
Bumi merupakan satu-satunya planet di tata surya yang memiliki kehidupan. Flora, fauna, dan manusia hidup saling berdampingan di planet biru ini. Masing-masing organisme hidup saling mempengaruhi, baik kepada sesama makhluk hidup, maupun kepada lingkungan. Manusia menjadi makhluk yang paling mendominasi di planet bumi. Laju pertumbuhannya yang tinggi, menjadikan manusia menjadi makhluk yang paling berkuasa. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia akan sangat memberikan pengaruh, baik bagi lingkungan, ataupun makhluk hidup lainnya. Peranan hutan Indonesia dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan dan hutan Indonesia dapat berperan sebagai masa depan dunia.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, dibarengi dengan kebutuhan yang semakin beragam, mengharuskan manusia untuk terus mengeksploitasi sumber daya yang terkandung di alam. Semua yang bernilai ekonomis akan menjadi sesuatu yang berharga dan patut dipertaruhkan. Mulai dari laut, hasil bumi, hingga hutan, menjadi sasaran keserakahan manusia. Akibatnya, banyak ekosistem yang menjadi rusak, dan mulai menyebabkan terjadinya rentetan bencana yang dirasakan oleh manusia.
Baca Lainnya : Solusi Vegetatif Upaya Cegah Bencana Longsor
Hutan menjadi satu dari sekian jenis ekosistem yang turut mengalami kerusakan. Tuntutan akan kebutuhan hidup membuat manusia terus membakar, menebang, dan mengubah fungsi dari setiap hutan yang ada di bumi. Akibatnya, laju deforestasi terus meningkat dan rentetan bencana pun mulai terjadi. Mulai dari pemanasan global, punahnya spesies flora dan fauna, hingga tergusurnya rumah bagi masyarakat hutan. Bencana-bencana tersebut tidak hanya mengancam hidup penghuni bumi di masa sekarang, tetapi juga esok, dan hari-hari di masa yang akan datang.
Bumi yang Semakin Memanas
Pemanasan global merupakan satu dari sekian banyak bencana yang timbul akibat rusaknya hutan. Pemanasan global pula yang menjadi pemicu dari sekian bencana yang berpotensi akan terjadi. Hutan, yang didominasi oleh tumbuhan hijau, memiliki peran yang penting di dalam menyerap karbondioksida (CO2), gas penyebab utama pemanasan global. Sehingga, hilangnya hutan berarti pula hilangnya alat penyerap karbon alami. Karbon, yang seharusnya diserap oleh hutan, menjadi bebas berkeliaran di atmosfer, merusak lapisan ozon, dan menyebabkan pemanasan global.
Suhu ekstrem, peningkatan permukaan laut, rusaknya biota laut, hingga kegagalan panen, merupakan bencana yang mungkin terjadi akibat meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Melansir dari laman berita Kompas, jika masyarakat bumi tidak bisa menanggulangi pemanasan global, dan membiarkan supaya suhu rata-rata terus meningkat di atas 2oC, maka suhu bumi akan meningkat 37%, air laut akan naik sebesar 0,46 meter, koral di laut akan berkurang sebanyak 99%, dan masyarakat dunia berpotensi gagal panen hingga 7%. Hajat hidup masyarakat bumi dipertaruhkan. Pemanasan global tidak hanya menyerang mereka yang telah merusak lingkungan, tetapi juga semua manusia, bahkan semua makhluk hidup.

Flora dan Fauna yang Kian Punah
Punahnya flora dan fauna merupakan masalah lain yang muncul akibat deforestasi. Hutan telah lama menjadi rumah bagi beranekaragam jenis flora dan fauna. Sehingga, rusaknya hutan, berarti rusaknya rumah bagi flora dan fauna tersebut. Jenis-jenis yang tidak bisa bertahan hidup lambat laun akan mati, menipis jumlahnya, dan berakhir dengan kepunahan. Jika kita mengikuti perkembangan daftar hewan dan tumbuhan yang terancam punah, baik di data statistik internasional, maupun nasional, akan banyak kita temui jenis-jenis yang mengalami perubahan status menjadi lebih buruk setiap tahunnya. Bahkan, melansir dari laman berita Mongabay, banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa dunia sedang mengalami kepunahan massal keenam. Diperkirakan 30-50% spesies yang ada di dunia bergerak menuju kepunahan hingga pertengahan abad ini.
Terancamnya jenis-jenis flora dan fauna menunjukkan bahwa manusia belum bisa menjadi tetangga yang baik bagi makhluk hidup lain yang menempati bumi. Padahal, manusia tidak bisa hidup tanpa makhluk hidup lain. Manusia masih membutuhkan tumbuhan, sebagai penyuplai oksigen, sebagai alternatif obat, sebagai makanan pokok, dan sebagai penunjang kehidupan lainnya. Manusia juga masih membutuhkan satwa, sebagai pelindung alami, yang mendukung keberlanjutan hutan di masa yang akan datang.

Masyarakat yang Kehilangan Penghidupannya
Dampak dari kerusakan hutan juga dirasakan oleh mereka yang hidup di dalam hutan. Mereka adalah suku pedalaman, yang hidup dan menggantungkan hidupnya pada hutan. Sama seperti flora dan fauna, hutan juga telah menjadi rumah bagi suku-suku pedalaman selama bertahun-tahun. Mereka tinggal, mencari makan, dan bersosialisasi satu sama lain di bawah naungan kanopi hutan. Sehingga, merusak hutan sama saja dengan merusak rumah yang telah mereka tinggali sejak zaman nenek moyang.
Indonesia merupakan negara dengan suku budaya yang beraneka ragam. Banyak dari suku-suku tersebut yang juga masih tinggal di dalam hutan. Mereka menyebar di hutan-hutan Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Kebakaran hutan dan alih fungsi lahan merupakan ancaman besar bagi suku-suku tersebut. Melansir dari laman web Human Right Watch, alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan kelapa sawit merupakan masalah besar yang dihadapi oleh suku Dayak Iban di Provinsi Kalimantan Barat dan suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
Rusaknya hutan membuat masyarakat suku Dayak Iban perlu memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebiasaan memberikan keranjang hasil anyaman ketika menikah pun menjadi hilang karena tidak adanya bahan untuk membuat keranjang. Nasib serupa juga dialami oleh suku Anak Dalam. Rusaknya hutan terpaksa membuat suku ini hidup menetap di tenda plastik, tanpa ada mata pencaharian, dan hidup seadanya. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih menjadi pengemis atau mencuri kelapa sawit dari perusahaan yang telah menyita rumah mereka.
Hutan Indonesia sebagai Solusi Masa Depan Dunia
Bencana-bencana yang terjadi tidak bisa hanya dipandang dan diselesaikan per bagian. Keseluruhan bencana bersumber dari satu permasalahan yang sama, yaitu kerusakan hutan. Sehingga, akan lebih solutif jika kita mencoba untuk menyelesaikan akar dari semua permasalahan tersebut. Memperbaiki dan menjaga hutan yang masih tersisa sepertinya menjadi hal yang paling tepat untuk dilakukan.
Hutan Indonesia menjadi satu dari banyak hutan yang patut dipertahankan. Hutan yang luas dengan kekayaan yang melimpah merupakan aset yang perlu dipertahankan. Melansir dari laman berita Mongabay, Indonesia merupakan negara dengan luas hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia. Meskipun hanya mencakup 1,3% dari daratan yang ada di bumi, Indonesia merupakan rumah bagi 10% jenis tumbuhan, 12% jenis mamalia, 16% jenis reptil dan amfibi, serta 17% jenis burung. Tak heran jika Indonesia mendapatkan predikat sebagai Megabiodiversity Country.
Kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia seharusnya tidak lantas membuat kita menjadi sombong. Di balik predikat tersebut, terdapat tanggung jawab besar yang harus dilaksanakan. Kekayaan tersebut tidak akan selalu menjadi milik kita. Kekayaan tersebut akan hilang jika kita tidak bisa menjaganya dengan baik. Bencana-bencana global yang timbul akibat kerusakan hutan merupakan bukti bahwa hutan merupakan hal yang penting dan patut dipertahankan. Pada akhirnya, semua akan kembali ke alam dan membutuhkan hutan. Hidup dan mati generasi kita selanjutnya ada di tangan kita. Semua yang kita perbuat hari ini akan dirasakan dampaknya di masa yang akan datang.
Penulis : Tatag Suryo Pambudi
Referensi :
Akhyari Hananto. 2015. Inilah Daftar 13 Spesies Amat Terancam Punah di Dunia. https://www.mongabay.co.id/2015/01/04/inilah-daftar-13-spesies-amat-terancam-punah-di-dunia/ diakses pada 31 Agustus 2020.
Human Rights Watch. 2019. Indonesia: Masyarakat Adat Kehilangan Hutan Merdeka. https://www.hrw.org/id/news/2019/09/22/333956 diakses pada 31 Agustus 2020.
Mongabay. 2020. Keanekaragaman Hayati Hutan Hujan di Indonesia. https://www.mongabay.co.id/keanekaragaman-hayati-hutan-hujan-indonesia/ diakses pada 31 Agustus 2020.
Sri Anindita Nursastri. 2019. Bencana Besar jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celcius pada 2030. https://sains.kompas.com/read/2019/11/27/180500423/bencana-besar-jika-suhu-bumi-naik-2-derajat-celcius-pada-2030?page=all diakses pada 31 Agustus 2020.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!