
Hutan merupakan salah satu kelompok vegetasi di daratan. Vegetasi ini dapat berupa bentuk padang rumput, tundra, taiga, semak, dan sebagainya. Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) hutan yaitu bentuk vegetasi yang didominasi oleh pohon yang telah mencapai pertumbuhan sempurna dan mempunyai tinggi minimal 7 m serta mempunyai penutupan tajuk minimum 10% dari permukaan tanah (Equetta Komission, 1994). hutan sendiri memiliki banyak pengklasifikasian diantaranya adalah hutan hujan tropis. hutan hujan tropis merupakan sebutan hutan alam yang berada di suatu wilayah atau negara yang berada di iklim tropis. Mengapa demikian? Karena dalam pengklasifikasiannya dilihat melalui parameter atau variabel iklim. seperti misalnya, bagaimana curahan atau presipitasi hujannya.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan luas tutupan lahan hutan hujan tropis yang cukup besar di dunia. Dilansir dari laman Mongabay, pada tahun 2020 luas hutan primer di Indonesia mencapai 84 juta hektar dan total tutupan pohon hingga 142 juta hektar, tepat berada di posisi ketiga setelah Brazil dan Kongo. Hutan hujan tropis menjadi unik dan berbeda karena persebarannya yang berada di dekat garis khatulistiwa. Hal tersebut membuat bioma ini bersifat hangat dan lembab dengan curah hujan tinggi yang turun sepanjang tahun. Dalam artikel jurnal yang ditulis oleh Hairunnisa, Noor, Sabiruddin, dan Broer (2018) ditegaskan bahwa hutan yang menjadi vegetasi tertua ini tumbuh subur dengan curah hujan 2.000-4.000 mm sepanjang tahun, suhu udara rata-rata 25 derajat celcius, dan tingkat kelembapan udara hingga 80%.
Faktor Yang Memengaruhi
Hutan Hujan Tropis dipengaruhi oleh curah hujan dengan intensitas tinggi baik dari pendistribusiannya maupun jumlahnya. Luas dari kawasan hutan hujan tropis biasanya seluas 25% dari keseluruhan luas hutan tropis, sebaliknya 32% hutan lembab dan hutan tropis kering seluas 42%. Meskipun demikian, dengan luas yang sedikit, nyatanya hutan ini memiliki banyak keanekaragaman hayati di dalamnya. Hutan ini berada pada ekologi lanskap serta terdiri atas banyak ekosistem. Sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi hutan ini adalah hutan dengan keadaan iklim selalu basah, tanah kering di daratan dan selalu hijau. Keberadaan hutan ini memang antara wilayah satu dengan yang lainnya berbeda. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi misalnya pada kondisi iklim, letak geografisnya berupa garis lintang dan garis bujur, dan kelembapan udara. Biasanya hutan ini terdapat pada iklim yang memiliki musim hujan yang tinggi sepanjang tahun. Pada intensitas hujan antara 1800-2000 mm/tahun. Tingkat kelembapannya pun juga cukup tinggi dengan rata-rata RH mencapai 80% atau lebih.
Karakteristik dan Struktur Pepohonan di Dalamnya

Hutan hujan tropis memiliki tajuk vegetasi yang lebat. Secara garis besar, di dalamnya dikenal terdapat tiga lapisan yang terbentuk. Pertama, lapisan paling atas yang berisikan dengan pepohonan tinggi menjulang. Jenis pepohonan ini dapat tumbuh hingga 75 meter atau lebih. Pada lapisan inilah, cabang dan daun pohon yang rimbun membentuk adanya kanopi yang memayungi hampir seluruh kehidupan di dalam hutan. Dengan adanya kanopi, lapisan ini menjadi menjadi tameng pelindung yang membuat sebagian besar sinar matahari tidak dapat mencapai tanah dengan mudah.
Sementara itu, lapisan kedua dikenal sebagai lapisan tengah dicirikan yang dengan hadirnya pohon-pohon berukuran lebih kecil, berbagai jenis tanaman rambat, pakis, dan palem. Hampir sebagian besar tanaman pada lapisan ini tampak layaknya tanaman hias pada umumnya dan tumbuhan ini mampu beradaptasi cepat dengan curah hujan dan dan sedikit sinar matahari yang diterima. Terakhir, lapisan ketiga yang menjadi lantai dasar dari hutan hujan tropis. Pada lapisan ini, sebagian besar permukaan ditutupi dengan serasah daun maupun dedaunan yang basah. Kabar baiknya, dengan kondisi yang lembab dan hangat, hal ini mempercepat proses terurainya daun-daun yang ada di permukaan tanah. Hal tersebut dikarenakan kondisi yang ada mendukung bakteri dan mikroorganisme berkembang biak dengan baik. Dengan demikian, nutrisi baru dapat dengan cepat diperoleh kembali oleh akar-akar tumbuhan dari dalam tanah.
Bacaan Lainnya: Asteroid Pembunuh Dinosaurus Ternyata Bantu Ciptakan Hutan Hujan
Peranan Spesial Hutan Hujan Tropis

Pada kenyataannya, hutan hujan tropis memiliki beragam peranan penting demi keberlangsungan hidup berbagai mahluk hidup. Hutan ini sudah sewajarnya menjadi rumah bagi keanekearagaman hayati yang ada di dalamnya. Seperti halnya yang telah dilansir oleh Pemerintah Indonesia, negara dengan hutan hujan tropis yang cukup luas ini memiliki ±25.000 jenis flora dan merepresentasikan 10% jenis tumbuhan keseluruhan yang ada di dunia. Ditambah lagi dengan lumut dan ganggang yang 40% di antaranya merupakan jenis endemik dengan jumlah mencapai 202 jenis. Sementara itu, perlu dicatat juga bahwa fauna di Indonesia juga memiliki variasi keberagaman yang tidak bisa diremehkan. Misalnya terdapat hampir 200 ribu jenis serangga, 4.000 jenis ikan, 1.600 jenis burung, dan lebih dari 500 jenis mamalia. Hal ini dipercaya ataupun tidak telah mencerminkan kekuatan hutan hujan tropis dalam menjaga kekayaan flora dan fauna.
Selain itu, perlu dicatat bahwa hutan jenis ini juga memiliki kemampuan luar biasa dalam memproduksi oksigen. Hampir 25-30% perputaran oksigen dunia dihasilkan dari hutan yang satu ini. Ditambah lagi adanya potensi dan peranan yang besar dalam dalam menyerap kadar emisi karbon dioksida. Sayangnya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Simon Lewis baru-baru ini menunjukkan bahwa kemampuan menyerap karbon dioksida ini jauh berkurang apabila dibandingkan dengan dahulu kala. Apabila dibiarkan, bukan tidak mungkin hutan yang semula menjadi paru-paru dunia ini justru berbalik menjadi salah satu sumber karbon dioksida pada tahun 2060.
Padahal, hutan hujan tropis juga berpengaruh signifikan terhadap iklim dan pola cuaca dunia. Sebagian besar curah hujan di setiap wilayah dipengaruhi oleh keberadaaan dan lokasi hutan terdekat di sekitarnya. Hal ini tidak lepas dari fungsi hutan sebagai “sosok penjaga” siklus air. Dengan adanya proses transpirasi, tingkat kelembapan yang masuk ke atmosfer semakin tinggi dan meningkatkan curah hujan. Begitu pula sebaliknya, jika hutan hujan tropis terancam karena banyaknya penebangan dan alih fungsi lahan, kelembapan udara akan semakin berkurang dan memicu sedikitnya curah hujan hingga berujung pada kekeringan.
Yang juga harus dikagumi serta disyukuri dari hutan hujan tropis yakni pencegah terjadinya bencana. Dengan adanya pohon-pohon besar tentu dapat meminimalisir terjadinya erosi tanah sehingga banjir dan tanah longsor dapat dihindari. Melalui hutan hujan tropis inilah, sumber mata air dan cadangan air yang melimpah tersedia bagi seluruh makhluk hidup.
Hutan Tropis di indonesia
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa hutan hujan tropis yang bisa kita lihat misalnya saja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang letaknya di Kabupaten Lumajang dan merupakan hutan hujan tropis. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 278/Kpts-VI/1997 telah menetapkan pada tahun 1997 bahwa Hutan Hujan Tropis Bromo Tengger Semeru sebagai Taman Nasional. Luas Kawasan TNBTS ini ialah 50.276,20 Ha, terdiri dari 50,265,95 Ha daratan dan 10,25 Ha perairan yang berupa danau atau ranu. Suhu terendah terjadi pada saat dini hari di puncak musim kemarau antara 3 ºC -5 ºC bahkan dibeberapa tempat sering bersuhu sampai 0 ºC khususnya di Ranukumbolo dan puncak Mahameru. Sedangkan suhu maksimum antara 20 ºC -22 ºC. Ekosistem yang terdapat di TNBTS memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem salah satunya tumbuhan bawah yang berupa semak, rerumputan, dan herba. Vegetasi ini banyak terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan (Aththorick, 2005).
Hutan hujan tropis Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, khusunya Blok puyer Desa Ranupani yang memiliki potensi keanekaragaman tumbuhan bawah. Dimana tumbuhan bawah ini merupakan bagian dari ekosistem yang terdiri dari rerumputan, semak, dan herba. Adapun faktor abiotik yang memengaruhi pertumbuhan dari tumbuhan bawah yaitu intensitas cahaya, pH tanah, suhu, dan kelembapan. Ditemukan bahwa hutan TNBTS ini memiliki tumbuhan bawah berupa herba dan semak sedangkan untuk rerumputan tidak ditemukan. Hutan TNBTS pun juga memiliki 8 spesies, 7 Famili, dan 8 Genus. Dari ketiga tersebut yang paling mendominasi ialah spesies Pilea melastomoides dan Apium graviolens. Selain ada yang mendominasi juga terdapat spesies lain yang tidak mendominasi dan memiliki daya adaptasi yang rendah yaitu Elatostema strigosum, Calopogonium sp, Eupatorium riparium, Arisaema triphyllum, Bergonia sp, dan Commelina benghalensis.
Selain itu, juga terdapat hutan hujan tropis di pegunungan Jawa Barat yaitu Gunung Manglayang yang terletak 20 Km disebelah timur Kota Bandung memiliki peranan yang penting sebagai habitat bagi berbagai jenis satwa liar. Berdasarkan sistem zonasi vegetasi Asia Tenggara, vegetasi hutan Gunung Manglayang dengan rentang ketinggian 1.000 hingga 1.812 meter dpl termasuk zona hutan pegunungan rendah, yang dibagi zona menjadi dua subzona, yaitu subzona submontana (1000-1500 m dpl) dan adalah subzona montana (1500-2000 m dpl). Vegetasi hutan hujan tropis pegunungan di Gunung Manglayang tersusun dari 41 suku, 68 marga dan 99 jenis tumbuhan. Tumbuhan yang mendominasi ialah pohon dewasa adalah Castanopsis argentea, kategori tiang Schima walichii, kategori anakan Pinanga coronata, kategori semak dan herba tinggi adalah Eupatorium odorata, dan pada tumbuhan lantai adalah Eupatorium riparium. Tipe penyebaran jenis tumbuhan adalah berkelompok. Keanekaan jenis tumbuhan subzona submontana lebih tinggi dibandingkan dengan subzona montana dengan derajat kesamaan jenis 0,56.
Adapun hutan hujan tropis di Pinag-pinang Gunung Garut Padang. Pinang-pinang merupakan suatu bukit yang terletak di kaki gunung Gadut, kawasan hutan ini dengan curah hujan tahunan mencapai ± 6500 mm, tanpa musim kering yang nyata (Rasyidin, 1994). Daerah Bukit Pinang-pinang yang berada pada kaki Gunung Gadut bagian atas ini berada pada ketinggian 390- 640 m dpl. Daerah ini dilalui 2 sungai yaitu Bt.Lantiak dan sungai Gadut Gadang yang merupakan hulu dari sungai Batang Kuranji yang melintasi Kota Padang.
Lahan hutan terdapat dipinggang dan puncak bukit (antara 570-640 m dpl). Kawasan hutan Pinang Pinang ini mempunyai keragaman hayati yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Masunaga et al (1997) terdapat sekitar 472 spesies pohon pada puncak bukit PinangPinang yang hanya berukuran ± 1 ha. Tanah di daerah hutan ini mempunyai solum yang dangkal dan kedalaman efektif < 30 cm. Tanaman utama pada lahan ini yaitu manggis (Garcinia mangostana, L), durian (Durio zibetinus), kayu manis (Cinnamum burmanii) dan coklat (Theobroma cacaco, L). Disamping tanaman tua, terdapat tanaman pisang (Musa, sp) yang bisa dipanen petani dalam waktu pendek dan tidak tergantung musim. Selain tanaman komersial diatas, tanah pada lahan juga ditumbuhi oleh tanaman bawah (understorey) yang permanen dan alami, diantaranya yang dominan anggrek tanah, linju, dan rumput-rumputan (Graminae sp).
Penulis : Sintya Chalifia Azizah
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Referensi :
Noor, M. M., & Broer, K. M. (2018). Edukasi Kesadaran Masyarakat Menjaga dan Melestarikan Hutan Hujan Tropis pada Masyarakat Kota Bontang. Metacommunication: Journal of Communication Studies, 3(2).
Wanggai, F. (2009). Manajemen Hutan. Jakarta: Grasindo.
NASA. Rainforest. Dipetik pada Agustus 21, 2020, dari: https://earthobservatory.nasa.gov/biome/biorainforest.php
https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/ekonomi/anugerah-dari-hutan-indonesia
https://nationalgeographic.grid.id/read/132057554/hutan-tropis-kehilangan-kemampuannya-menjadi-paru-paru-dunia
https://foresteract.com/hutan-hujan-tropis/https://rimbakita.com/hutan-hujan-tropis/
Muttaqien, Z., Santoso, P., & Kusmoro, J. (2008). Studi Vegetasi Hutan Hujan Tropis Pegunungan di Gunung Manglayang Jawa Barat. Widyariset Journal, 11(2), 157-164.
Yulnafatmawita, Y., Adrinal, A., & Hakim, A. F. (2011). Pencucian Bahan Organik Tanah Pada Tiga Penggunaan Lahan Di Daerah Hutan Hujan Tropis Super Basah Pinang-pinang Gunung Gadut Padang. Jurnal Solum, 8(1), 34-42.
Octaviany, E., Rahardjanto, A., Waluyo, L., & Husamah, H. (2017). Keanekaragaman tumbuhan bawah di hutan hujan tropis Blok Puyer Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Research Report.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!