Maggot: Penyelamat Limbah Sampah Organik

 

Maggot
Gambar 1 Maggots

 

Mungkin dari beberapa orang ada yang tidak bisa melihat lebih dari 3 detik, foto yang terpampang di atas. Yup, ini adalah belatung atau maggot dalam bahasa Inggris. Bahasan kali ini mungkin akan mengganggu bagi siapa saja yang tidak bisa melihat hewan yang satu ini. Tapi, apakah kalian tahu bahwa hewan ini sangat bermanfaat bagi lingkungan? Yuk kita bahas lebih dalam mengenai hewan ini!

Ads

Klasifikasi Maggots

Larva atau belatung (maggots) adalah tahap utama lalat. Saat menetas, larva instar pertama panjangnya kira-kira 2 mm, tumbuh menjadi sekitar 5 mm sebelum melepaskan kulitnya. Larva instar kedua tumbuh menjadi sekitar 10 mm sebelum mereka berganti kulit menjadi larva instar ketiga. Larva instar ketiga tumbuh antara 15 mm dan 20 mm sebelum mengembara sebagai pra-pupa.

Terlepas dari perubahan ukuran, bentuk keseluruhan larva lalat sedikit bervariasi antar instar. Ciri yang paling khas untuk memisahkan larva dari instar yang berbeda adalah struktur spirakel posterior, tempat larva bernafas. Beberapa lalat menghasilkan belatung predator yang memakan belatung lain. Belatung pemangsa Chrysomya rufifacies memiliki tonjolan berduri yang dapat melindungi dari predator lain. 

Belatung (larva lalat) adalah mesin makan yang luar biasa. Ujung mulut mereka dipersenjata dengan kait mulut yang dapat digunakan untuk mengambil daging yang membusuk. Bagian akhir tubuh mereka terdapat anus dan spirakel posterior. (Mereka juga memiliki spirakel anterior). Spirakel digunakan untuk bernapas, dan memiliki spirakel di lokasi posterior berarti belatung dapat bernapas untuk makan 24 jam sehari.

Belatung atau maggot memiliki tubuh yang berotot, usus, dan sepasang kelenjar ludah yang sangat besar. Mereka dapat dengan mudah menggeliat masuk dalam tubuh mayat kemudian di dalamnya mengeluarkan enzim pencernaan dan menyebarkan bakteri pembusuk yang membantu menciptakan keadaan lingkungan yang mereka senangi. 

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Belatung merupakan hewan yang suka berkeliling. Aktivitas mereka begitu intens di tubuh hewan yang mereka hinggapi, yang dapat membuat suhu mayat hewan tersebut naik hingga 53 celsius. Saat suhu tubuh maggot naik, mereka akan pindah ke tepi untuk mendinginkan badannya. Namun, suhu panas tersebut merupakan bonus, karena dapat meningkatkan tingkat pembusukan. 

Seekor lalat betina dapat bertelur hingga 300 telur sekaligus, dan dengan banyaknya betina yang mengunjungi bangkai, jumlah belatung bisa sangat banyak. Misalnya, 48.562 belatung ditemukan pada 156 g potongan daging setelah terpapar 24 jam. Namun, karena makanan ini tidak cukup untuk menopang mereka, hanya 231 lalat yang akhirnya muncul. Dalam cuaca yang cukup hangat dan kondusif untuk pertumbuhan lalat, belatung dapat mengkonsumsi 60 persen dari tubuh manusia dalam waktu kurang dari seminggu.

 

Baca juga: Tonggeret, Si Penghasil Suara Nyaring dari Jawa Barat

Pengurai Sampah Organik

Bagi sebagian besar masyarakat, belatung merupakan hewan yang menjijikkan, namun terdapat fakta belatung yang dapat menyelamatkan bumi dari sampah organik yaitu sebagai pengurai. Belatung yang dapat digunakan sebagai pengurai sampah organik adalah jenis Black Soldier Fly (BSF) yang merupakan spesies berbeda dari jenis lalat lain di bumi. 

Lalat tentara hitam atau yang dikenal dengan nama latin Hermetia illucens  ini merupakan jenis lalat bersih di antara sekitar 800 jenis lalat. Saat mereka dalam fase menjadi lalat dewasa, lalat ini hanya minum dan tidak membutuhkan makanan, oleh sebab itu jenis lalat ini termasuk lalat yang bersih dan tidak membawa patogen atau sumber penyakit. 

Pasti pada penasaran, seberapa banyak maggot lalat tentara hitam ini yang bisa memakan sampah organik? Fakta dari berbagai penelitian mengungkapkan bahwa maggot lalat tentara hitam ini memiliki kemampuan menguraikan sampah organik yang luar biasa. 1 lalat tentara hitam betina dapat bertelur sekitar 500-900 butir. Jika 20 ekor lalat tentara hitam dapat menghasilkan 10.000 butir telur dengan asumsi setiap 1 ekor bertelur dengan angka minimal, maka sampah organik yang akan berkurang sekitar 1 kg dalam 24 jam. Tidak hanya itu saja, saat menguraikan sampah organik, maggot lalat tentara hitam ini akan mengeluarkan zat-zat tertentu. Zat-zat tersebut akan menetralisir bau tak sedap yang dihasilkan dari sampah organik yang membusuk. 

Setelah kurang lebih 18 hari menjadi larva atau belatung, lalat tentara hitam akan mencari tempat yang lebih kering dan berubah menjadi lalat dewasa. Saat bergerak, belatung meninggalkan sisa-sisa sampah organik yang membusuk. Hasil penguraian sisa berupa cairan dan memiliki manfaat bagi manusia. Melalui fermentasi alami, sisa limbah organik dari maggot lalat tentara hitam dapat dimanfaatkan sebagai kompos pertanian. Selain untuk pemupukan, kompos maggot lalat tentara hitam ini juga digunakan untuk mengurangi kontaminasi pestisida pada tanaman dan mensterilkan berbagai bahan kimia yang mencemari tanah pertanian. 

Mengingat pentingnya peran maggot lalat tentara hitam sebagai pengurai sampah organik yang efektif, kini semakin banyak pihak yang membudidayakan lalat tentara hitam untuk solusi penanganan sampah. Bagi beberapa masyarakat yang memiliki ketertarikan penuh mengenai pengelolaan sampah organik dapat mencari informasi mengenai wilayah yang melakukan proses pengurai sampah organik dengan menggunakan maggot lalat tentara hitam. 

 

Penulis: Vebriani A’rofatus Sholihah

 

Referensi Literatur

Morgan, Rizal. June 16, 2020. Maggot Decomposing Organic Waste. Know the Facts of BSF Maggot, the Organic Waste Decomposer

Muntean, Laura. August 9, 2019. Zero waste: Maggots as recyclers and protein sources

Decomposition: fly life cycle and development times – The Australian Museum 

 

Referensi Gambar

maggots 

 

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!

 

Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.