Mari Berkenalan Dengan Earthen Project
Earthen Project merupakan sustainable living homewares yang memiliki motto “Be a part of the solution, not a part of the pollution” – from earth, for earth. Sustainable living merupakan gaya hidup yang belakang ini banyak diterapkan oleh sebagian orang di seluruh dunia. Gaya hidup yang satu ini dibuat untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik yang menjadi momok kerusakan iklim dan lingkungan.
Oleh karena itu, Earthen Project mendukung penuh gaya hidup yang ramah lingkungan ini dengan mengajak kita semua untuk meminimalisir penggunaan plastik, dan menjaga lingkungan dari kerusakan iklim.
Produk-produk Earthen Project sangat beraneka ragam, mulai dari lunch box, foldable green cultery set, foldable cup, unpaper cloth, masker kain, hingga hand sanitizer. Lebih jelas, pembaca bisa melihat langsung produk Earthen Project melalui akun instagram @earthen.project seperti pada gambar di bawah ini.

Untuk pemesanan silakan kirim pesan langsung di akun tersebut.
Lindungi Bedono Dari Abrasi
Selain menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan pada produknya, Earthen Project juga turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman kerusakan dengan menggandeng organisasi peduli lingkungan, yaitu LindungiHutan. Earthen Project kini memberikan komitmen lebih terhadap isu lingkungan berupa penanaman pohon mangrove di berbagai titik tertentu yang bertujuan untuk pencegahan Abrasi.
Surya Prawiradisastra menyebut bahwa abrasi adalah suatu proses pengikisan pantai. Pada umumnya, abrasi diakibatkan oleh gelombang atau arus laut. Fenomena alam tersebut berupa pengikisan pantai, fenomena ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, terkadang hal ini bisa terjadi akibat ulah tangan manusia.

Abrasi adalah momok yang menakutkan bagi masyarakat pesisir laut, gelombang besar yang disebabkan oleh angin kencang menjadi salah satu penyebab abrasi. Selain itu, campur tangan manusia juga acap kali menjadi penyebab abrasi, beberapa di antaranya berupa reklamasi maupun eksploitasi pasir pantai secara berlebih.
Pesisir utara Semarang kini tak lagi sama. Abrasi telah menghancurkan sedikitnya 337.968 hektar luasan pesisir di ibu kota Jawa Tengah itu hanya dalam kurun waktu lima tahun, dari 2008 hingga 2013. Bukan hanya garis pantai yang rusak, potensi banjir rob semakin jamak di sepanjang kawasan tersebut (Tirto.id, 2020).
Abrasi selalu menjadi ancaman menakutkan bagi wilayah dengan perairan terbanyak seperti Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah abrasi, salah satunya adalah penanaman mangrove. Pohon mangrove memiliki peranan yang sangat penting sebagai pertahanan di garis pantai. Selain dapat mencegah abrasi, mangrove juga menjadi sumber nutrien bagi ekosistem yang hidup disekitarnya. Sebaliknya, penebangan mangrove dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan alami bagi pantai, serta dapat mengakibatkan kematian pada ikan dan hewan lain disekitarnya oleh sebab keruh air penebangan pohon mangrove.
FAO pada tahun 2005 mencatat luas hutan mangrove di Indonesia mencapai angka 3.062.300 hektar atau hanya 19% dari luas mangrove di seluruh dunia. Luas hutan mangrove di Indonesia semakin berkurang dari tahun ke tahun, terhitung sejak tahun 1980 sampai tahun 2005, pada rentang waktu tersebut sudah 120.000 hektar luas
hutan mangrove yang hilang yang disebabkan perubahan penggunaan lahan, baik menjadi pertanian maupun lahan industri.

WHO juga menambahkan dalam rentang waktu 34 tahun, dunia telah kehilangan 30% hutan bakau. Lebih parahnya lagi ialah Indonesia menjadi penyumbang terbesar kerusakan secara global, artinya dunia kehilangan 800.000 hektar ekosistem bakau hanya karena kerusakan ekosistem tersebut di satu negara.
Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil DKP Jateng, Lilik Harnadi mengatakan lahan seluas 8.023 hektar tenggelam akibat abrasi. Wilayah yang terkena dampak abrasi terbesar di Jawa Tengah diantaranya Kabupaten Brebes seluas 2.300 hektar, Demak 2.200 hektar, dan Kota Semarang sekitar 1.900 hektar (Kompas, 2020).
Abrasi di daerah Jawa Tengah merupakan masalah usang yang tidak pernah selesai, tindakan yang dilakukan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah abrasi tidak selaras dengan pembangunan infrastruktur yang terbilang masif. Bahaya abrasi dan pentingnya peran pohon mangrove seharusnya menjadi perhatian penting untuk kita semua, agar terciptanya keseimbangan alam. Pelestarian mangrove menjadi pilihan yang baik. Berikut adalah project Lindungi Bedono bersama Earthen Project.
Kampanye Earthen Lindungi Bedono
Kampanye ini adalah komitmen bersama yang dilakukan oleh Earthen Project dan LindungiHutan, kampanye tersebut bertujuan untuk mencegah abrasi di Bedono, Demak. Penanaman pohon mangrove tersebut didapatkan dari sebagian keuntungan produk Earthen Project. Dibutuhkan hanya sebesar Rp 10,000/pohon untuk melakukan penanaman dan perawatan mangrove di daerah Bedono, Demak.
Harapannya wilayah yang menjadi target penanaman pohon mangrove ini bisa terlindungi dari abrasi, serta menciptakan keseimbangan flora dan fauna, dan memberikan banyak manfaat untuk masyarakat sekitar.
Nama Penulis: Ipan Fanani
Referensi
Kompas (2020, Maret 26). Perubahan Iklim, Pesisir Indonesia Terancam Tenggelam: Mereka yang Bertaruh Nyawa (2). https://regional.kompas.com/read/2020/03/26/13030021/perubahan-iklim-pesisir-ind onesia-terancam-tenggelam–mereka-yang-bertaruh?page=all.
Tirto.id. (2020, Januari 23). Pantai Utara Menelan Jawa Tengah. Tirto.id. https://tirto.id/pantai-utara-menelan-jawa-tengah-eutM
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk, jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!