Jakarta – Gojek meluncurkan fitur GoGreener Carbon Offset dalam aplikasinya yang berkolaborasi dengan startup Jejak.in pada Senin (14/9).
Fitur ini merupakan bagian dari inisiatif GoGreener Gojek, yang bertujuan agar semua orang dalam ekosistem Gojek dapat berpartisipasi dalam upaya peduli lingkungan.
“Kami akan terus mencari cara baru untuk memanfaatkan teknologi guna membantu konsumen menjalani gaya hidup yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” kata co-CEO dan co-founder Gojek Kevin Aluwi dalam sebuah pernyataan.
Inisiatif GoGreener Gojek pertama kali diperkenalkan di platform GoFood pada September 2019. Mereka mengklaim telah mengurangi 10,3 ton plastik sekali pakai melalui pengenalan inisiatif alat makan berbayar dan tas pengiriman yang dapat digunakan kembali untuk mitra pengemudi. Inisiatif keberlanjutan lainnya di bawah GoGreener termasuk proyek percontohan yang sedang berlangsung untuk memungkinkan kendaraan listrik digunakan pada layanan GoRide.
Pada fitur GoGreener Carbon Offset, para pengguna Gojek dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan saat menggunakan alat transportasi dari Gojek, kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.

Untuk mengundang pengguna dalam menggunakan fitur ini, Gojek akan menggandakan jumlah pohon yang ditanam pada enam bulan pertama sejak peluncuran. Pembayaran dilakukan melalui GoPay.
Kolaborasi teknologi Gojek dan Jejak.in diklaim membuat kegiatan penanaman pohon untuk carbon offset menjadi lebih mudah, transparan, dan berkelanjutan.
Para pengguna Gojek dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan setiap harinya, dan memilih opsi untuk melakukan penyerapan jejak karbon tersebut dengan menanam pohon.
Hasil kalkulasi masing-masing pengguna akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang perlu ditanam untuk penyerapan jejak karbon yang dihasilkan.
“Ini adalah satu program yang saya sangat saya suka. Misinya sejalan dengan visi kami sebagai perusahaan yang peduli terhadap dampak sosial. Kami menggandneg Jejak.in untuk bergabung dengan ekosistem kami, dan memperluas dampak positif,” ungkap Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi, dalam acara peluncuran GoGreener Carbon Offset secara online pada Senin (14/9/2020).
CEO & Founder Jejak.in, Arfan Arlanda, dia mengharapkan semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan melindungi kekayaan hayati dengan inovasi teknologi.
“Sehingga, inovasi ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dalam skala yang lebih luas,” tuturnya.
Jejak.in memiliki sistem sensus berbasis software untuk mengelola pohon dan tanaman. Sistem perawatan pohon dilakukan dengan data realtime dan analisis.
Proses Penanaman Pohon oleh LindungiHutan

Pohon yang terkumpul akan ditanam oleh mitra konservator Gojek dan Jejak.in, yaitu Lindungi Hutan, sebuah platform penggalangan dana online khusus untuk konservasi hutan dan lingkungan.
Tim Lindungi Hutan akan melakukan penanaman, pemantauan pertumbuhan pohon, serta laporan evaluasi berkelanjutan.
Untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, pengguna akan diberikan akses ke dasbor pemantauan, di mana mereka dapat melihat laporan pertumbuhan pohon mereka. Laporan ini akan diperbarui tiga kali setahun dan akan mencakup foto dan data, termasuk tinggi pohon, diameter batang, dan status kesehatan.
Di fase pertama, pohon akan ditanam di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta, Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa, dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur. Pohon mangrove akan ditanam di tiga lokasi tersebut.
“Untuk tahap awal baru di tiga lokasi tersebut, dan ini masih fase I. Nanti akan diperluas,” jelas Program Manager GoGreener Carbon Offset, Yoanita Simanjuntak.
Fitur ini juga berencana akan memasukkan lebih banyak lokasi, jenis pohon, dan opsi penggantian kerugian karbon, seperti adopsi pohon.

Metode Penghitungan Carbon Offset
Metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon yang digunakan, mengacu pada rekomendasi ilmiah berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC).
Parameter yang digunakan untuk menghitung jejaring karbon meliputi jarak tempuh, konsumsi bahan bakar, dan faktor emisi. Konversi jejak karbon yang dapat diserap oleh satuan pohon mangrove menggunakan asumsi pertumbuhan pohon dalam satu tahun.
Data aktual maupun data forecasting akan ditampilkan dalam laporan serapan karbon. (Fachrezy Nur Ramadhan/ LindungiHutan)
Dikurasi oleh Inggrit Aulia Wati Hasanah
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!