
Hutan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Papua yang bergantung dari hutan alam. Sebagian besar masyarakatnya tinggal di hutan dan mengelola sumber daya hutan secara lestari. Bagi para pakar lingkungan, konservasi dan biologi, Papua merupakan sumber ilmu pengetahuan alam dan budaya untuk didokumentasi, diteliti, dibagikan dan dilestarikan.
-
Hutan Papua Secara Umum
Papua merupakan wilayah dengan daratan paling luas yang dimiliki oleh Indonesia dengan ekosistem alami yang besar. Papua memiliki ekosistem paling lengkap mulai dari laut, pesisir, hutan, hingga memiliki puncak pegunungan bersalju abadi. Di daratan Papua sekitar 75 % wilayah tanah daratannya ditumbuhi oleh hutan hujan tropis yang lebat, salah satu keunikan hutan hujan tropis di wilayah ini adalah selalu ditutupi oleh kabut yang menandakan Papua memiliki tingkat kelembapan tinggi. Hutan lebat merupakan tipe vegetasi alami di hampir seluruh Papua, kecuali di bagian tenggara. Hutan Papua mempunyai keanekaragaman jenis yang sangat tinggi; tegakannya didominasi oleh jenis pohon tertentu dan akibat faktor sejarah geologinya, keanekaragamannya sangat bervariasi menurut lokasi, bahkan dalam satu daerah tangkapan air. Formasi mangrove paling dominan berada di bagian selatan dan tenggara, antara Kepala Burung bagian selatan dan Semenanjung Bomberai dan sepanjang P. Waropen (Teluk Cenderawasih). Di wilayah tenggara terdapat hutan monsun yang lebat, yang semakin ke selatan berangsur berubah menjadi hutan Melaleuca dan savana Eucalyptus. Sebagian besar wilayah Papua berbukit; hutan-hutan yang tumbuh di atas tanah berdrainase baik dan cenderung kurang menakjubkan, dengan pohon berbatang lebih kecil dan lebih pendek. (Kartikasari, Marshall, Beehler, 2012)
-
Kondisi Terkini Hutan Papua

Hutan Papua menjadi harapan terakhir bagi hutan Indonesia yang utuh. Sebab, berkurangnya tutupan lahan hutan di Sumatera dan Kalimantan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pada tahun 2015 luas hutan primer yang tersisa di Indonesia berada di Provinsi Papua dan Papua Barat -termasuk hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, serta hutan lindung- seluas 38.153.269 hektare. Padahal hingga 2009, luas hutan masih mencapai 42 juta hektare. Lalu, pada tahun 2011 Greenpeace mencatat laju deforestasi di Papua rata-rata per tahun mencapai 143.680 hektare, sementara di Provinsi Papua Barat seluas 293 ribu hektare. Rencana pembangunan infrastruktur oleh pemerintah tentu akan membawa pula dampak bagi masyarakat dan lingkungan. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya potensi terjadinya deforestasi. Papua memiliki sumber daya alam yang besar, hal ini tentunya menjadinya incaran pengusaha dan investor. Deforestasi yang terus menerus terjadi akan membawa dampak negatif bagi masyarakat. Dampak negatif ini berupa hilangnya hutan, berkurangnya sumber air bersih, potensi sengketa lahan dengan masyarakat adat, dan masih banyak lainnya. Hutan yang tidak dijaga dengan baik tentunya akan semakin berkurang tutupan lahan hutannya. Manajemen pengelolaan hutan harus diatur dengan baik dan ketat serta dapat menjaga konservasi hutan-hutan beserta keragaman hayati di dalamnya.
Aspek ekonomi dan lingkungan dapat diseimbangkan dengan melakukan beberapa treatment dalam rangka melindungi hutan. Pengembangan sektor-sektor alternatif pada pemanfaatan sumber daya alam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, dengan alam Papua yang sangat indah berpotensi untuk ekoturisme. Dengan sistem agroforestri terpadu, produksi barang hutan non-kayu seperti buah-buahan, tanaman obat, coklat, madu, anggrek dapat dikembangkan menjadi sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat. Alternatif tersebut tidak menutup sepenuhnya potensi bagi perkebunan. Hanya saja, kesepakatan yang dibangun dapat dipindahkan ke perkebunan yang sudah tua serta lahan yang terdegradasi dan lahan tidak produktif. Dalam kegiatan ini manfaat ekonomi juga harus menjangkau masyarakat, bukan hanya para pengusaha dan pemilik perusahaan besar yang akan semakin memperlebar kesenjangan. Skema hutan adat merupakan pilihan tepat untuk diimplementasikan di Papua. Masyarakat dapat secara langsung berperan dalam melindungi hutan dari perambahan yang merugikan.
-
Kekhasan Hutan Papua
-
Flora

Hutan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya, dan sebagai habitat tumbuhan serta hewan. Pelestarian serta pengelolaan hutan yang bijak tentunya akan berpengaruh pada hal tersebut. Hutan sendiri memiliki banyak jenis tumbuhan yang hidup di dalamnya. Menjaga kelestarian hutan berarti juga menjaga ekosistem tumbuhan tersebut. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laju deforestasi Indonesia cukup tinggi, maka dari itu keberadaan keragaman hayati juga ikut terancam. Maraknya permasalahan pengurangan luas tutupan hutan menjadi isu yang perlu diperhatikan, mengingat hal tersebut berpengaruh pada keragaman hayati yang tentu saja untuk menjaga keberlangsungan makhluk hidup di hutan. Sebab, baik tumbuhan maupun hewan memiliki perannya dalam menjaga keseimbangan alam.
Sebuah studi di Jurnal Nature menyebutkan bahwa Pulau Papua memiliki lebih banyak spesies tumbuhan daripada pulau mana pun di dunia. Peneliti telah mengidentifikasi 13.634 spesies tumbuhan, 1.742 genus dan 264 famili. Keragaman hayati yang dimiliki Pulau Papua telah menginspirasi ilmuwan terkemuka mulai dari Alfred Russel Wallace hingga Jared Diamond. Keragaman hayati ini sangat beragam dan banyak jumlahnya. Ada beberapa tumbuhan yang bahkan hanya dapat tumbuh di Papua. Iklim dan cuaca yang dimiliki Papua menjadi tempat yang baik untuk kembang biak beberapa spesies tertentu, yang saat ini dapat digolongkan langka. Beberapa tumbuhan tersebut yaitu; buah merah (berasal dari keluarga padan, bentuknya mirip jagung yang terbungkus daun, orang Papua menyebutnya kuansu), rabon bi (bentuknya mirip jambu air, orang papua biasa memanfaatkan untuk pengobatan penyakit mata), bintangur (sebagai pengganti bahan bakar minyak setelah dilakukan proses pengolahan), pisang jenis musa ingens (memiliki ukuran hampir 60 kg, tinggi pohon mencapai 25 m, sayangnya tidak dapat dikonsumsi sebab rasanya yang hambar), anggrek hitam papua (sulit ditemukan dan dibudidayakan, harganya bisa sampai ratusan juta rupiah), anggrek besi (termasuk juga tumbuhan langka), sarang semut (masuk genus tanaman mirmekofil epifit, umbinya memiliki manfaat untuk kesehatan), serta anggrek stuberi (masuk dalam daftar tanaman budidaya yang dapat tumbuh di lingkungan konservasi saja, sehingga ada sanksi tegas jika terbukti memelihara di luar lingkungan konservasi).
-
Fauna

Fauna endemik/khas merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh masyarakat dunia, bukan hanya masyarakat lokal saja. Keberadaannya harus diperhatikan dengan baik untuk menjaga kelestariannya, sebab populasi yang sedikit. Seluruh elemen masyarakat bekerjasama dalam hal pemeliharaan ini, misal dengan tidak memelihara hewan langka secara ilegal, melaporkan ke pihak berwajib apabila melihat ada pelanggaran, mendukung program konservasi, dll. Kelestarian fauna selain untuk mempertahankan populasinya, juga menjadi sumber pengetahuan, menjaga keseimbangan ekosistem, dll. Setiap kebijakan terkait lingkungan yang diambil perlu untuk memperhatikan keragaman hayati ini sebagai faktor utama. Pemanfaatan dan pengelolaan hutan harus diatur dengan baik, supaya tidak mengganggu keragaman hayati yang ada di hutan. Hal ini perlu dilakukan di seluruh wilayah Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya.
Papua memiliki salah satu hutan dengan tingkat keragaman hayati yang tinggi di dunia yaitu 20.000 spesies tanaman, 602 jenis burung, 125 mamalia, serta 223 reptil. Burung mendominasi vertebrata Papua. Fauna burung yang istimewa mencakup 25 jenis burung cendrawasih, tiga jenis kasuari, sekitar 20-an beo, merpati, burung pemangsa, dan raja-udang. Hewan endemik Papua pun beragam jenisnya. Burung cendrawasih merah, burung cendrawasih mati-kawat, kura-kura reimani, nuri sayap hitam, kasuari gelambir tunggal, kasuari kerdil, mambruk victoria, hiu karpet berbintik, kanguru pohon mantel emas, labi-labi moncong babi, tikus raksasa mallomys, ikan pelangi merah, udang selingkuh, serta tikus pohon kecil.
Penulis : Hibyal Haninatu Niswah
Referensi Literatur :
Admin. 2019.Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Di Hutan. Tersedia dalam https://warsi.or.id/mempertahankan-keanekaragaman-hayati-di-hutan/. Diakses pada 3 November 2020.
Andriansyah, Muhamad Nafi, et al. 2018. 3 Fakta Tentang Papua : Harapan Terakhir Bagi Hutan Indonesia. Tersedia dalam https://wri-indonesia.org/id/blog/3-fakta-tentang-papua-harapan-terakhir-bagi-hutan-indonesia. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020.
Apinino, Rio. 2018. Tahun tak Pernah Berakhir : Saat Paru-Paru Dunia Di Papua Kian Sesak. Tersedia dalam https://tirto.id/tahun-tak-pernah-berakhir-saat-paru-paru-dunia-di-papua-kian-sesak-cCDM. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020.
Cannon, John C. 2020. Studi : Papua, Pulau Dengan Spesies Tumbuhan Paling Banyak Di Dunia. Tersedia dalam https://www.mongabay.co.id/2020/09/10/studi-papua-pulau-dengan-ragam-hayati-tumbuhan-paling-tinggi-di-dunia/. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.
Catatan Forest Watcher. 2016. Pemantau Hutan Papua. Tersedia dalam https://fwi.or.id/pemantau-hutan-papua/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020
Jeslyn, Marioline. 2020. Hewan Endemik Ciri Khas Yang Ada Di Papua. Tersedia dalam https://www.indonesiana.id/read/140583/hewan-endemik-ciri-khas-yang-ada-di-papua. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2020.
Kartikasari, Sri Nurani, Andrew J. Marshal, dan Bruce M. Beehler. 2012. Seri Ekologi Indonesia Jilid VI : Ekologi Papua. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International.
Redaksi Ilmugeografi. 9 Tumbuhan Langka Di Papua Yang Wajib Dilestarikan. Tersedia dalam https://ilmugeografi.com/biogeografi/tumbuhan-langka-di-papua. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.
https://www.mongabay.co.id/papua/
https://www.papua.go.id/view-detail-page-77/undefined
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!