Mengapa Kebakaran Hutan di Indonesia Terus Menghantui?

Gambar 1. Kebakaran Hutan
Gambar 1. Kebakaran Hutan

Halo, Sobat Alam! Dalam waktu dekat ini, pernahkah kalian mendapatkan informasi terbaru tentang kebakaran hutan di Indonesia? Sepertinya sudah mulai jarang yaa. Eitss, tapi tunggu dulu. Lama tak terdengar kabarnya, bukan berarti kebakaran hutan sama seperti mantan yang secara tiba-tiba langsung menghilang. Pada kenyataanya, hal ini masih menjadi problematika yang setia mengancam negara tercinta. Iya, hutan yang berperan besar dalam menyeimbangkan ekosistem dan mengurangi emisi karbon dioksida masih saja rentan melawan ganasnya si jago merah. Baru-baru ini, kasus kebakaran hutan terjadi di dua tempat yang cukup jauh terpisah jarak, yaitu di Probolinggo, Jawa Timur dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Nah, pada dasarnya terdapat dua garis besar alasan mengapa fenomena ini seolah tidak menemui titik henti: Pertama berasal dari faktor alam dan kedua tentu tidak lepas dari faktor manusia itu sendiri.

Ads
Gambar 2. Hutan Terbakar
Gambar 2. Hutan Terbakar

Kuasa Alam atas Terjadinya Kebakaran Hutan

Berbicara tentang faktor alam tidak cukup mengerucut pada satu penyebab semata, namun meliputi berbagai aspek yang sejatinya saling berkaitan. Pertama, terkait dengan  geografis, ciri khas alam, dan biodiversitas yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Hutan yang ada pada negara ini bukan main luasnya. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas hutan di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50,1% dari total daratan atau setara dengan 94,1 juta ha. Wow!

Namun, usut punya usut dari besarnya angka luas hutan yang dimiliki Indonesia tidak bisa dipahami sebatas hutan hujan tropis saja. Hal ini dikarenakan sebagian besar diantaranya merupakan hutan atau lahan gambut. Nah, pada dasarnya gambut terbentuk dari  bahan organik tumbuhan yang telah tertimbun dan terdekomposisi bertahun-tahun lamanya pun memiliki fungsi penting bagi lingkungan. Keberadaannya diperlukan untuk menjaga siklus air di wilayah tersebut dan berperan dalam daur karbon. Akan tetapi, gambut memiliki karakteristik seperti ‘spons’. Di kala hujan mengguyur, gambut akan menyerap banyak air. Sementara sebaliknya, ketika panas terik menerpa gambut justru begitu mudah kehilangan kemampuan menyimpan air dan menjadi sangat mudah terbakar. Inilah yang menjadikan ancaman kebakaran Indonesia tidak pernah berkurang. Celahnya terbuka lebar.

Kedua, faktor alam yang berpengaruh sudah sempat disinggung sedikit sebelumnya yaitu cuaca. Meskipun hanya mengalami dua musim, namun ketika memasuki musim kemarau risiko kebakaran hutan menjadi lebih tinggi karena panasnya suhu udara. Banyak yang berkata apabila sedang di kota tertentu, panasnya bisa saingan dengan api neraka. Mulai hari ini, catat yaa! Bukan hanya manusia, namun tumbuhan juga merasakannya. Duo kombinasi dari karakteristik lahan yang mudah terbakar dan panasnya cuaca ini yang bisa menjadi dalang di balik terjadinya kebakaran hutan yang ada di Indonesia.

Ketiga, terdapat pula fenomena-fenomena khusus dari alam yang bisa memicu kebakaran hutan. Mulai dari pohon tersambar petir yang dapat memunculkan percikan api dan menyalurkannya pada pepohonan lain, hingga aktivitas vulkanik keluarnya lahar panas dari kawah gunung berapi. Hal tersebut akan tampak jelas apabila rumah Sobat Alam terletak di lereng gugung. Pada malam hari, pijar api akan terlihat jelas membuat jalur tertentu dan membakar tumbuhan yang ada di sekelilingnya.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com
Gambar 3. Kebakaran Hutan Akibat Ulah Manusia
Gambar 3. Kebakaran Hutan Akibat Ulah Manusia

Manusia-Manusia yang Juga Berulah

Selanjutnya, tingginya risiko kebakaran hutan juga tidak lepas dari tangan-tangan manusia yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Jadi bisa saja dilakukan dengan tidak sengaja maupun sengaja. Ketidaksengajaan ini bisa berasal dari hal-hal yang dianggap remeh, loh! Misalnya dengan membuang puntung rokok sembarangan. Entah lupa atau bagaimana, benih api pada puntung rokok yang masih menyala bisa menjalar dan menyebabkan kebakaran hutan. Terlebih pada lahan gambut seperti yang telah dijelaskan, api bahkan bisa dengan cepat meluas dan pemadamannya akan rumit karena ‘sumber’ sudah berada di dalam tanah. Sama halnya dengan lupa mematikan api pasca aktivitas berkemah. Alibi “nanti juga padam sendiri” bisa menjadi pedang yang berbahaya bagi keselamatan hutan. Apabila tidak benar-benar dipastikan, kebakaran hutan jadi taruhannya.

Selain itu, beberapa kasus kebakaran hutan yang terjadi juga dapat terkait dengan kepentingan industri dan pembukaan lahan perkebunan. Singkatnya, hutannya memang sengaja dibakar gitu. Akan tetapi, tanpa pengawasan dan protokol yang ketat pembakaran ini berisiko sangat tinggi. Apalagi bila sedari awal dilakukan secara ilegal. Satu petak apabila tidak dikendalikan bisa jadi berpetak-petak, bukan? Aktivitas-aktivitas seperti inilah yang mendasari kebakaran hutan selalu mengancam.

Pada akhirnya, ulasan singkat ini telah membahas berbagai faktor dan penyebab yang menimbulkan kebakaran hutan di Indonesia serta aspek pendukung yang membuat risiko terjadinya selalu tinggi. Aku, kamu, dan kita semua dapat lebih berhati-hati dan meminimalisir potensi terjadinya kebakaran hutan dengan senantiasa meningkatkan kesadaran serta saling mengingatkan. Tanpa bergandengan tangan, mewujudkan bumi sebagai hunian yang layak dan Indonesia yang senantiasa hijau tak akan tercapai. Jadi, jangan menyerah sampai di sini. Salam lestari!

 

Penulis:

Sintya Chalifia Azizah

 

Referensi:

https://www.mongabay.co.id/2015/12/17/gambut-yang-gampang-terbakar-mengapa/

http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2435 

 

Referensi Gambar:

Pexels.com

Pixabay.com

 

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!

Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!

 

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.