Mengenal Desertifikasi, Penghambat SDG 15 dan Upaya Memeranginya

Desertifikasi dan Kaitannya dengan SDG 15

Tujuan-tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) cukup banyak berfokus untuk memajukan lingkungan hidup. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan hidup merupakan salah satu hal yang menjadi pusat perhatian penting bagi keberlangsungan pada masa yang akan datang. Salah satu tujuan yang berfokus pada lingkungan hidup ada pada Tujuan 15, yaitu Menjaga Ekosistem Darat. Darat atau lahan sangat berguna dalam keberlangsungan ekosistem dan kesejahteraan manusia karena dengan lahan, manusia dapat bekerja memenuhi kebutuhannya baik sosial maupun ekonomi, serta makhluk hidup lain dapat bertumbuh dan berkembang dengan adanya lahan. Namun, adanya desertifikasi menyebabkan ancaman global terhadap lahan subur dan mengakibatkan keterbatasan manfaat yang diberikan bagi keberlangsungan makhluk hidup.

Ads

Menurut U.N. Convention to Combat Desertification, desertifikasi merupakan suatu degradasi lahan pada daerah yang kering dan subhumid yang pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti aktivitas yang dilakukan manusia ataupun perubahan iklim. Desertifikasi dapat terjadi ketika suatu daerah kekurangan pasokan air dalam jangka waktu yang sangat lama atau dapat dikatakan bahwa curah hujan pada daerah tersebut di bawah rata-rata (Green Campus Universitas Indonesia, 2017). Namun, desertifikasi juga dapat tercipta oleh hasil tangan manusia, yaitu berupa penebangan hutan secara tidak bertanggung jawab. Hutan yang gundul menyebabkan tanah menjadi kering dan gersang, sehingga hal ini tentu menjadi ancaman dan penghambat dalam merealisasikan Tujuan 15 pada SDGs ini.

Gambar 1. Desertifikasi
Gambar 1. Desertifikasi

Dampak yang Ditimbulkan oleh Desertifikasi

Desertifikasi atau degradasi lahan tentu memberi dampak yang cukup besar jika hal ini terus berlangsung. Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab desertifikasi yang menimbulkan dampak buruk bagi setiap individu yang menggantungkan diri pada keberadaan hutan. Hewan-hewan dan tumbuhan yang memiliki habitat di hutan jelas akan kehilangan tempat tinggalnya, sehingga secara tidak langsung jika hal ini terus-menerus terjadi akan memberi potensi kepunahan terhadap flora dan fauna. Selain itu, ekosistem hutan juga menjadi tidak seimbang terkait dengan habitat hewan dan tumbuhan yang hilang. Desertifikasi tentu juga memberikan dampak bagi bumi, salah satunya yaitu meningkatnya pemanasan global. Terjadinya desertifikasi atau penggurunan ini mengakibatkan hilangnya badan air sehingga akan menyebabkan lahan yang kering menjadi semakin gersang.

Desertifikasi juga mengakibatkan hal lain yang berdampak pada keberlangsungan hidup manusia. Penggurunan ini juga memberi dampak yang cukup besar di bidang pertanian karena pada dasarnya makanan-makanan yang dikonsumsi manusia ditanam pada media tanah. Setiap tahunnya, ada sekitar 4-12% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian yang hilang, sehingga hal ini menimbulkan tingkat kelaparan pada daerah yang mengalami desertifikasi. Kenya, Somalia, dan Ethiopia merupakan contoh beberapa negara yang mengalami desertifikasi dikarenakan intensitas curah hujan yang di bawah rata-rata dan daerah yang panas, sehingga memicu terjadinya desertifikasi. Sedangkan di bagian Asia, tepatnya di China ada sekitar 500 juta orang mengalami pengaruh buruk dari penggurunan tersebut sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi setiap tahunnya hingga $10 miliar. Kasus-kasus ini jelas membuktikan bahwa dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya desertifikasi ini sangat mempengaruhi keberlangsungan makhluk hidup, sehingga diperlukannya solusi dan upaya memerangi desertifikasi agar Tujuan 15 pada SDGs dapat tercapai dengan baik.

 

Sustainable Land Management dan Langkah Kecil Memerangi Desertifikasi

Berdasarkan UN 1992 Rio Earth Summit, Sustainable Land Management merupakan penggunaan sumber daya lahan, termasuk tanah, air, flora dan fauna, untuk produksi barang guna memenuhi kebutuhan manusia yang terus berubah, serta memastikan potensi jangka panjang dalam hal produktif dari sumber daya dan pemeliharaan fungsi lingkungannya. Menjaga fungsi ekosistem serta mendukung kesejahteraan manusia merupakan tujuan utama dari Sustainable Land Management (SLM) atau dikenal juga dengan Pengelolaan Lahan Berkelanjutan. SLM ini memiliki peluang yang cukup besar dalam adaptasi dan melestarikan ekosistem di semua sistem penggunaan lahan. Dalam penerapannya, SLM ini memberikan banyak manfaat, seperti melestarikan sumber daya alam, mengurangi emisi, serta membatasi degradasi air, tanah, dan vegetasi yang dapat memicu perubahan iklim. Ada empat kategori dalam SLM melakukan peningkatan dan perlindungan berbagai fungsi dan juga layanan yang disediakan oleh tanah, di antaranya adalah:

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com
  • Menyediakan Layanan

Dalam layanan ini, SLM membantu untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi para petani kecil, mendukung mata pencaharian, dan menyediakan energi.

  • Mengatur Layanan

Pada kategori ini, SLM bermanfaat untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas air, menyerap karbon, dan mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh cuaca buruk.

  • Mendukung Layanan

Pada kategori mendukung layanan ini, SLM berperan dalam meningkatkan kualitas, struktur, dan fungsi tanah atau lahan, mengaktifkan siklus air, dan juga mendukung ketahanan tanah.

  • Layanan Budaya

Pada kategori terakhir ini, SLM juga dapat bermanfaat dalam hal budaya, yaitu menjaga budaya dan alam agar tetap terlestarikan, menyediakan wisata alam sekaligus agar dapat menghargai setiap ilmu alam yang diperoleh.

Gambar 2. Sustainable Land Management
Gambar 2. Sustainable Land Management

Selain Sustainable Land Management (SLM), ada juga upaya-upaya sederhana yang dapat dilakukan sebagai masyarakat yang mencintai alamnya untuk mencegah desertifikasi. Melakukan reboisasi merupakan salah satu aksi nyata yang dapat dilakukan dalam memerangi desertifikasi. Upaya ini tentu dapat mengembalikan keadaan tanah seperti sedia kala dengan menyimpan zat hara di dalam tanah tersebut, sehingga mengurangi kekeringan pada daerah yang dilakukan reboisasi. Selain itu, langkah kecil yang dapat dilakukan yaitu dengan menghemat penggunaan air dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin sehingga tidak terjadi kekurangan air. Melalui langkah-langkah kecil ini diharapkan dapat membangun realisasi Tujuan 15 pada Sustainable Development Goals (SDGs) ini sehingga di masa yang akan datang pun, baik keberlangsungan hidup manusia ataupun ekosistem dapat terjaga dengan baik.

 

Penulis: Mikhael Sihite

 

Referensi Literatur

Departemen Lingkungan Hidup BEM Universitas Indonesia. 2017. The World Day to Combat Desertification. Green Campus Universitas Indonesia. Tersedia dalam: http://green.ui.ac.id/the-world-day-to-combat-deserti

fication/. Diakses pada 12 Januari 2021.

IKONS. 2017. Mengenal Desertifikasi dan Dampaknya. Tersedia dalam: https://www.ikons.id/mengenal-desertifikasi-dan-dampaknya/. Diakses pada 12 Januari 2021.

United Nations Convention to Combat Desertification. 2016. Sustainable Land Management (SLM). Tersedia dalam: https://knowledge.unccd.int/topics/sustainable-land-

management-slm. Diakses pada 12 Januari 2021.

 

Referensi Gambar

Gambar 1: https://ourworld.unu.edu/en/to-fight-desertification-lets-manage-our-land-better

Gambar 2: https://knowledge.unccd.int/topics/sustainable-land-management-slm

 

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.

 

Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.