
Pengertian Forest Dieback
Forest Dieback adalah suatu fenomena dimana pohon-pohon di hutan dalam jumlah yang besar kehilangan kesehatan dan mati tanpa sebab yang jelas. Dikutip dari Britannica, Dieback merujuk pada kepunahan yang disebabkan karena gejala umum atau penyakit yang menyerang tanaman berkayu. Kondisi ini ditandai dengan kematian ranting, cabang, pucuk, atau akar mulai dari ujungnya secara progresif, dan kemudian merembet hingga ke seluruh bagian pohon hingga pohon didapati dalam kondisi tidak berdaun sama sekali, dan jika dilihat pohon tersebut menyerupai tanduk rusa jantan.
Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan penurunan kondisi hutan dan juga kerusakan hutan. Biasanya, kondisi seperti ini mempengaruhi satu spesies pohon saja, namun dalam beberapa kasus, berbagai jenis pohon yang berbeda dalam satu hutan yang sama juga dapat mengalami fenomena ini. Fenomena ini umumnya mempengaruhi sepanjang perimeter hutan, muncul pada ketinggian tertentu, atau tersebar di seluruh ekosistem hutan. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan secara terus menerus dan tidak segera ditangani, dikhawatirkan terjadi kerusakan hutan dan bisa menyebabkan perubahan iklim yang besar di masa mendatang.

Penyebab Forest Dieback
Fenomena Forest Dieback dapat terjadi karena beberapa sebab, seperti patogen, parasit, hujan asam, dan kekeringan yang melanda kawasan hutan tersebut. Pohon-pohon serta berbagai jenis tumbuhan berkayu lainnya dibunuh oleh sekelompok faktor kompleks yang mencakup parasit, seperti jamur dan berbagai jenis hama lainnya.
Selain itu, hujan asam dan kekeringan juga dapat menjadi faktor pendorong terjadinya Forest Dieback. Hujan asam yang di dalamnya diketahui mengandung banyak senyawa kimia yang berbahaya akibat polusi bisa membuat pohon-pohon dan tumbuhan lainnya mati, terlebih lagi apabila hujan asam terjadi dalam jumlah besar atau terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan apabila kekeringan melanda suatu kawasan hutan, tentu hal tersebut dapat membuat tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitarnya mati. Ini disebabkan karena tumbuhan-tumbuhan yang terdampak kekeringan tidak memperoleh air dan nutrisi yang cukup, sehingga apabila kekeringan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, pohon-pohon serta tumbuhan jenis lainnya juga bisa mati.
Hutan yang mengalami fenomena ini umumnya menunjukkan banyak gejala. Mulanya, pohon-pohon dalam jumlah besar akan mengalami kerontokan pada daun dan ranting-ranting kecilnya, serta akan mengalami perubahan warna daun dan ranting. Daun-daun akan menguning dan berubah drastis, serta ranting-ranting akan berubah warna menjadi abu-abu pucat dan rapuh apabila dipegang. Selanjutnya, terjadi perubahan warna dan kondisi pada tajuk pohon, batang, dan akar pohon, yang juga akan terlihat lebih rapuh dan tidak tampak seperti pohon-pohon yang sehat pada umumnya. Setiap satu batang pohon umumnya dapat menunjukkan gejala yang ringan, gejala yang ekstrim, atau bisa juga mengalami kematian pada saat yang bersamaan. Penurunan fungsi hutan akibat fenomena alam ini akan terjadi apabila Forest Dieback terjadi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera ditangani. Jika dibiarkan secara terus menerus, hal ini akan berakibat pada penurunan jumlah spesies yang ada di hutan tersebut.

Dampak dan Solusi
Apabila sebuah hutan telah dikatakan mengalami Forest Dieback dan pohon-pohon di hutan tersebut telah mengalami kematian dalam jumlah yang cukup besar, hal yang bisa kita lakukan salah satunya adalah menanam pohon kembali untuk menggantikan pohon-pohon yang telah mati. Selain itu, pengendalian kebakaran hutan dan deforestasi, pengendalian hama dan parasit, penggunaan barang-barang yang ramah lingkungan, serta konservasi dan pengelolaan hutan secara optimal juga dapat menjadi opsi pencegahan terjadinya Forest Dieback di hutan.
Di masa kini, ketika kita sebagai manusia generasi masa sekarang menghadapi keadaan darurat iklim, kita harus segera melakukan upaya untuk melestarikan hutan yang selama ini kita kenal sebagai “paru-paru dunia”. Manusia di masa sekarang, baik pemerintah, lembaga-lembaga terkait, maupun masyarakat harus bisa melakukan usaha terbaik untuk dapat menghubungkan kembali kesejahteraan manusia dengan ketahanan ekosistem alam serta hutan-hutan. Ini penting agar kondisi alam nantinya tidak semakin memburuk, dan supaya di masa depan kondisi alam yang bagus dan sejuk nantinya masih bisa dinikmati oleh manusia-manusia pada generasi mendatang.
Penulis: Dhesta Alfianti
Referensi Literatur
Allen, Craig D. “Climate-induced Forest Dieback: An Escalating Global Phenomenon?” Diakses melalui http://www.fao.org/3/i0670e10.htm pada 10 Februari 2021.
Balazy, Radomir, et al. “Forest Dieback processes in Central European Mountains in the context of terrain topography and selected stand attributes”. Forest Ecology and Management 435 (2019) 106-119. Warszawa: Warsaw University of Life Sciences. https://www.researchgate.net/publication/330143049_Forest_dieback_processes_in_the_Central_European_Mountains_in_the_context_of_terrain_topography_and_selected_stand_attributes
IUCN. “Deforestation and Forest Degradation”. Diakses melalui artikel https://www.iucn.org/resources/issues-briefs/deforestation-and-forest-degradation#:~:text=Forest%20degradation%20occurs%20when%20forest,is%20destroyed%20or%20drastically%20degraded pada 10 Februari 2021.
Referensi Gambar
- Ilustrasi Forest Dieback
https://isaacscienceblog.com/2019/08/23/forest-dieback/
- Degradasi Mangrove
https://www.mongabay.co.id/2019/02/11/degradasi-mangrove-indonesia-fenomena-dieback-pada-kawasan-teluk-benoa-bali/
- Forest Dieback
https://www.woodlands.co.uk/blog/flora-and-fauna/german-forest-dieback-waldsterben-2/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!