah hutan, terdapat gas rumah kaca yang semakin tinggi, komponen yang dimiliki hutan salah satunya pohon mengalami kekeringan akibat suhu dalam perubahan iklim terus meningkat. Dampak dari kematian pohon-pohon juga membuat karbondioksida semakin parah dikarenakan tidak adanya yang menyerap karbondioksida. Kedua hal tersebut yang terus-menerus mengalami peningkatan yang drastis menyebabkan paru-paru bumi menghilang.
Hutan Indonesia yang disebut sebagai paru-paru dunia mengalami kemunduran dikarenakan berbagai masalah yang terjadi, salah satunya kebakaran hutan yang melanda terus-menerus. Hutan yang sebagai rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna semakin berkurang. Rusaknya hutan menyebabkan banyak dari flora dan fauna lambat laun akan punah jika tidak bisa bertahan hidup. Manusia yang seharusnya memiliki sifat bersahabat terhadap flora dan fauna yang berada di bumi malah menghancurkan kehidpuan komponen yang berada di bumi ini. Padahal, manusia memiliki karakteristik saling bergantungan terhadap makhluk hidup lainnya.

Terdapat 2 (dua) kemungkinan kerusakan hutan, yaitu adanya kebakaran dan kematian pohon-pohon dengan sendirinya akibat perubahan iklim. Kebakaran hutan sebagai bencana alam yang dapat juga disebabkan oleh 2 (dua) kemungkinan, yaitu, adanya ulah tangan manusia dan alam. Kebakaran disebabkan oleh faktor alam contohnya terkena oleh sambaran petir. Selanjutnya adanya campur tangan manusia yang menyebabkan kebakaran hutan, seperti pembakaran sampah sembarangan dan pengelolaan kebun kelapa sawit.
Penyebab dari pengelolaan kebun kelapa sawit selalu dikaitkan dengan para petani yang berada di posisi tersebut. Namun, penyebab tersebut masih dianggap belum sepenuhnya benar. Terdapat hal lain seperti kekeringan yang terjadi pada lahan kelapa sawit terjadi pada musim kemarau dan angin kencang menjadikan ranting pohon satu dengan pohon lainnya mengalami gesekan yang menimbulkan api. Kemungkinan juga api yang menjalar sangat cepat sehingga tanpa disadari oleh para petani dan penjaga, telah menjadi kobaran api yang besar. Hutan Indonesia mengalami kekeringan dan mati memicu adanya peluang banjir yang akan melanda beberapa wilayah Indonesia, meningkatnya intensitas curah hujan dan tinggi muka laut, wilayah pesisir akan mengalami banjir ekstrim seperti DKI Jakarta. Pada sektor kelautan mengalami penurunan drastis karena adanya perubahan tinggi muka laut, temperatur, dan pola arus. Perubahan iklim disebabkan pemanasan global mengakibatkan penurunan produksi ikan di wilayah Indonesia.
Kondisi Hutan saat Pandemi Koronavirus Terjadi

Indonesia mengalami pandemi corona virus yang terjadi awal Maret 2020 hingga bulan Oktober ini belum mereda. Bukan hanya corona virus yang semakin meningkat, laju kerusakan hutan Indonesia dan negara lain pun ikut mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan. Dilansir dari detikNews, pada awal bulan Juli 2020 disebutkan bahwa 70.736 ribu penduduk Indonesia dinyatakan positif corona virus.
Peningkatan kasus positif corona virus ini memberikan dampak terhadap sektor ekonomi yang menurun dari bulan Maret hingga Oktober awal ini. Dampak tersebut menyerang berbagai kelompok masyarakat. Bukan soal ekonomi saja yang terdampak pandemi corona virus ini, ada banyak hal sektor yang terdampak salah satunya pada kerusakan hutan. Pemikiran dari penduduk Indonesia mungkin hutan akan mengalami baik-baik saja, namun sejak awal datangnya corona virus diawal bulan Maret terdapat kerusakan hutan di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur sampai wilayah Indonesia bagian barat.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi adanya kerusakan hutan di masa pandemi corona virus ini, antara lain:
- Kebijakan karantina wilayah yang menyebabkan kurangnya pengawasan hutan.
- Adanya dampak ekonomi yang menekan penduduk wilayah mengalami keterpaksaan dalam bergantung dengan hutan untuk bertahan hidup.
- Adanya potensi kebakaran hutan di musim kemarau yang sedang berlangsung sekarang ini. Musim kemarau yang terjadi pada tahun 2020, bukan hanya menyebabkan kebakaran hutan, melainkan dengan adanya kebakaran hutan akan memberikan dampak yang secara langsung berlanjut meningkatnya risiko penularan corona virus yang menyerang masyarakat pada wilayah kebakaran. Akibat dari kebakaran itu juga merusuk pada asap tinggi memungkinkan penyebaran corona virus akan jauh lebih tinggi, belum juga masyarakat yang memiliki penyakit bawahan, salah satunya penyakit pernapasan seperti asma. Data mengidentifikasikan orang yang memiliki penyakit tersebut masuk ke dalam kelompok dengan kerentanan menjadi pasien corona virus.
Menurut ketiga faktor di atas memang mempunyai berbagai kemungkinan, salah satunya faktor yang pertama bahwa kurangnya dalam pengawasan hutan menimbulkan adanya tindakan penebangan pohon secara ilegal. Dilansir oleh Voaindonesia.com, adanya pandemic corona virus tidak menyulutkan semangat dalam penebangan hutan, malah kondisi sekarang ini dijadikan kesempatan dalam penebangan hutan secara ilegal. Terdapat penambahan 15 kasus yang terjadi selama 6 bulan di berbagai hutan Indonesia. Maka dari itu diperlukan adanya sebuah kebijakan hukum yang ketat dalam pengawasan hutan yang berada di Indonesia, sehingga tidak ada kasus penebangan pohon ilegal di masa pandemi seperti sekarang ini maupun keadaan normal nantinya.
Penulis: Zulfa Khoirun Nisa
Referensi:
https://sains.kompas.com/read/2013/04/01/11290330/Perubahan.Iklim.di.Indonesia?page=all
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!