Keindahan Hutan di Kalimantan
Salah satu keindahan hutan yang dapat dijumpai di Kalimantan adalah Taman Nasional Tanjung Puting. Lokasi ekowisata yang memiliki luas sekitar 415 hektar (hampir seluas Pulau Bali) ini terdiri dari hutan hujan tropis, hutan bakau, hutan tanah kering, dataran rendah, hutan pantai, hutan rawa air tawar, dan hutan sekunder. Taman Nasional ini menjadi lokasi konservasi orang utan, bekantan (Nasalis larvatus), babi hutan (Sus scrofa), monyet daun merah (Presbytis rubicunda), dan kantong semar (Nepenthes).

Terdapat tempat menginap berupa kapal klotok bagi para pengunjung yang ingin bermalam di Taman Nasional ini. Para pengunjung dapat menikmati keindahan hutan hujan tropis di sisi kanan dan kiri sungai. Di sini, juga terdapat spot kunang-kunang yang akan dituju oleh kapal klotok saat menjelang malam (Detiktravel, 2020).

Keindahan hutan di Kalimantan tidak hanya dimanfaatkan sebagai ekowisata untuk menikmati pemandangan, tetapi juga untuk konservasi alam, sarana edukasi, serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya. Keindahan hutan di Kalimantan juga pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film Anacondas. Film ini menceritakan mengenai suatu tim melakukan pencarian bunga yang diketahui dapat membuat orang memiliki kehidupan abadi. Bunga tersebut berlokasi dalam hutan di Kalimantan. Dalam pencariannya, tim tersebut harus menghadapi ular besar (Anacondas) dan berbagai hambatan lainnya (Tirto.id, 2019).
Hewan Unik di Kalimantan
Terdapat hewan unik lainnya selain orang utan, bekantan, babi hutan, dan monyet daun merah, yang dapat dijumpai di Kalimantan. Jenis kelelawar lidah panjang atau hewan yang disebut dengan Macroglossus minimus ditemukan di lokasi riset bekantan di Pulau Curiak, Kalimantan. Lidah panjangnya digunakan untuk mengambil makanan pada bunga dengan posisi apapun. Sumber makanan utama hewan ini terdapat di Pohon Rambai atau Sonneratia caseolaris yang pada saat malam hari berbunga mekar. Keberadaan kelelawar nektar dengan lidah panjang ini dinilai penting bagi hutan bakau di Pulau Curiak untuk kebutuhan penyerbukkan tumbuhan (CNN Indonesia, 2019). Terdapat hewan jenis lain yang ditemukan di Kalimantan belum lama ini yaitu:

Katak ini memiliki nama lain, yaitu Megophrys kalimantanensis. Katak Tanduk Kalimantan ditemukan oleh tim LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Pegunungan Meratus saat ekspedisi. Perbedaan yang dimiliki oleh katak jenis baru ini apabila dibandingkan dengan Katak Tanduk Pinokio adalah bagian yang lebih pendek pada bagian moncong dan mata. Selain itu, terdapat sepasang lipatan lateral tambahan pada tubuhnya (Kompas, 2019).

Sementara itu, terdapat jenis katak baru lain yang ditemukan, yaitu Katak Renda Piasak yang dapat dilihat pada gambar 3(b). Katak ini memiliki nama latin Kurixalus absconditus. Katak jenis ini memiliki kulit berwarna coklat yang hampir serupa dengan warna batang pohon sehingga katak ini dapat tampak seperti sedang bersembunyi atau menyamar. Habitat katak ini terletak di rawa semak yang dekat dengan hutan rawa sekunder (Kompas, 2020).
Tumbuhan Endemik
Kantong Semar atau Nepenthes merupakan tumbuhan yang terkenal berasal dari Kalimantan. Tumbuhan ini umumnya hidup di tempat yang miskin nutrisi sehingga Kantong Semar bertindak seperti sebagai predator demi mempertahankan hidupnya. Kantong Semar mengeluarkan madu agar dapat membuat bagian kantung menjadi basah saat kondensasi. Hal ini dilakukan untuk menarik semut (CNN Indonesia, 2015).
The International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukkan jenis tumbuhan Nepenthes clipeata ke dalam Red List yang berstatus critically endangered atau terancam punah pada tahun 2014 lalu. Akan tetapi, terdapat kasus penjualan tumbuhan ini di Provinsi Kalimantan Barat. Penangkapan dilakukan oleh regu gabungan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian dan BKSDA Kalimantan Barat. Pelaku terjerat pasal dari UU Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya (Detik.com, 2020). Tumbuhan ini adalah jenis tumbuhan endemik yang seharusnya terus dilestarikan.
Kondisi Hutan Kalimantan
Kondisi yang memprihatinkan pada hutan di Kalimantan diketahui terus ramai diberitakan di berbagai media sosial, di antaranya adalah kebakaran yang terjadi di Taman Nasional Sebangau. Banyak pohon yang tumbang dan kehidupan satwa endemik di sana (seperti orangutan, trenggiling, beruk, burung tingang, owa, dan lainnya) terancam.

Taman Nasional Sebangau terletak di 3 wilayah, yaitu Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau. Wilayah yang paling luas terbakar terletak di Kota Palangkaraya. Sejak Bulan Juli sampai September tahun 2019, sebanyak 125 hektar telah terbakar di wilayah Taman Nasional Sebangau. Dalam 3 bulan tersebut, terdapat 141 titik api. Dengan bantuan dari darat dan udara, tim dari taman nasional tersebut dan Manggala Agni terus berupaya memadamkan api (Multi Media Center Provinsi Kalimantan Tengah, 2019).

Pada tahun 2019 lalu, Palangkaraya mengalami polusi udara akibat dari asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Tengah, bahkan polusi udara lebih parah jika dibandingkan dengan Jakarta. Air Quality Index (AQI) Jakarta diketahui senilai 153, sedangkan Palangkaraya senilai 382. Indeks tersebut dinilai berdasarkan 6 parameter kualitas udara, yaitu PM2,5, PM10, asam belerang, ozon permukaan tanah, karbon monoksida, dan nitrogen dioksida. Semakin nilai tinggi AQI, maka kualitas udara semakin berbahaya. (Detik.com, 2019).
Upaya Pelestarian
Berbagai upaya terus dilakukan oleh KLHK, pihak swasta, dan warga setempat untuk menangani permasalahan kebakaran hutan. Pihak Lindungi Hutan, pada tahun 2019 lalu, turut membantu warga setempat dengan memberikan masker N95 yang diketahui dapat mengurangi polutan yang terhirup secara signifikan. Alat kesehatan lainnya juga dibagikan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Pihak Lindungi Hutan menyediakan wadah bagi para pembaca untuk bekerjasama dalam melestarikan hutan. Para pembaca dapat menjadi donatur untuk project penanaman tumbuhan dengan langkah-langkah yang cukup mudah. Peran masyarakat dinilai sangat penting dalam penyelamatan hutan di Indonesia.
Penulis : Elgin Martama
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Referensi
CNN Indonesia. (2015, January 14). Cerdasnya Tumbuhan Kantong Semar dari Kalimantan. CNN Indonesia. Retrieved October 17, 2020, from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150114154556-199-24636/cerdasnya-tumbuhan-kantong-semar-dari-kalimantan
CNN Indonesia. (2019, November 5). Spesies Kelelawar Lidah Panjang Ditemukan di Kalimantan. CNN Indonesia. Retrieved October 16, 2020, from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191105064620-199-445622/spesies-kelelawar-lidah-panjang-ditemukan-di-kalimantan
Detik.com. (2019, September 19). Data Air Visual: Udara Palangkaraya Pagi Ini Masih Berbahaya. Detik News. Retrieved October 16, 2020, from https://news.detik.com/berita/d-4712322/data-airvisual-udara-palangkaraya-pagi-ini-masih-berbahaya/2
Detik.com. (2020, May 28). Dua Penjual Tanaman Kantong Semar Langka Ditangkap di Kalbar. Detik.com. Retrieved October 17, 2020, from https://news.detik.com/berita/d-5032710/dua-penjual-tanaman-kantong-semar-langka-ditangkap-di-kalbar/2
Multi Media Center Provinsi Kalimantan Tengah. (2019, September 25). 125 Ha Wilayah Taman Nasional Sebangau Terbakar. Multi Media Center Provinsi Kalimantan Tengah. Retrieved October 17, 2020, from https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/8323/125-ha-wilayah-taman-nasional-sebangau-terbakar
Tirto.id. (2019, December 23). Film Anacondas: The Hunt for the Blood Orchid di Trans TV Jam 14.00. Tirto.id. Retrieved October 17, 2020, from https://tirto.id/film-anaconda-the-hunt-for-the-blood-orchid-di-trans-tv-jam-1400-eoDC
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk, jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!