Pengertian Jejak Karbon, Sejarah, dan Cara Mengurangi Carbon Footprint

Hari-hari ini kamu mungkin sering mendengar istilah jejak karbon di berita yang kamu baca, atau di timeline sosial mediamu. Jejak karbon yang berkaitan erat dengan perubahan iklim memang menjadi isu yang saat ini mendapat perhatian dunia.

Ads

Lantas apa itu jejak karbon? Dari mana asalnya? Bisakah ia diukur? Lalu bangaimana cara menghitung dan menguranginya? Yuk, temukan jawaban lengkapnya pada artikel di bawah ini!

Apa yang Dimaksud dengan Jejak Karbon?

pengertian jejan karbon.
Pengertian jejak karbon (carbon footprint).

Jejak karbon atau carbon footprint adalah jumlah total emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, baik itu individu, lembaga, atau kelompok manusia yang lebih besar. Jejak karbon juga merujuk pada pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur dan transportasi. Selain itu, carbon footprint mencakup gas rumah kaca lainnya seperti metana, dinitrogen oksida, dan CFC.

Sementara itu, jejak karbon juga merupakan sebuah konsep untuk mengukur jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama produksi, pemanfaatan produk, sampai pembuangan produk tersebut. Satuan yang digunakan untuk menyatakan perhitungan jejak karbon adalah ton karbon atau ton karbon dioksida ekuivalen.

Jejak karbon berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan untuk menunjang berbagai sektor kehidupan manusia. Seperti sektor industri, agrikultur, dan sektor rumah tangga yang meliputi aktivitas konsumsi, transportasi yang digunakan, dan bagaimana kita menggunakan listrik.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Hemat kata, semua kegiatan manusia menyumbang konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bahkan merilis pernyataan bahwa lebih dari 95% kemungkinan jika aktivitas manusia selama 50 tahun terakhir menyebabkan suhu bumi kian menghangat. Selama satu dekade terakhir, pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak terbukti meningkatkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer.

Gas-gas rumah kaca di atmosfer memiliki kemampuan untuk mengikat radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi dan sinar yang datang dari luar angkasa. Alaminya, gas-gas ini diperlukan atmosfer untuk menjaga permukaan bumi tetap hangat. Jika tidak, kehidupan di bumi tidak dapat berlangsung seperti sekarang.

Namun, gas rumah kaca yang terlalu banyak terperangkap di atmosfer tentu akan membawa kerugian. Akumulasi gas rumah kaca tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi. Peningkatan temperatur rata-rata bumi yang lebih tinggi akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

Seiring berjalannya waktu, perubahan faktor-faktor iklim, seperti curah hujan, penguapan, dan temperatur juga mengalami perubahan. Akibatnya, terjadi bencana lingkungan dengan skala yang lebih besar dan frekuensi yang lebih sering. Dengan demikian, perubahan iklim mengancam peradaban manusia modern dan keberlanjutan ekosistem global.

Baca juga: Carbon Offset (Tebus Karbon): Pengertian, Manfaat, Skema dan Regulasinya

Sejarah Jejak Karbon

sejarah carbon footprint.
Istilah carbon footprint diperkenalkan oleh perusahaan minyak asal Inggris.

Istilah jejak karbon digunakan untuk menggambarkan jumlah gas rumah kaca CO2 yang dilepaskan ke atmosfer. Gas rumah kaca dapat dihasilkan akibat dari aktivitas individu, organisasi, atau komunitas tertentu.

Penggunaan frasa jejak karbon dipopulerkan melalui kampanye iklan yang didanai sebesar $250 juta oleh perusahaan minyak dan gas, British Petroleum (BP). Industri tersebut mempekerjakan tim PR terkenal yaitu Ogilvy & Mather untuk mempromosikan jejak karbon. Campaign yang dilakukan dimaknai sebagai bentuk perubahan pandangan bahwa perubahan iklim bukanlah kesalahan dari perusahaan minyak raksasa, melainkan disebabkan oleh individu. Dengan kata lain, BP bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik terkait pembatasan yang harus dilakukan oleh perusahan.

Strategi yang dilakukan BP dapat dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perhatian konsumen terhadap tindakan pribadi mereka. Bahkan pada tahun 2004, perusahaan minyak swasta terbesar kedua di dunia ini juga meluncurkan kalkulator jejak karbon. Dengan adanya alat tersebut, orang dapat memahami bagaimana sebagian besar rutinitas kehidupan mereka menyebabkan pemanasan dunia.

Kini perhitungan jejak karbon telah banyak dilakukan oleh individu maupun industri. Konsep ini lebih dikenal sebagai indikator kategori dampak siklus hidup yang berpotensi pada pemanasan global. Karenanya, bentuk jejak karbon secara konseptual dapat menjadi indikator potensi pemanasan global. Sayangnya, BP tidak berusaha mengurangi jejak karbonnya sendiri. Justru mereka memperluas pengeboran minyaknya hingga tahun 2020-an.

Sementara itu, survei menyatakan jika jejak karbon dianggap sebagai ukuran total dari hasil emisi. Gas rumah kaca tersebut dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari penggunaan produk dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pembakaran bahan bakar fosil dari penggunaan kendaraan bermotor.

Bagaimana Cara Mengurangi Jejak Karbon yang Kita Hasilkan?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa semua aktivitas yang kita lakukan meninggalkan jejak karbon. Bahkan kegiatan yang kita anggap biasa sekalipun ternyata dapat berkontribusi pada kerusakan lingkungan akibat dari jejak karbon yang kita lepaskan. Beberapa sumber jejak karbon dapat berasal dari penggunaan kendaraan, cara kita menggunakan listrik dan air, hingga makanan yang kita konsumsi.

  • Penggunaan Kendaraan

Jenis, bahan bakar, dan frekuensi menggunakan kendaraan menentukan kecil atau besarnya jejak karbon yang kita tinggalkan ketika berpergian menggunakan alat transportasi. Semakin kita sering menggunakan kendaraan pribadi dengan bahan bakar fosil, maka semakin besar jumlah emisi yang kita lepaskan ke atmosfer.

Cara mudah mengurangi jejak karbon dari aktivitas transportasi adalah dengan menggunakan transportasi umum jika perjalanan jauh, dan menggunakan sepeda atau berjalan kaki jika jarak yang ditempuh dekat. Namun, apabila perjalanan mengharuskan menggunakan kendaraan pribadi, gunakanlah kendaraan yang hemat bahan bakar.

Lakukan juga perawatan yang sesuai dengan jenis kendaraan seperti menggunakan BBM sesuai jenis mesin, rutin melakukan cek sistem pembakaran dan tekanan ban.

  • Penggunaan Listrik dan Air

Alat-alat elektronik yang ada di rumah kita memerlukan aliran listrik agar alat tersebut dapat digunakan. Tapi tahukah kamu energi listrik yang memudahkan hidup kita tersebut merupakan salah satu sumber penyumbang emisi yang besar? Hal demikian disebabkan oleh masih banyaknya pembangkit listrik yang bergantung pada bahan bakar fosil.

Oleh karena itu, menghemat penggunaan listrik dengan menggunakannya secara bijak sangat membantu dalam mengurangi carbon footprint dari sektor energi. Contoh hal sederhananya adalah melepas charger smartphone apabila sudah selesai mengisi daya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perushaan Listrik Negara (PLN), 1 watt listrik terbuang begitu saja ketika kita tidak mencabut charger smartphone dari stop kontak selama satu jam.

  • Konsumsi Makanan

Pola hidup sehari-hari lainnya yang menyumbang emisi cukup besar berasal dari makanan yang kita konsumsi. Jejak karbon dari makanan berasal dari sistem rantai makanan mulai dari proses produksi, bahan makanan, porsi dan jenis makanan, hingga limbah produk dari sisa makanan.

Tak hanya itu, carbon footprint dari makanan juga dapat berasal dari perubahan fungsi lahan, seperti lahan hutan yang beralih fungsi menjadi peternakan. Karenanya, mengonsumsi makanan dengan proses produksi yang panjang seperti produk susu atau daging dapat menyumbang emisi yang besar.

Mengurangi atau beralih dari konsumsi daging merah ke sayuran dapat mengurangi konsentrasi emisi GRK di atmosfer. Selain memenuhi kebutuhan protein, sayuran juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Di samping itu, untuk mengurangi emisi dari makanan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sisa makanan  seperti sayur mentah sebagai pupuk kompos. Perhatikan juga label makanan untuk melihat apakah produk tersebut  mengalami proses produksi yang panjang atau tidak. Kamu juga bisa mulai mengurangi pembelian makanan dari kemasan kaleng atau plastik.

Baca juga: Jejak Karbon di Makanan: Arti, Asal-usul dan Cara Menguranginya

Bagaimana Cara Menghitung Jejak Karbon yang kita Hasilkan?

cara menghitung jejak karbon.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung carbon footprint.

Terdapat beberapa metode perhitungan jejak karbon yang telah dikembangkan. Perhitungan jejak karbon pada skala industri, produk, atau layanan dapat menggunakan pendekatan Life-cycle assessment (LCA). Penggunaan pendekatan tersebut dilakukan apabila jejak karbon menjadi salah satu dari banyak faktor yang dipertimbangkan saat menilai suatu produk atau layanan. Metode ini akan menghasilkan gambaran lengkap mengenai input dan output yang relevan dengan timbulnya polutan udara, konsumsi energi, emisi GRK, atau parameter kepentingan dan inisiatif biaya lainnya.

Selanjutnya ada metode Greenhouse Gas Protocol (GHG Protocol) untuk menghitung besaran jejak karbon. Proses pengembangan protokol ini tidak hanya dilakukan oleh dunia usaha semata tetapi juga melibatkan Non-Governmental Organizations (NGOs), perusahaan, dan pemerintah dari beberapa negara tempat perusahaan terlibat.

Perhitungan yang dikembangkan oleh World Business Council for Sustainable Development ini dilakukan mulai dari proses produksi, baik proses langsung dan tidak langsung. Proses langsung dimulai dari awal barang datang hingga barang keluar dari pabrik dan terdiri atas 3 scope, yaitu:

  • Scope 1 adalah apa yang ada di dalam pabrik,
  • Scope 2 berisi listrik yang digunakan, dan
  • Scope 3 adalah proses produksi di luar pabrik dan selain listrik.

Selain itu, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 juga membentuk pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional yang diklasifikasikan ke dalam 5 sektor yang meliputi:

  1. Energi,
  2. Proses industri dan penggunaan produk,
  3. Pertanian,
  4. Kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.
  5. Limbah.

Metode tersebut mendukung perhitungan emisi yang andal dan diakui secara internasional. Hingga saat ini, perhitungan emisi digunakan oleh seluruh negara yang meratifikasi United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Dengan demikian, inventarisasi emisi dari negara-negara terlibat dapat dibandingkan satu dengan lainnya.

Dalam pelaksanaan perhitungan emisi menggunakan IPCC-2006 diperlukan data kegiatan (activity data) dan faktor emisi. Sistem ini menganut pada tier yang menggambarkan tingkatan dan kompleksitas metode penghitungan emisi GRK. Semakin tinggi tier yang digunakan, maka hasil penghitungan emisi GRK semakin akurat. Tentu saja hal ini diiringi dengan penggunaan data yang lebih detail.

Meskipun demikian, nilai tier yang tinggi akan menunjukkan nilai emisi GRK yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh dengan tier yang tinggi, maka emisi CO2 yang dipertimbangkan adalah emisi CO2 yang terlepas ke atmosfer. Di samping itu, masih ada karbon tersisa yang tidak habis terbakar, misalnya karbon tersisa pada fly ash dan bottom ash.

Alat untuk menghitung jejak karbon yang kita hasilkan disebut dengan kalkulator jejak karbon. Kalkulator jejak karbon adalah alat yang dapat digunakan untuk memahami dampak perilaku pribadi atau kelompok terhadap pemanasan global. Kalkulator jejak karbon memungkinkan kita untuk mengetahui dampak yang kita timbulkan dari aktivitas yang dilakukan.

Alat perhitungan ini juga dapat menyajikan data jejak karbon dari berbagi sumber seperti mobil, pembangkit listrik, limbah peternakan, limbah makanan, dan lainnya. Tidak sedikit orang yang terkejut ketika melihat jumlah CO2 yang dihasilkan oleh tiap aktivitasnya. Oleh karena itu, perhitungan dan pemantauan terhadap jejak karbon pribadi sangat penting, terlebih jika ingin berkontribusi untuk menghentikan pemanasan global.

Beberapa alat kalkulator jejak karbon sudah dikembangkan oleh sejumlah organisasi dan dapat ditemukan di internet. Salah satunya adalah kalkulator jejak karbon Imbangi dari LindungiHutan. Kalkulator jejak karbon digital ini sudah dilengkapi dengan fitur-fitur yang memungkinkan kamu untuk menghitung carbon footprint dari aktivitas kendaraan, penggunaan pendingin ruangan, konsumsi energi dari peralatan listrik, bahan bakar industri, hingga jejak karbon dari peternakan.

Selain dapat diakses secara gratis, cara menggunakan Imbangi pun sangat mudah. Kamu hanya perlu memasukkan data sesuai jenis aktivitas yang akan dihitung.

Misalnya jika kamu ingin menghitung jejak karbon dari penggunaan peralatan listrik, maka data yang perlu dimasukkan adalah jenis peralatan listrik, jumlah unit yang digunakan, dan lama penggunaan dalam satu hari. Setelah semua data diisi, akan muncul hasil kalkulasi emisi karbon dari penggunaan alat listrik tersebut.

Manfaat Menghitung Carbon Footprint

manfaat menghitung carbon footprint.
Menghitung jejak karbon menumbuhkan kesadaran tentang tanggungjawab bersama untuk melawan pemanasan global.

Menghitung carbon footprint merupakan langkah awal untuk kita berkontribusi dalam menjaga bumi. Perhitungan jejak karbon membantu kita untuk mengetahui dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas yang dilakukan. Memiliki pemahaman tentang jumlah emisi yang kita keluarkan akan memotivasi untuk mengurangi emisi.

Hasil perhitungan carbon footprint juga memudahkan kita untuk merencanakan upaya pengurangan emisi dan mengimbanginya. Bisa dengan menghemat energi listrik, mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, atau melakukan carbon offset dengan mendukung program-program penghijauan seperti penanaman pohon atau reboisasi.

Lebih jauh, Data dari hasil perhitungan carbon footprint dapat membantu pemerintah untuk membuat kebijakan dalam hal mengurangi emisi global. Seperti membuat peraturan pajak karbon atau efesiensi energi.

Baca juga: Perdagangan Karbon: Pengertian, Manfaat, Regulasi, dan Tantangan Carbon Trading

Karena perubahan iklim merupakan tantangan global, tanggung jawab dan kerja sama dari setiap entitas sangat penting agar suhu bumi tidak melebihi ambang batas yang ditentukan. Mulai dari diri sendiri, hitung jejak karbonmu melalui https://m.lindungihutan.com/imbangi/, dan bargabunglah bersama kami dalam upaya menghijaukan bumi!

Penulis : Shofy Khairunnisa dan Maswanajih

FAQ

1. Apa saja penyebab jejak karbon?

Jejak karbon disebabkan oleh berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Mulai dari aktivitas industri, pertanian, peternakan, hingga aktivitas rumah tangga seperti konsumsi makanan dan penggunaan perlatan listrik. Carbon footprint tersebut berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan untuk menopang berbagai sektor kehidupan manusia.

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.