
Halo, Sobat Alam! Masih ingatkah kalian? Tepat satu minggu sebelum diperingatinya Hari Kemerdekaan, terdapat momentum lain sebagai penanda kepedulian terhadap lingkungan yaitu Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). Keberadaan HKAN ini menjadi sangat penting untuk mengkampanyekan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat agar bersama-sama menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari budaya. Konservasi alam sendiri berkaitan perlindungan terhadap flora dan fauna yang dimiliki Indonesia dari ancaman kerusakan habitat dan kepunahan. Dengan kata lain, hal tersebut tidak lepas dari upaya menjaga kekayaan alam secara berkesinambungan. Karena seiring dengan bertambahnya usia bumi, semakin diperlukan kebijaksanaan untuk mempertahankan keberlangsungan lingkungan agar kelak manusia tak merugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memulai kontribusi pada HKAN tahun ini, yakni melalui mendukung dan mengembangkan ekowisata. Iya, jalan-jalan namun di saat yang sama juga tetap peduli dengan alam.
Berkenalan dengan Ekowisata dan Kerbermanfaatannya bagi Alam

Indonesia merupakan surga dunia yang ada di khatulistiwa, hal ini dikarenakan setiap jengkal wilayah di negara ini memiliki keindahan dari penampakan bentang alamnya. Mulai dari area pegunungan, kawasan hutan, hingga daerah pantai dan perairannya yang selalu menggairahkan untuk dikunjungi. Itulah mengapa, konsep ekowisata kemudian diperkenalkan. Untuk mengimbangi besarnya keinginan berpariwisata ke penjuru negeri, perlu dibentuk pengelolaan wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan menjaganya tetap alami. Karena selama ini, praktik pariwisata seringkali memunculkan keprihatinan karena cenderung merusak wilayah yang didatangi. Tentunya, ekowisata juga memiliki daya tarik tersendiri karena dapat menyajikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan dengan ciri khas masing-masing yang dapat dilihat dari jarak relatif dekat. Pada pengembangannya, ekowisata kemudian menekankan pada dua hal yang paling utama yaitu wisata dengan pendekatan konservasi alam dan pemberdayaan masyarakat lokal di sekitarnya.
Konsep yang juga dikenal dengan ekoturisme ini, memiliki lima prinsip dasar yaitu wisata, edukasi, konservasi, pelibatan masyarakat, dan ekonomi. Dengan adanya ekowisata, para pengunjung bisa tetap berjalan-jalan dan menikmati keindahan alam disertai catatan untuk tetap menjaga proses ekologis yang berlangsung di sana. Dalam hal ini, wisatawan tidak diperkenankan untuk melukai apalagi merusak habitat alamiah flora dan funa yang tumbuh juga berkembang di sana. Hal sesederhana membuang sampah sembarangan jelas sangat dilarang. Melalui cara itulah, wisatawan turut melindungi keanekaragaman hayati dan kelestarian berbagai spesies. Jadi kalau misalnya ingin pergi berwisata menghilangkan peluh dan penat sehari-hari, jangan hanya rasa senangnya saja yang dicari. Namun, pastikan aktivitas yang dilakukan tidak mengancam dan merusak keberlangsungan makhluk hidup lainnya.
Selain berperan besar bagi alam, ekowisata pada akhirnya mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Bukan tidak mungkin ekowisata menjadi solusi untuk mengentaskan rantai kemiskinan di daerah. Tentunya, pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan tetap perlu diedukasi untuk turut serta menjaga lingkungan sekitar. Karena apabila dirusak, bisa saja hal itu mempengaruhi keuangan lagi. Mengingat segala hal yang diciderai tak akan terlihat lebih indah dan menarik untuk didatangi kembali.
Keberadaan Ekowisata di Indonesia

Upaya ekowisata ini pada dasarnya telah diberikan dukungan penuh oleh pemerintah sejak lama. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata. Perwujudannya pun bermacam-macam, seperti desa wisata, taman nasional, hutan lindung, suaka margasatwa dan masih banyak lagi lainnya. Untuk taman nasional saja misalnya, Indonesia memiliki 54 kawasan yang tersebar di berbagai wilayah. Di Pulau Jawa, Sobat Alam tentu tidak asing dengan nama-nama seperti Ujung Kulon, Kepulauan Seribu, Karimun Jawa, Bromo Tengger Semeru, dan Baluran. Apalagi bila membicarakan kawasan suaka margasatwa
Eitss, selain itu baru-baru ini kawasan konservasi mangrove juga menjadi trend tersendiri loh! Di area pesisir, ekosistem mangrove dikembangkan sedemikian rupa dengan berbagai akses dan fasilitas seperti tempat kuliner, perahu nelayan untuk menyebrang maupun berkeliling, hingga adanya penginapan. Dalam artikel jurnal berjudul “Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata”, pengembangan mangrove-resort dapat menjadi potensi besar untuk alternatif sarana rekreasi dan konservasi. Nah, bagi Sobat Alam yang di Surabaya pastinya sudah pernah mendengar atau bahkan mengunjungi kawasan ekowisata mangrove di Wonorejo dan Gunung Anyar, bukan? Jadi, meskipun di daerah perkotaan pun tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan konsep ekowisata demi lingkungan tetap lestari.
Jadi melalui peringatan Hari Konservasi Alam Nasional tahun 2020, mari kita merefleksikan kembali semangat untuk berkontribusi nyata bagi bumi. Siapapun kalian, dapat membantu dan mendukung berlangsungnya konservasi alam di Indonesia agar dapat menjaga rantai kehidupan keanekaragaman hayati baik tumbuhan dan hewan di dalamnya. Entah tempat dan kawasan mana yang telah kalian tandai untuk dikunjungi, alangkah baiknya sekali atau dua kali melangkahkan kaki untuk melihat dan mengawal berjalannya konservasi alam di ekowisata. Tak ada yang lebih membahagiakan, dari pada berekreasi sekaligus berpartisipasi mempertahankan konservasi. Salam lestari!
Penulis: Sintya Chalifia Azizah
Referensi:
Fandeli, C. (2000). Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. Yogyakarta, Fakultas Kehutanan UGM.
Wardhani, M. K. (2011). Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 4(1), 60-76.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_taman_nasional_di_Indonesia#:~:text=Berikut%20adalah%20daftar%20taman%20nasional,9%20taman%20didominasi%20oleh%20perairan.
Referensi Gambar:
pexels.com
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!