
Jakarta, 27 Desember 2019 – Upaya Melestarikan hutan Bersama LindungiHutan, Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company atau yang disingkat dengan sebutan “KUFPEC” rampung melakukan aksi penanaman bibit mangrove di kawasan mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada tanggal 19 Desember 2019. aksi penanaman mangrove yang dilakukan menjadi bentuk upaya KUFPEC dalam membantu melestarikan hutan Indonesia. aksi yang tidak berhenti pada sebatas ceremonial semata ini diharapkan mampu menjadi salah satu penunjang kesejahteraan hutan Indonesia.
Baca Lainnya : HKAN 2020, Apa Kabar dengan Hutan Papua?
Aksi penanaman yang bertajuk “Protecting the Environment and Enhancing Biodiversity through Mangrove Planting” ditujukan sebagai bentuk kepedulian KUFPEC terhadap isu lingkungan terutama kelestarian hutan. Diawali dengan aksi penanaman bibit mangrove di kawasan mangrove yang berada di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, kepedulian KUFPEC terhadap isu lingkungan akan terus berlanjut pada ranah proteksi keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.

Aksi yang didukung oleh tim KUFPEC serta relawan hutan Jadetabek ini berhasil menanam 100 pohon mangrove. dipandu oleh Co-Founder LindungiHutan, Kristina Dwi Suryani dengan semangat memberikan sambutan kepada KUFPEC sekaligus melakukan brief singkat mengenai tatacara penanaman mangrove serta teknis kerjasama yang dilakukan oleh LindungiHutan.

Aksi penanaman yang di inisiasi oleh KUFPEC ini dilakukan sebagai bentuk kontribusinya dalam merawat dan menjaga alam Indonesia. Atas isu lingkungan yang kian santer membanjiri media informasi Indonesia, membantu membangun kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan, kesadaran ini melahirkan dampak baik bagi hutan Indonesia. Indonesia menjadi satu-satunya negara pemiliki hutan hujan tropis yang mendapat apresiasi Internasional atas keberhasilannya menurunkan angka deforestasi. Angka laju deforestasi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara pemilik hutan hujan tropis lain di dunia seperti Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Angola, Suriname, Liberia dan Kolombia (berdasarkan data presentase perubahan dari tahun 2017 ke tahun 2018).
Di tahun 2018, angka primary forest loss (hutan alam versi Indonesia) 40 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat kehilangan hutan tahunan di periode 2002-2016. Hasil pemantauan hutan Indonesia tahun 2018 menunjukan bahwa, luas lahan berhutan adalah 93,5 juta ha, dimana 85,6 juta ha berada di dalam kawasan hutan. Kemudian deforestasi yang terjadi antara tahun 2017-2018 di dalam dan di luar kawasan hutan Indonesia sebesar 0,44 juta ha yang sebelumnya mencapai 0,49 juta ha dikurangi oleh reforestasi sebesar 0,05 juta ha.
Pencapaian ini bermakna bahwa masyarakat Indonesia telah melek kesejahteraan hutan, sehingga Indonesia patut menjadi contoh oleh negara lain sebagai pelaku pengelolaan hutan yang baik. pencapaian ini merupakan kabar baik bagi alam Indonesia juga bagi masyarakat Indonesia. untuk itu mari menanam, merawat dan menjaga alam Indonesia bersama LindungiHutan menuju hutan sejahtera. (Erna Rosalina/LindungiHutan)
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kami juga berpartisipasi dalam membantu pencegahan COVID-19 yang saat ini sedang menjadi pandemi dunia. Dengan kampanye #lindungidiri pada link berikut https://covid19.lindungihutan.com/, bantuan donasi dan keuntungan produk akan disalurkan melalui Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!