Kanguru Pohon
Jika kita mendengar kata kanguru hal pertama yang terlintas dipikiran kita adalah negara Australia. Satwa ini hidup dan berkembang biak cukup signifikan dan juga telah diklaim hanya terdapat di Australia. Namun, jika kita melihat secara luas ternyata di Indonesia juga memiliki kanguru sama seperti negara Australia. Kanguru ini menghuni sebagian wilayah di Indonesia yaitu di tanah Papua. Kanguru yang menempati papua adalah jenis kanguru pohon atau dengan nama ilmiah Dendrolagos sp. Dendrolagos sp merupakan salah satu hewan endemik Papua yang juga termasuk dari dua jenis mamalia darat terbesar di papua.
Pada pengklasifikasiannya, kanguru pohon memiliki kingdom (Animalia), phylum (Chordata), class (Mamalia), family (Marcropodidae), dan genus (Dendrolagus). Hewan ini juga memiliki beberapa spesies diantaranya D. inustus (kanguru pohon kelabu), D. Mbaiso (kanguru pohon coklat), D. Spadix (kanguru pohon dataran rendah), D. Good Fellow (kanguru pohon hias), D. ursinus (kanguru pohon hitam/leher putih), dan D. Dorianus Notatus (kanguru pohon doria). Kanguru pada dasarnya masuk dalam keluarga Macropodidae (Makropoda) yang memiliki ciri khusus yakni berkantung. Kantung ini dapat membuka ke depan saat proses berkembang biak dan memiliki empat kelenjar susu. Kanguru biasa menghabiskan waktunya di tanah dan suka berteduh di bawah pohon. Ciri-ciri lain yang terlihat juga pada tungkainya, kanguru memiliki ciri fisik bertungkai panjang dengan jari tengah yang panjang pada setiap tungkainya sehingga dapat berjalan-jalan di cabang pohon dan bergerak dengan keempat tungkainya tersebut.

Pada umumnya, kanguru pohon memiliki kaki yang panjang dan memiliki empat jari. Jari kedua dan ketiga berukuran kecil yang tersambung dengan kulit kecuali pada ujungnya. Jarinya juga memiliki cakar yang berbentuk lengkung, dimana berfungsi untuk memanjat ke atas pohon. Jika pada bagian luar kulit pohon itu licin atau berdiameter besar, maka ia akan kesulitan memanjat sehingga hanya dapat memanjat jika kulit batang pohon beralur-alur atau terdapat tumbuhan merambat sebagai pegangan saat naik ke atas. Selain itu, kanguru ini juga memiliki telinga yang panjang dan bagian dalam tak berambut. Satwa ini memiliki ekor yang lebih panjang dari tubuh yang pada ujungnya berwarna polos dan juga memiliki lengan otot kuat yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan tubuh serta sebagai penopang untuk duduk dan berkelahi.
Habitat Hidup
Pada habitat hidup, kanguru pohon hampir menghuni di seluruh wilayah Papua dengan menempati 80% dari luas daratan Papua (416.000 km2) sebagai habitat aslinya bersama jenis fauna mamalia lainnya. Kanguru hidup di daerah arboreal mulai dari permukaan laut sampai dengan daerah hutan pegunungan yang tingginya mencapai sekitar 4.000 m dengan suhu antara 10oC–27,04oC dan kelembaban berkisar 78,5%–86,5%. Satwa ini dapat dijumpai di wilayah Manokwari, Sorong, Sorong Selatan, Bintuni, Maybrat, Waigeo, Kaimana, Wondama/Wasior, Raja Ampat, dan Fak-fak. Satwa ini umumnya sangat menyukai dedaunan atau daun pucuk muda, buah, batang lunak, rumput-rumputan dan beberapa tumbuhan menjalar. Selain itu, satwa ini juga memiliki kecenderungan hidup secara berkelompok dengan satu kanguru jantan yang paling dominan. Meskipun demikian, ternyata masih terdapat beberapa dari jenis ini yang memilih hidup secara individu. Masa hidup seekor kanguru rata-rata berkisar antara 12 sampai 18 tahun. Panjang tubuhnya berkisar antara 500–800 mm dan tidak termasuk ekor. Saat dewasa satwa ini memiliki berat sekitar 6–18 kg. Sedangkan kanguru betina bereproduksi sepanjang tahun dan mengalami kematangan seks setelah mencapai berat badan antara 8,5-10 kg dan kanguru jantan dengan berat 12 kg.

.
Keberadaan Di Indonesia
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 247/KPTS/UM/4/1979 tanggal 5 April Tahun 1979, Dendrolagos sp. atau kanguru pohon termasuk dalam spesies satwa yang dilindungi oleh pemerintah. Akan tetapi, pada kenyataannya intensitas perburuan terhadap satwa ini terus meningkat. Menurut Petocz tahun 1987 menyatakan bahwa kanguru jenis ini sering diburu oleh masyarakat Papua yang berada dekat dengan hutan primer dan hutan lindung untuk dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani selain Macropus sp, Bandikut, Phalangeridae serta satwa unggas lain. Menurut Koibur tahun 2006, mengungkapkan bahwa ternyata jenis kanguru pohon kelabu atau Dendrolagus inustus diburu oleh masyarakat Papua dengan menggunakan senjata tradisional seperti parang, tombak, busur-panah dan senjata modern dengan jerat. Biasanya hasil buruan dimanfaatkan untuk dikonsumsi dan sebagian dijual dalam bentuk hidup atau mati dengan kisaran harga Rp. 500.000,00 – 1.000.000,00/ekor.
Mengutip dari beberapa literatur terkait, ternyata pada tahun 2015 jumlah kanguru secara keseluruhan di Taman Nasional Wasur Papua berjumlah 708 ekor kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 1.622 ekor pada tahun 2016. Meskipun terdapat peningkatan jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu yang masih berjumlah ribuan, ternyata populasi kanguru sebenarnya mengalami penurunan yang cukup drastis. Sebaliknya, pada populasi kanguru pohon malah tidak pernah diketahui berapa jumlahnya secara pasti. Namun, menurut IUCN Red List memasukkan satwa ini sebagai spesies yang terancam punah. Penurunan populasi ini diperkirakan karena adanya perburuan liar masyarakat yang menggunakan senjata untuk tujuan komersial. Kanguru ini kemudian diburu dan dijual dagingnya.

Bagian kanguru yang dikonsumsi umumnya adalah bagian daging yang diolah menjadi daging asap atau panggang. Selain itu, dagingnya juga dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan seperti sate, gulai, soto, dendeng, dll. Bagian kulit atau bulunya biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku tas, sepatu, dompet, jaket dan bahan baku tekstil lainnya. Meskipun demikian, banyak yang menyatakan bahwa kanguru pohon ini dapat dengan mudah beradaptasi dan berkembang biak dengan lingkungan di luar habitat aslinya sehingga untuk menyeimbangkan perburuan maka dibangunlah penangkaran satwa dilindungi ini di Papua. Kanguru dapat hidup dan mengalami pertumbuhan serta beraktivitas sebagaimana seperti di alam dalam penangkaran dengan mengkonsumsi daun dan batang kangkung, daun ubi jalar, buah pisang, pepaya serta nasi atau papeda. Kanguru yang berada dalam penangkaran berat badannya dapat mencapai PBB 0,9 kg dengan PBBH 0,03 kg selama 30 hari dalam penangkaran dengan pemberian pakan sederhana tanpa melihat kualitasnya.
Penulis: Irene Mega Mellyana
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Referensi Literatur:
Koibur, J. F. 2018. Kanguru Pohon (Dendrogus sp) Potensi Lokal Papua Sumber Pangan Masa Depan. Jurnal Ilmu Peternakan Vol. 8 No. 1. Universitas Papua. Tersedia dalam https://journal.fapetunipa.ac.id/index.php/JIPVET/article/view/31. Diakese pada 20 Januari 2021.
Koibur, J. F, dkk. 2011. Karakteristik Dan Organ Reproduksi Betina Kanguru Pohon Kelabu (Dedrologus Inustus) Di Papua. Buletin Peternakan Vol. 35 (1): 17-23. Universitas Negeri Papua. Tersedia dalam https://www.academia.edu/29682078/KARAKTERISTIK_DAN_ORGAN_REPRODUKSI_BETINA_KANGURU_POHON_KELABU_Dendrolagus_inustus_DI_PAPUA. Diakses pada 20 Januari 2021.
Referensi Gambar:
https://www.greeners.co/flora-fauna/kanguru-pohon-mantel-emas-kanguru-tanah-papua-yang-kritis/
https://phinemo.com/kanguru-papua-si-kecil-berkantung-dari-ujung-timur-indonesia/
Lindungihutan.com merupakan Platfrom Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya yang dapat merugikan pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!