
Mengenal Hewan Mentok Rimba
Apakah anda familiar dengan hewan mentok? Hewan tersebut pasti tidak asing terdengar di telinga kita karena menjadi salah satu komoditas hewan ternak masyarakat Indonesia. Meski mentok, dan beberapa satwa unggas lain dalam keluarga Anatidae, lebih dikenal sebagai hewan ternak, ternyata masih ada beberapa hewan mirip mentok dalam keluarga Anatidae yang masih hidup di alam liar. Salah satunya adalah mentok rimba.
Bernama latin Asarcornis scutulata, mentok rimba adalah salah satu spesies Anatidae yang jarang dijumpai di sekitar kita. Satwa ini juga dikenal dengan nama serati, mentok hutan, bebek hutan, atau angsa hutan. Meski terlihat mirip dengan mentok, mentok rimba ternyata tidak memiliki kekerabatan dekat dengan hewan tersebut. Meski awalnya dimasukkan ke dalam marga Cairina karena mirip dengan mentok, hewan ini akhirnya dipindahkan ke dalam marga baru, yaitu Asarcornis, sejak 2014. Uniknya, mentok rimba adalah satu-satunya spesies yang menjadi anggota marga tersebut.
Karakteristik dan Keunikan Mentok Rimba

Mentok rimba merupakan salah satu spesies Anatidae yang terbesar. Hewan ini dapat tumbuh dengan panjang paruh hingga ujung ekor mencapai 81 cm. Untuk berat, mentok rimba jantan dapat mencapai berat hingga 3,9 kg sedangkan mentok rimba betina dapat mencapai berat hingga 3,05 kg. Tidak seperti mentok yang kita kenal, mentok rimba tidak memiliki lingkaran merah di sekeliling mata. Selain itu, mentok rimba juga memiliki suara yang terdengar nyaring. Suara tersebut akan terdengar berseru-seru di malam hari layaknya suara hantu di kejauhan. Karena suaranya ini, mentok rimba dikenal sebagai ‘Deo Hans’ atau ‘Bebek Gaib’ oleh orang Assam di timur laut India.
Mentok rimba memiliki warna bulu yang berwarna cokelat buram dengan kepala dan leher yang berwarna putih dan berbintik-bintik hitam. Bintik hitam ini akan terlihat lebih jelas pada pejantan dibandingkan betina. Selain itu, satwa ini juga memiliki sayap berwarna putih yang akan terlihat jelas saat terbentang dengan tambahan spekulum yang berwarna abu-abu biru. Biasanya, mentok rimba muda memiliki warna bulu yang lebih buram dibandingkan mentok dewasa. Di Sumatera, mentok rimba jantan memiliki kepala dan leher yang lebih putih dibandingkan jenisnya di dataran Asia lain.
Mentok rimba tergolong sebagai hewan crepuscular, yaitu hewan yang cenderung aktif saat fajar dan senja. Selain itu, hewan ini juga cenderung tidak suka untuk menampakkan diri. Sebagai hewan pemakan segala, hewan ini biasanya akan mencari makan di daerah perairan dangkal atau rawa-rawa. Makanan yang biasa dimakan satwa ini adalah biji buah, tanaman air, biji-bijian, beras, keong, ikan kecil, dan serangga.
Habitat dan Populasi

Mentok rimba tinggal di hutan tropis lebat yang memiliki akses dekat dengan sungai dan rawa. Hewan ini menyukai daerah dengan lahan basah dan aliran air alami atau buatan yang mengalir secara stagnan atau lambat. Oleh karena itu, hewan ini juga dapat hidup di daerah kanal tenang di dalam perkebunan dengan pepohonan yang tinggi dan besar.
Mentok rimba memiliki kecenderungan untuk bersarang dan bertelur di lubang-lubang pepohonan. Biasanya, mentok rimba betina dapat bertelur hingga 16 butir pada sarang yang dibangun di dalam lubang pohon, cabang pohon, atau celuk pohon. Pohon yang dihuni umumnya berketinggian 3 hingga 12 meter di atas permukaan tanah. Telur tersebut akan menetas setelah dierami selama 33 hari seiring dengan datangnya musim hujan. Anakan mentok rimba biasanya akan terus dijaga oleh indukan hingga memasuki fase dewasa, yaitu sekitar 14 minggu.
Pada mulanya, mentok rimba memiliki populasi yang tersebar luas di dataran Asia. Selain Indonesia, satwa ini juga menjadi satwa asli Bangladesh, Kamboja, India, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia sendiri, burung ini mulanya dapat ditemui di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Namun sayangnya, satwa ini sudah dianggap punah di Pulau Jawa belum lama ini. Oleh karena itu, satwa ini sekarang hanya bisa kita temui di daerah pesisir timur lahan basah Sumatera, termasuk Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur.
Populasi mentok rimba saat ini semakin menurun. International Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan menempatkan satwa ini sebagai satu dari tiga spesies burung yang menyandang status terancam punah. Saat ini, populasi satwa ini diketahui hanya sekitar 1.000 ekor saja di seluruh dunia. Di Pulau Sumatera sendiri, populasi satwa ini hanya tersisa 150 ekor saja. Habitat yang terfragmentasi membuat satwa ini kesulitan mendapatkan pohon untuk bersarang dan bertelur. Selain itu, maraknya perburuan telur dan anakan untuk dipelihara atau dikonsumsi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), serta polusi air yang dihasilkan manusia juga mempengaruhi penurunan populasi satwa ini.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman kepunahan terhadap mentok rimba, satwa ini pun dijadikan sebagai seri perangko pada tahun 2009. Selain mentok rimba, ada lima satwa lain yang juga dipilih untuk mewakili keberagaman takson dan lingkungan hidup Indonesia, terutama Pulau Sumatera. Mentok rimba sendiri dipilih sebagai perwakilan burung tipe danau air tawar. Terobosan ini diharapkan dapat mencegah kasus kepunahan yang terjadi pada 117 spesies burung lainnya. Oleh karena itu, faktor ancaman pada satwa ini harus berhasil teratasi agar satwa ini tidak mengalami kepunahan.
Penulis: Aditya Gilang Rumpaka
Referensi Literatur
Cholidatul, D. (2016, July 18). Rumah Terakhir Mentok Rimba. Zamrud Khatulistiwa. Retrieved March 2, 2021, from https://zamrud.co.id/2016/07/28/rumah-terakhir-mentok-rimba/
Sigit, R. (2014, November 12). Mentok Rimba: Burung Mirip Mentok yang Terancam Punah. Mongabay. Retrieved March 2, 2021, from https://www.mongabay.co.id/2014/11/12/mentok-rimba-burung-mirip-mentok-yang-terancam-punah/
Restorasi Ekosistem Riau. (2019, January 30). Hidupan Liar RER: Mentok Rimba. Restorasi Ekosistem Riau. Retrieved March 2, 2021, from https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-mentok-rimba/
Kompas.com. (2009, July 15). Masuk Perangko, Enam Spesies Burung Langka Ibaratnya Ditangkar. Kompas.com. Retrieved March 2, 2021, from https://edukasi.kompas.com/read/2009/07/15/17171595/masuk.perangko.enam.spesies.burung.langka.ibaratnya.ditangkar
Referensi Gambar
Mentok Rimba. Gambar diambil dari https://1001indonesia.net/mentok-rimba-spesies-burung-air-paling-langka-di-dunia/
Mentok Rimba Berenang. Gambar diambil dari https://calphotos.berkeley.edu/cgi/img_query?enlarge=0000+0000+1017+0132
Mentok Rimba di Hutan Rawa. Gambar diambil dari https://www.garykramer.net/waterfowl-asiaindia
Lindungihutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya yang dapat merugikan pihak.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!