
Hutan hujan tropis merupakan salah satu jenis hutan hujan yang terletak pada 23.5° lintang utara dan 23.5° lintang selatan. Hutan tersebut terletak di garis ekuator sehingga memiliki temperatur yang hangat serta terpapar sinar matahari nyaris sepanjang tahun. Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Walaupun hanya menutup sekitar 2% permukaan bumi, hutan hujan memiliki hampir setengah spesies flora dan fauna yang ada di bumi. Dengan ekosistem yang kompleks, hutan hujan tropis dapat membuat struktur yang unik dari bagian tanah hingga ke bagian paling atas dari pohon yang sangat tinggi.
Ciri-ciri dan Karakteristik Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri
Sinar matahari yang terus menyinari hutan hujan tropis membuatnya memiliki temperatur yang cukup tinggi yaitu sekitar 21°C hingga 30°C. Tingginya temperatur membuat udara di kawasan hutan hujan tropis terasa hangat dan basah dengan tingkat kelembaban 77% hingga 80%. Udara yang lembab membuat hutan hujan tropis menghasilkan hujan sendiri melalui evaporasi dan transpirasi dengan curah hujan sebesar 200 sampai 1000 cm per tahun. Tingginya temperatur dan curah hujan serta pancaran sinar matahari selama 12 jam, mendorong pertumbuhan berbagai tanaman dan pohon-pohon besar hijau sepanjang tahun.
Karakteristik
Gambar 2 Struktur hutan hujan tropisKarakteristik dari hutan hujan tropis yaitu memiliki struktur vegetasi unik yang terdiri dari beberapa lapisan vertikal termasuk emergent, kanopi, understory, dan lapisan dasar hutan. Emergent yaitu lapisan paling atas dari hutan hujan. Biasanya, pada lapisan ini terdapat pohon yang tingginya mencapai 60 meter dan hewan yang tinggal di tempat pada umumnya yaitu burung, kelelawar, dan spesies primata.
Lapisan kanopi yaitu lapisan yang berada di bawah lapisan emergent yaitu sekitar 30 meter dari permukaan tanah. Kanopi merujuk pada “atap” yang terbentuk dari dedaunan dan cabang-cabang pohon dari pohon-pohon yang berjarak dekat. Bagian kanopi ini menghalau sinar matahari, hujan, dan angin sehingga menciptakan keadaan yang lembab. Dedaunan di lapisan kanopi menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesis. Dengan sumber makanan yang melimpah, banyak hewan yang tinggal di lapisan kanopi daripada di lapisan lainnya.
Lapisan understory yaitu lapisan yang terletak beberapa meter di bawah lapisan kanopi. Lapisan ini jauh lebih lembab dan gelap dibandingkan dengan lapisan kanopi. Tanaman yang tumbuh di lapisan ini umumnya lebih pendek dan memiliki daun yang lebih lebar daripada lapisan kanopi. Selain itu, tanaman di lapisan understory biasanya menghasilkan bunga yang besar dan mudah dilihat seperti Heliconia, beberapa juga memiliki aroma yang kuat seperti anggrek.
Beberapa hewan memanfaatkan keadaan yang gelap pada lapisan ini untuk berkamuflase, seperti jaguar dan ular mamba hijau. Ada juga yang memanfaatkan kelembabannya yaitu amfibi, seperti katak, untuk menjaga kelembaban kulitnya.
Pada lapisan dasar hutan, sangat sedikit sinar matahari yang masuk sehingga menyulitkan tanaman untuk tumbuh dan membuat keadaan menjadi gelap. Pada lapisan ini banyak ditemukan dekomposer, seperti cacing, rayap, siput, kalajengking, dan jamur. Selain itu, terdapat hewan lainnya seperti babi liar, trenggiling, hewan pengerat, dan macan tutul.
Persebaran Hutan Hujan Tropis di Dunia

Persebaran hutan hujan tropis secara global dibedakan menjadi 4 bagian biogeografis, yaitu Afrotropical, Australiasian, Indomalayan, dan Neotropical. Afrotropical terdiri dari daratan Afrika, Madagaskar, dan pulau sekitarnya. Sebagian besar hutan hujan tropis di Afrika berada di Kongo. Bagian Australiasian terdiri dari negara Australia, Papua Nugini, dan pulau-pulau di Pasifik. Pada bagian Indomalayan terdiri dari India, Sri Lanka, daratan Asia, dan Asia Tenggara.
Sebagian besar hutan hujan tropis di Asia tersebar di Indonesia, semenanjung Malaya (Malaysia, Thailand, dan Myanmar), Laos, dan Kamboja. Hutan hujan tropis di bagian Neotropical sebagian besar berada di Hutan Amazon yang hampir menutupi 40% benua Amerika Selatan.
Manfaat
Hutan hujan sering disebut sebagai paru-paru dunia karena menghasilkan sekitar 20% oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida dan gas rumah kaca dapat menstabilisasi iklim dunia. Selain itu, hutan hujan juga dapat menjaga siklus air, mencegah banjir, erosi, dan kekeringan.
Hasil hutan yang didapatkan sangatlah beragam, seperti jati, mahoni, balsa yang biasa digunakan untuk membuat pintu, jendela, dan lainnya. Ada juga hasil rempah dan buah-buahan seperti pala, kayu manis, jahe, vanila, kopi, cokelat, pepaya, pisang, dan mangga. Tanaman yang berada di hutan hujan juga dapat digunakan sebagai produk obat-obatan.
Cara Menjaga Hutan Hujan Tropis
Berdasarkan data dari University of Maryland (2021), hutan tropis kehilangan 12,2 juta hektare tutupan pohon dan sekitar 4,2 juta hektare terjadi di area hutan primer tropis basah. Area tersebut sangat penting untuk penyimpanan karbon dan keanekaragaman hayati. Hilangnya tutupan pohon dapat terjadi akibat aktivitas manusia maupun terjadi secara alami, termasuk kebakaran.
Selain itu, adanya deforestasi merupakan ancaman akan keberadaan hutan hujan tropis. Deforestasi berdampak pada kepunahan spesies, hilangnya ekosistem dan sumber daya alam, serta berkurangnya penyerapan karbon yang dapat berkontribusi dalam perubahan iklim. Tentunya, kita dapat mencegah hal tersebut agar tidak terjadi serta mengganti sumber daya yang telah hilang.
Konservasi
Kini, banyak individu, komunitas, perusahaan maupun pemerintah yang mendukung untuk melakukan konservasi hutan hujan tropis. Salah satu yang dilakukan yaitu dengan adanya ekowisata. Ekowisata merupakan kegiatan wisata berbasis alam yang menekankan pembelajaran tentang lingkungan dan memastikan lingkungan tersebut tidak rusak oleh wisatawan maupun dengan adanya kegiatan wisata.
Ekowisata dinilai sebagai alternatif ekonomi berkelanjutan karena dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan uang yang dihasilkan dapat digunakan langsung untuk pelestarian hutan. Walau begitu, tentunya ekowisata harus direncanakan dan dievaluasi dengan baik untuk memastikan keberlanjutannya.
Baca juga: Ekoturisme, Jasa Lingkungan Hutan Indonesia
Restorasi
Restorasi merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk pemulihan ekosistem hutan. Menanam pohon atau jenis tumbuhan asli setempat merupakan salah satu caranya. Melakukan restorasi seluruh ekosistem sangat memungkinkan terjadi di area yang wilayahnya masih terdapat hutan alami dan sedikit populasi manusia.
Hal yang dapat kita lakukan sebagai individu
Sebagai individu tentunya kita juga dapat menjaga hutan hujan tropis. Berikut merupakan hal yang dapat kamu lakukan.
- Tidak membeli produk yang berasal dari kulit hewan liar maupun membeli hewan liar.
- Mengurangi penggunaan kertas atau menggunakan kertas daur ulang.
- Tidak membeli produk hasil kayu hutan hujan tropis, kecuali kamu telah mengetahui kalau produk tersebut berasal dari supplier yang eco-friendly.
- Menerapkan perjalanan wisata yang ramah lingkungan atau melakukan ekowisata.
- Mencari info lebih lanjut mengenai hutan hujan tropis, tumbuhan, dan hewan yang ada di dalamnya serta menyebarkannya ke orang lain.
Hutan hujan tropis sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan manfaat, sudah sepatutnya kita menjaganya untuk keadaan bumi yang lebih baik.
Penulis: Almadinah Putri Brilian
Referensi Literatur
Abrams, R., & Abrams, J. (2019). Why Should We Care So Much About Old World Tropical Rainforests?. Encyclopedia Of The Wolrd’s Biomes. doi: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-409548-9.11969-4
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!