Musang Luwak, Hewan Kebanggaan Asia

Terlepas dari fakta di mana musang luwak sering dijuluki toddy cat, musang luwak tidak memiliki hubungan biologis dengan kucing. Dalam artian lain, mereka bukanlah keturunan dari leluhur yang sama. Hal ini terlihat dari urutan taksonomi yang terpapar sebagai berikut:

Ads

Taksonomi

Kerajaan : Animalia

Filum : Kordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Karnivora

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Famili : Viverridae

Subfamili : Paradoxurinae

Genera : Paradoxurus

Spesies : Paradoxurus hermaphroditus 

Paradoxurus hermaphroditus  © idntimes.com
Paradoxurus hermaphroditus  © idntimes.com

Morfologi Musang Luwak 

Musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus) atau yang biasanya dikenal sebagai Asian palm civet dalam skala internasional ini, memiliki jumlah populasi yang padat di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. Makhluk ini cenderung memiliki batang tubuh dan ekor yang panjang. mereka memiliki warna bulu yang cukup beragam seperti coklat tua, coklat muda, coklat kekuningan, abu-abu, putih, atau hitam, dengan raut wajah yang mungil, tetapi melancip mendekati area moncong.

Berbicara tentang ukuran tubuh yang mungil, spesies musang ini memiliki berat badan yang berkisar dari angka 1,4 hingga 2,5 kilogram. Berat dan ukuran musang luwak ini dapat disebut sebagai salah satu yang paling kecil di antara spesies-spesies terdekat lainnya. Mereka memiliki berat yang setara dengan setengah dari berat spesies musang yang ditemukan di Afrika. Salah satu spesies musang yang ditemukan di India yang kerap disebut large Indian civet pun berbeda dalam ukuran jika dibandingkan dengan spesies musang luwak, Bagaimana tidak? Ukuran large Indian civet dinyatakan lebih dari dua kali berat kebanyakan musang luwak!

Musang Luwak Abu © A-Z Animals
Musang Luwak Abu © A-Z Animals

Salah satu ciri yang membedakan spesies daripada yang lain tidak lain merupakan matanya yang bulat dan besar. Fitur ini berfungsi untuk mempermudahkan kegiatan perburuan mereka yang memang dilakukan pada malam hari di lingkungan hutan tempat mereka tinggal. Hal ini dikarenakan pola hidup mereka yang nokturnal. Ukuran dan bentuk tubuhnya yang ramping terancang untuk membantu mereka memanjat pohon dengan lebih mudah, serta meloloskan diri dari predator yang mungkin mereka temui selama perburuan makanan. 

Perpaduan di antara moncong luwak Asia yang terlihat lancip memanjang dengan gigi mereka yang lumayan tajam mempermudah dan memperlincah pergerakan mereka dalam menangkap mangsanya. Ditambah lagi, mereka juga memiliki cakar yang tajam dan kuat yang membuat mereka memanjat pohon dengan cara yang lebih efisien sehingga mereka pun dapat melarikan diri dari berbagai ancaman.

 

Habitat Alami Musang Luwak

Asal mula penyebaran populasi hewan nokturnal ini telah mencakup beberapa hutan hujan tropis di berbagai wilayah di bagian selatan Asia dan kawasan hutan arboreal lainnya di Asia Tenggara. Salah satunya Indonesia. Di Indonesia, populasi musang luwak telah terpencar ke daerah Sumatera seperti Aceh, Sumatera Utara, Padang, dan beberapa daerah di sekitarnya. Lokasi geografis dan lingkungan hutannya yang tropis menghasilkan tingkat kelembaban udara yang tinggi di daerah-daerah tersebut sehingga dapat membantu jenis satwa ini beradaptasi dan menetap dengan sangat baik.

Di alam bebas, musang luwak memenuhi pola makan berbasis kombinasi dari daging dan nabati. Mereka memangsa hewan-hewan yang lebih kecil seperti ular kecil, katak, dan serangga. Asupan nabati mereka berupa buah-buah tropis, getah bunga palem, dan, pastinya, biji kopi. Karena asupan makanan mereka yang mengandung daging dan nabati, mereka pun tergolong menjadi hewan berjenis omnivora. 

Secara alami, memang musang luwak hidup di alam bebas yang seringnya merupakan hutan hujan tropis. Namun, ini bukan berarti mereka sepenuhnya terlepas dari ancaman. Ancaman terbesar musang satu ini dan sebagian spesies musang lainnya berupa macan tutul maupun harimau, buaya, ular, dan hewan buas lainnya yang cenderung berukuran lebih besar. 

Paradoxurus hermaphroditus di Habitat Alaminya © kuyahejo.com
Paradoxurus hermaphroditus di Habitat Alaminya © kuyahejo.com

Terlepas dari faktor-faktor alami yang termasuk rantai makanan para margasatwa, manusialah yang menjadi ancaman terbesar bagi musang luwak dan sejenisnya. Manusia mengakibatkan hilangnya dan hancurnya habitat satwa-satwa liar ini akibat pembukaan lahan untuk membangun perkebunan kelapa sawit atau industri-industri lain yang mengharuskan penebangan hutan. Hal ini telah menjadi masalah utama yang mengkhawatirkan. 

Penebangan Hutan Habitat Musang Luwak © Kompasiana.com
Penebangan Hutan Habitat Musang Luwak © Kompasiana.com

Mengapa Musang Luwak Sangat Diincar?

Penangkapan dan pemeliharaan ilegal jenis musang ini mungkin juga sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Banyaknya peminat untuk hasil pengolahan dari hewan ini membuat musang luwak sering diincar untuk dijadikan bahan dagangan hewan peliharaan. Spesies musang ini akan dipelihara dan kemudian diperoleh dagingnya, atau dipakai untuk memproduksi salah satu jenis kopi yang telah bertahun-tahun menjadi ciri khas dan sebuah identitas dari Indonesia secara keseluruhan yaitu kopi luwak. 

Musang Luwak untuk Kopi Luwak © food.detik.com
Musang Luwak untuk Kopi Luwak © food.detik.com

Seiring berjalannya waktu, musang luwak pun dianggap sebagai hewan yang rentan untuk mencapai status “terancam punah”. Angka populasinya yang menurun secara pesat pastinya menimbulkan banyak tanda tanya dan kekhawatiran. Untungnya, mereka dapat menyebar luas dengan mudah karena kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan berpindah-pindahnya habitat yang mungkin dapat menyelamatkan mereka dari marabahaya dunia luar.

Bacaan Lainnya: Meerkat, Hewan Menggemaskan di Gurun Afrika

 

 

Penulis: Angeline Lee

Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti

 

 

Referensi Literatur

Asian Palm Civet Animal FACTS: Paradoxurus hermaphroditus. (2021, February 01). Retrieved February 11, 2021, from https://a-z-animals.com/animals/asian-palm-civet/Http://ljournal.ru/wp-content/uploads/2017/03/a-2017-023.pdf. (2017). Musang Luwak (Paradoxurus Hermaphroditus). doi:10.18411/a-2017-023

ITIS standard Report Page: Paradoxurus hermaphroditus. (n.d.). Retrieved February 11, 2021, from https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=621985#null

Patou, M., Wilting, A., Gaubert, P., Esselstyn, J. A., Cruaud, C., Jennings, A. P., . . . Veron, G. (2010). Evolutionary history of The PARADOXURUS palm CIVETS – a new model for Asian biogeography. Journal of Biogeography,37(11), 2077-2097. doi:10.1111/j.1365-2699.2010.02364.x

Supriyadi, E. (2021, February 11). Adanya Penyiksaan Binatang di Balik KENIKMATAN Kopi luwak yang mahal. Retrieved February 11, 2021, from https://www.idntimes.com/food/dining-guide/eka-supriyadi/fakta-di-balik-kenikmatan-kopi-luwak-ada-penyiksaan-binatang-c1c2/2

 

Referensi Gambar

  1. Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahal
  2. Asian Palm Civet on A Tree Branch
  3. Mengenal Musang Pandan, Musang Beraroma Daun Pandan yang Menggemaskan
  4. Mengambil Sumber Daya dengan Cerdas 
  5. Mahal, Kopi Luwak Kurang Diminati di Selandia Baru

 

LindungiHutan.com merupakan Platfrom Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.

 

Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!

Your Beloved Author