Living stones adalah sebutan lain untuk Lithops, genus tanaman sukulen dari keluarga Aizoaceae yang endemis di bagian selatan Afrika. Selain Living Stones, tanaman unik ini memiliki nama panggilan lain, seperti pebble plant, flowering stone, dan split rock. Bentuknya yang seperti batu ini sangat membantu Lithops untuk melindungi diri agar tidak dimakan oleh predator.
Gambar 1 Lithops
Walaupun habitat hidupnya di alam liar, tanaman ini juga dapat dijadikan tanaman hias di rumah. Tak jarang Lithops menjadi incaran para kolektor tanaman sukulen karena keunikannya ini. Yuk kita cari tahu lebih lanjut tentang Living stones ini!
Baca juga: 5 Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
Ciri-ciri Lithops
Lithops memiliki ukuran yang sangat kecil dengan tinggi berkisar antara ½ – 1 inci dan lebar 1 – 3 inci. Tanaman ini memiliki beberapa warna, yaitu abu-abu, cokelat, hijau, dan merah muda. Pada permukaan daunnya juga memiliki pola yang beragam sehingga dapat membantunya untuk menyamarkan diri dengan lingkungan sekitar.
Daun dan Akar
Pada umumnya, tanaman ini hampir tidak memiliki batang tetapi memiliki akar tunggang yang menyatu dengan pangkal daun. Lithops hanya memiliki 2 helai daun. Daun yang dimiliki cukup tebal sehingga dapat menampung cukup air untuk bertahan hidup selama beberapa bulan tanpa hujan. Selama musim kemarau, daunnya akan mengerut dan menciut di bawah permukaan tanah.
Karena sel daun atau klorofil berada di bawah permukaan tanah, pada bagian ujung lebar daun terdapat windowed cells yang membantu proses fotosintesis. Adanya windowed cells memungkinkan sinar matahari masuk ke bagian dalam daun. Cahaya tersebut nantinya akan disebarkan sebelum mencapai klorofil, yang tersebar di sepanjang tepi bagian dalam daun.
Bunga
Tanaman ini juga memiliki bunga yang mekar di celah daun. Waktu bunga bermekaran biasanya terjadi pada musim gugur hingga awal musim dingin. Bunga Lithops berpenampilan seperti bunga aster dan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bunga berwarna putih dan bunga berwarna kuning.
Gambar 2 Bunga Lithops otzeniana
© Uwe Beyer
Di Namibia, hanya terdapat 4 dari 6 spesies yang telah diketahui memiliki bunga berwarna putih dan hanya 1 yang memiliki bunga berwarna kuning dengan bagian tengah berwarna putih. Terdapat 11 spesies yang memiliki bunga kuning murni di Namibia. Di Afrika Selatan, hanya 5 spesies yang memiliki bunga putih, 11 spesies dengan bunga kuning dengan bagian tengah berwarna putih, dan 9 spesies memiliki bunga kuning murni.
Bunga Lithops akan bermekaran pada siang hari untuk menyerap cahaya matahari dan memungkinkan adanya penyerbukan. Lalu, bunga tersebut akan menguncup pada sore hari. Karena tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri, mereka sangat mengandalkan serangga atau manusia untuk membantu proses penyerbukan.
Lithops merupakan tanaman yang memiliki waktu tumbuh cukup lama. Setidaknya butuh sekitar 3 sampai 5 tahun untuk berbunga. Walau begitu, tanaman ini dapat hidup sampai 50 tahun apabila tidak ada ancaman seperti perusakan habitat dan dimakan oleh predator.
Persebaran dan Habitat
Lithops banyak ditemukan di daerah yang semi kering hingga gersang dengan curah hujan rata-rata tidak lebih dari 20 inci. Pada spesies tertentu, hanya membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan tidak lebih dari 4 inci. Hanya beberapa yang mengandalkan kabut sebagai kelembaban utama mereka.
Tanaman ini tersebar di bagian selatan Afrika, Namibia, Botswana, dan Angola. Habitat tempat tinggalnya pun beragam. Ada yang ditemukan di pasir kuarsa atau dataran berbatu, pegunungan berbatu dan bukit berpasir, granit yang membusuk, kuarsit, serpih, sekis, dan batu kapur. Pusat keanekaragaman Lithops berada di area gabungan bioma Succulent Karoo dan Nama Karoo di Namibia dan Afrika Selatan, tetapi genus ini memiliki distribusi area geografis yang jauh lebih luas yang setara dengan 1,3 km2 (Cole and Cole, 2005 dalam Loots, 2019).
Siklus Pertumbuhan Lithops
Lithops memiliki siklus pertumbuhan setahun penuh. Pada musim panas, biasanya Lithops akan dorman. Pada saat dorman, tanaman ini hanya memerlukan sedikit air sehingga tidak perlu disiram. Namun, jika tanaman ini mengerut maka berikan cukup air agar dapat kembali seperti semula. Pada musim gugur, sekitar bulan Agustus atau September, tanaman ini mulai tumbuh yang ditandai dengan adanya celah di antara daun yang mulai terpisah.
Saat memasuki musim dingin, tanaman ini akan tetap tumbuh. Bagian tubuh yang baru akan semakin membesar sementara daun yang lama akan mengerut. Pada musim dingin, tanaman ini tidak boleh diberikan air, tanahnya harus dibiarkan kering. Bagian tubuh yang baru akan mengambil air dari daun yang lama untuk pertumbuhannya, jadi jangan ambil daun yang mengerut itu.
Bagian tubuh tersebut akan terus mengekstraksi air dan nutrisi dari daun yang lama hingga nantinya daun tersebut menjadi sangat tipis. Pada tahap ini, sudah mulai masuk ke musim semi. Mulailah memberikan air pada tahap ini dan secara bertahap tambahkan jumlah air yang digunakan. Pastikan untuk menjaga tanah tetap kering saat melakukan penyiraman. Saat musim panas mulai tiba, kurangi penyiraman. Biarkan tanaman tersebut mempersiapkan diri untuk masa dorman.
Cara Merawat
Gambar 3 Lithops salicola
© Yasuhiko Shimada
Belakangan ini, Lithops mulai dijadikan sebagai tanaman hias di rumah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dalam maupun di luar ruangan. Lalu, bagaimana cara merawatnya? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tanaman unik ini.
Baca juga: Terarium: Cara Membuat dan Merawatnya
Sinar Matahari
Dalam sehari, tanaman ini harus terkena sinar matahari langsung selama 4 – 5 jam di pagi hari dan di tempat teduh saat sore hari. Kalau tidak terkena sinar matahari selama beberapa jam dalam sehari, mereka akan mulai tumbuh ramping, memanjang, dan condong pada satu sisi untuk mendapatkan sinar matahari. Selain itu, Lithops akan kehilangan warna, bagian sisinya akan berwarna kehijauan dan lama kelamaan akan mati apabila tidak mendapatkan sinar matahari yang dibutuhkan. Perhatikan untuk tidak memindahkan tanaman langsung ke tempat yang terang, karena dapat terbakar matahari dan luka parah.
Air
Air bagi Lithops sangatlah penting. Walaupun memiliki habitat di tempat yang gersang, tanaman ini tetap membutuhkan air yang cukup untuk proses pertumbuhannya. Apabila air yang diberikan terlalu banyak, tanaman ini akan mati.
Berikut merupakan hal yang harus diingat ketika ingin melakukan penyiraman tanaman Lithops secara umum (kemungkinan berbeda untuk tiap spesies).
- Lakukan penyiraman pada akhir musim semi hingga mulai musim panas.
- Berhenti lakukan penyiraman pada saat dorman di musim panas. Kalau daun mulai mengerut, berikan air yang cukup agar daun kembali seperti semula.
- Lanjutkan penyiraman pada akhir musim panas hingga awal musim gugur. Pada saat ini, tanaman sudah mulai tumbuh yang ditandai dengan adanya celah di antara daun.
- Pada saat musim dingin hingga musim semi, tanaman ini tidak boleh disiram dan harus benar-benar dibiarkan mengering. Kalau diberikan air lebih awal, kemungkinan daun lama akan menyerapnya dan tumbuh sehingga tanaman ini tidak akan berkembang dengan baik. Daun yang lama harus benar-benar kering sementara bagian tubuh yang baru terus berkembang.
Tanah
Tanah yang digunakan yaitu tanah yang sudah dikeringkan dengan baik. Tambahkan sharp sand, perlit, granit terurai, atau gunakan bahan berpasir lainnya untuk membantu meningkatkan drainase ke campuran tanaman pot hias biasa atau gunakan campuran pot khusus kaktus. Karena memiliki sistem akar yang luas, dibutuhkan pot yang lebih besar dari ukuran tanaman aslinya. Kedalaman pot berkisar 3 sampai 5 inci dengan lubang di bagian bawahnya agar akar memiliki ruang untuk berkembang.
Living stones (Lithops sp.) merupakan tanaman sukulen yang dapat hidup di alam liar maupun di pekarangan rumah, asalkan dirawat dengan baik dan benar.
Baca juga: Jenis-jenis Tanaman yang Cocok untuk Terarium
Penulis: Almadinah Putri Brilian
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!