Apa itu Pohon Kelor?

Moringa oleifera atau biasa dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daun kelor adalah tanaman asli dari negara India yang biasa tumbuh di wilayah tropis dan subtropis seperti Asia dan Afrika. Pohon kelor sering disebut sebagai Pohon Keajaiban, karena memiliki banyak manfaat yang terkandung didalamnya. Bahkan, berkat segudang manfaat untuk yang dimilikinya untuk kesehatan, daun kelor telah dikonsumsi anak-anak di Afrika untuk mengatasi gizi buruk yang sedang dialami. Tidak sedikit obat-obat dan kebutuhan penyembuhan yang menggunakan daun ini sebagai salah satu bahan utama.
Manfaat Daun Kelor

Banyak makanan sehat yang hanya memiliki satu atau beberapa nutrisi saja, seperti halnya wortel mengandung vitamin A, jeruk dengan vitamin C, dan kacang dengan vitamin E. Namun, lain halnya dengan daun kelor, kandungan vitamin, protein, dan mineral bisa sekaligus diperoleh. Kelor adalah makanan super, satu tangkai daunnya memiliki zat besi, kalsium, vitamin A, B, B6, C, E, K, potassium, dan magnesium. Faktanya, daun kelor memiliki potassium 5x lebih banyak dari buah pisang dan lebih banyak mengandung vitamin C dibanding buah jeruk. Alhasil, daun kelor dapat berkontribusi untuk kesehatan tubuh seperti tulang dan kulit yang sehat, imun yang kuat, serta mencegah kerusakan kulit (menyembuhkan infeksi dan luka kulit). Daun ini juga dapat menghidrasi kulit dan mendetoksifikasi zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.
Bagi yang mencoba untuk mengurangi konsumsi daging ataupun menjadi vegetarian, terkadang tidak selalu mudah menemukan sayuran yang memiliki sumber protein. Sayuran seperti kacang-kacangan dan tempe merupakan sumber protein yang bisa didapatkan, tetapi beberapa orang ingin memiliki variasi makanan dan bisa menambahkannya dalam bahan masakan. Itulah mengapa tamanan kelor bisa dimanfaatkan. Daun tanaman ini mengandung asam amino esensial yang diperlukan untuk membentuk produksi energi, massa otot, proses diet sehat, dan mengatur suasana hati menjadi lebih baik.
Hal baik lainnya, kelor bisa membantu menyemibangkan hormon. Bila diambil contoh pada wanita menopause, berakhirnya siklus menstruasi yang dialami wanita di rentang umur 40-50 tahun dapat membuat hormon wanita terganggu. Hal ini menyebabkan perubahan emosi dan kondisi psikologi lainnya. Daun kelor akan membantu meringankan gejala tersebut. Sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Food and Science Technology menyatakan bahwa wanita pasca menopause yang mengkombinasikan bubuk daun kelor dan bubuk daun bayam dalam 3 bulan tidak hanya mendapatkan manfaat penurunan stres, tetapi juga memiliki glukosa darah yang lebih baik dan peningkatan kadar hemoglobin (hormonnya lebih seimbang). Tanaman kelor juga dikaitkan dalam peningkatan kesehatan tiroid, yang mengontrol hormon tidur, energi, dan pencernaan, serta membantu mengobati depresi, kegelisahan, dan kelelahan.
Hormon yang terganggu juga bisa diakibatkan terpaparnya seorang dengan radikal bebas. Radikal bebas dapat dijumpai pada polusi, makanan yang digoreng, makanan cepat saji, dan paparan sinar matahari. Semakin tinggi radikal bebas yang masuk ke tubuh, maka tingkat stres pun meningkat dan efek terburuknya adalah terkena penyakit jantung dan diabetes. Radikal bebas merusak sel-sel dan menghilangkan elektron yang diperlukan tubuh, kerusakan kulit, dan penuaan dini. Beberapa antioksidan seperti flavonoids, polyphenols, dan ascorbic acid, dapat ditemukan di daun kelor. Diet dengan antioksidan tinggi telah terbukti mencegah kerutan dini dan membuat tubuh semakin sehat.
Manfaat lainnya, daun tanaman ini bisa menurunkan tingkat kadar gula. Kadar gula berlebih merupakan masalah serius. Faktanya, diabetes dan penyakit jantung diakibatkan oleh berlebihnya kadar gula yang dimiliki. Untuk alasan ini, penting untuk terus menjaga gula darah dalam batas yang sehat. Menariknya, beberapa studi memperlihatkan daun kelor membantu menurunkan tingkat kadar gula di dalam tubuh. Salah satu studi melibatkan 30 wanita yang mengonsumsi 1,5 sendok teh bubuk daun kelor (7 gram) setiap harinya. Dalam waktu 3 bulan, kadar gula mereka turun dengan rata-rata sekitar 13,5%. Studi kecil lainnya dilakukan oleh 6 orang diabetes yang menambahkan 50 gram daun kelor ke dalam makanannya. Dalam studi ini, daun ini terbukti dapat membantu menurunkan kadar gula sekitar 21%. Ilmuwan memercayai efek yang dihasilkan ini disebabkan oleh adanya kandungan isothiocyanates (senyawa aktif yang menghambat kerusakan sel tubuh) dalam daun kelor.
Kerusakan sel tubuh perlu diwaspadai. Otak, jantung, ginjal, usus, hati merupakan satu dari sekian banyak organ tubuh yang penting. Hati adalah tempat detoks zat-zat yang harus dibuang tubuh dengan memfilter darah. Daun kelor dapat membantu mempercepat proses tersebut. Kelor mengandung polifenol berkonsentrasi tinggi untuk membalikkan oksidasi di hati. Penelitian terdahulu telah menunjukkan konsumsi kelor dapat mengurangi fibrosis hati dan melindungi dari kerusakan hati.
Selain hati, daun kelor mendukung kesehatan dan perkembangan otak. Diperkirakan satu dari delapan orang diatas 65 tahun memiliki penyakit Alzheimer. Kelor yang kaya akan vitamin C dan E dapat memerangi stres yang terkait dengan Alzheimer. Kabar baik lainnya, daun kelor juga dikaitkan dengan peningkatan dopamin dan serotonin (hormon kebahagiaan). Bahkan, dari penelitian yang lebih lanjut, kelor memiliki kemungkinan untuk membantu menangani depresi pada masa yang akan datang.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Kelor

Namun, perlu diperhatikan adanya efek samping dan dilarangnya penggunaan/konsumsi untuk beberapa kasus. Untuk beberapa orang yang ingin menggunakan kelor disarankan untuk mendiskusikannya dengan dokter terlebih dahulu. Bagi wanita hamil atau ibu menyusui, mengonsumsi akar, kayu, atau bunga di pohon kelor dapat menyebabkan rahim berkontraksi, karena bahan kimia yang mungkin ditemukan. Sebaliknya, daun dan bubuk dari daun kelor telah dianggap aman. Kelor dapat memiliki efek samping pada pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak (menyebabkan sakit perut). Jadi, sebaiknya mulai mengonsumsi kelor dengan dosis secukupnya.
Segudang manfaat yang diperoleh dari daun kelor membuatnya menjadi incaran masyarakat untuk dikonsumsi. Dibutuhkan penanaman kembali agar pohon kelor tetap terjaga kelestariannya dan bisa terus dirasakan manfaatnya. Jadi jangan lupa untuk mengonsumsi daun kelor, menanam, dan merawatnya ya.
Penulis : Firas Zakir
Dikurasi oleh: Citra Isswandari Putri
Referensi Artikel:
10 Powerful Health Benefits Of Moringa Powder + How To Use It. 2020. mindbodygreen.com. Accessed March, 22 2021, from https://www.mindbodygreen.com/0-22401/10-powerful-benefits-of-drinking-moringa-every-day.html
6 Science-Based Health Benefits of Moringa oleifera. 2018. healthline.com. Accessed March, 22 2021, from https://www.healthline.com/nutrition/6-benefits-of-moringa-oleifera#TOC_TITLE_HDR_3
Health Benefits of Moringa. 2019. webmd.com. Accessed March, 22 2021, from https://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/health-benefits-moringa#:~:text=The%20leaves%20have%207%20times,may%20boost%20your%20immune%20system
What makes moringa good for you?. 2020. medicalnewstoday.com. Accessed March, 22 2021, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/319916
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!