
Kebakaran Hutan Amazon. – Publik dunia dibuat resah dan khawatir oleh peristiwa kebakaran yang melahap separuh hutan di wilayah Amerika Selatan. Kebakaran yang terjadi sejak awal tahun sudah mencapai 72.843 insiden. Luas daerah yang mengalami deforestasi hampir 300 m atau setara tiga kali luas lapangan bola per menitnya.
Data yang didapat dari Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa Brasil (INPE) kebakaran hutan Amazon tahun ini melonjak jika dibandingkan tahun lalu dengan presentase hingga 84%. Angka ini merupakan angka tertinggi semenjak kebakaran hutan dari tahun 2013.
Yuk, Adakan Penghijauan di Daerahmu!
Bersama LindungiHutan, Menghijaukan Indonesia.
Mengapa Bumi Terancam?
Hutan Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia dengan kelembapan yang tinggi. Menurut World Wildlife Fund (WWF) wilayahnya terdiri atas 6.7 juta km persegi. Proses fotosintesis yang terjadi di Amazon mengubah hampir 20% oksigen untuk disimpan hingga 90-150 miliar metric ton karbon di bumi. Dengan demikian pohon di hutan Amazon dapat berperan sebagai faktor memperlambat laju pemanasan global.
Jika dilihat dari segi ekologis Amazon merupakan habitat dari tiga juta spesies fauna dan flora. Rainforest Cruises menyebutkan bahwa hutan hujan ini dilalui oleh aliran sungai Amazon yang merupakan sungai terbesar kedua di dunia oleh sebab itu terjaga keasliannya.
Dilansir dari National Geographic hewan-hewan langka dan asli penghuni Amazon antara lain belut listrik, piranha pemakan daging, katak beracun, jaguar, ular berbisa hidup serta ikan langka arapaima. Selain itu Amazon juga merupakan rumah dari satu juta penduduk asli Suku Indian Amerika. Mereka hidup dengan membangun perkampungan di sekitar sungai Amazon.
Baca Lainnya : Adakah Jejak Karbon di Makanan Kalian?

Deforestasi merupakan kegiatan penggundulan hutan dengan tujuan untuk pembukaan lahan pertanian atau peternakan dengan cara penebangan illegal serta pembakaran hutan. Ketika pohon ditebang dan dibakar maka akan melepaskan karbon yang mereka simpan, penyerapan emisi karbon pun turut menghilang.
Thomas Lovejoy dari National Geographic menjelaskan apabila deforestasi (penggundulan hutan) di hutan Amazon terus melaju tanpa control memungkinkan kebakaran berdampak pada skala global. “Setiap hutan yang hancur adalah ancaman bagi keanekaragaman hayati dan orang-orang yang menggunakan keanekaragaman hayati itu,” ucap Lovejoy.
Ditegaskan juga oleh WWF bahwa deforestasi dan konversi lahan dapat menyebabkan 0.5 miliar metric ton karbon akan terlepas ke atmosfer. Pelepasan karbon yang tidak terkendali mempercepat dampak pemanasan global secara signifikan.
Mengapa Kebakaran Hutan Amazon Terjadi?
Kebakaran hutan Amazon terjadi usai Presiden Brasil Jair Bolsonaro memberikan lampu hijau untuk pengembangan area hutan hujan yang belum tersentuh untuk dijadikan area pertambangan, pertanian serta pembalakan. Alih-alih kontra dengan Bolsonaro, Pemerintah Brasil justru berdalih bahwa kebakaran disebabkan karena fenomena alam seperti kekeringan, angin, serta cuaca yang panas.
Namun pernyataan berbeda didapatkan dari INPE yang menyebutkan bahwa kebakaran seperti ini rawan terjadi di musim kemarau di Brasil, namun dengan luasan yang melebar mustahil jika tanpa ada campur tangan manusia.
“Tidak ada yang abnormal tentang iklim maupun curah hujan di wilayah Amazon pada tahun ini yang hanya sedikit di bawah rata-rata,” terang Alberto Setzer dari INPE. “Musim kemarau telah menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk penyebaran api. Tapi, masalahnya, menyalakan api adalah pekerjaan manusia—baik disengaja atau tidak.”
Kebijakan Bolsonaro diantaranya adalah membuka jalan pembalak liar, penambangan emas serta mempersempit kepemilikan lahan masyarakat adat untuk eksploitasi sumber daya Amazon. Karenanya, Bolsonaro tidak ragu untuk memangkas dana perlindungan hutan Amazon dan memecat Luciano de Meneses Evaristo yang merupakan pejabat yang menekan angka deforestasi selama sembilan tahun terakhir di Brasil.

Banyak aktivis lingkungan, pesohor dunia hiburan yang sudah menyuarakan keprihatinan untuk membela Amazon dari kebijakan Bolsonaro. Diantaranya adalah penyanyi wanita berusia 61 tahun, Madonna di laman twitternya, pemain sepak bola Cristiano Ronaldo, serta aktor Leonardo DiCaprio. Hal yang sama diungkapkan oleh sekjen PBB Antonio Guterres sangat konsern pada efek yang ditimbulkan dari kebakaran ini,
Meskipun demikian, tidak membuat Bolsonaro tersadar akan kesalahan kebijakannya. Ia malah mengeluarkan alasan konyol untuk mencari kambing hitam: kebakaran hutan Amazon adalah ulah LSM lingkungan untuk mempermalukan pemerintahannya.
“Mengenai kebakaran di Amazon, menurut saya ini mungkin diprakarsai oleh LSM karena mereka kehilangan uang. Apa tujuannya? Untuk membawa masalah ke Brasil,” tegasnya, mengutip The Guardian.
Berbeda dengan Bolsonaro, kami di LindungiHutan berupaya untuk menjaga kelestarian kawasan hutan. Fokus utama kami adalah pada penggalangan dana dan serta mewadahi gerakan untuk peduli terhadap lingkungan. Visi LindungiHutan yaitu “Bersama Menghijaukan Indonesia” dan Misi untuk “Menanam sejumlah penduduk Indonesia pada 2020”. Relawan LindungiHutan saat ini telah tersebar di lebih dari 70 daerah dengan total 4.000 relawan terdaftar.
Blog LindungiHutan adalah salah satu media publikasi digital yang berisi tentang kegiatan, kampanye alam dan relawan LindungiHutan.
Contributed by Hasna Ajeng Fadhilah / Lindungi Hutan
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di daerahmu. Selain daerahmu, kamu juga bisa membantu menghijaukan daerah lainnya di Indonesia lho!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!