Apa Itu Ecoprint?

Sebagian dari kita pasti jarang mendengar kata ecoprint. Namun, bagi para pekerja industri tekstil kata ini mungkin merupakan suatu hal yang tak asing lagi. Ecoprint dapat diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain.
Teknik ini merupakan hasil perkembangan dari teknik ecodyeing, yaitu pewarnaan kain dari alam. Indiana Flint pada tahun 2006 mengembangkannya menjadi teknik ecoprint. Ketika itu, Flint menempelkan tanaman yang mempunyai pigmen warna dan menempelkannya pada kain yang berserat alami.
Bagaimana Sejarah Batik Ecoprint?
Mengutip dari laman namiraecoprint.com, teknik pembuatan ecoprint mulai diperkenalkan di negara India awal tahun 2000 oleh India Flint, yaitu daun-daunan ditempet pada kain sutera atau wool kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam steam.
Apa Saja Jenis Ecoprint?

Dalam proses ecoprint, dikenal dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding. Dalam teknik iron blanket, langkah pertama yang dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Setelah itu, siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal.
Lalu, setelah pewarna siap, bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka. Kemudian, gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali. Tahap terakhir, yaitu kukus kain yang telah diikat selama 2 jam.
Dalam teknik pounding, proses dan cara pewarnaan kain sedikit berbeda dengan teknik iron blanket. Perbedaanya terletak pada dua tahap paling terakhir. Perbedaan pertama adalah pada teknik iron blanket menggulung kain menggunakan paralon untuk mengeluarkan warna daun pada kain, sedangkan pada teknik pounding memukul daun pada kain menggunakan palu kayu.
Perbedaan kedua yaitu pada teknik iron blanket, pengeringan dilakukan dengan mengukus kain selama 2 jam, sedangkan pada teknik pounding proses pengeringan dilakukan dengan menjemur kain langsung di bawah sinar matahari.
Bahan dan Alat yang Digunakan
Dalam proses pembuatan ecoprint, tidak semua jenis kain bisa dipakai. Hanya kain dari serat alam lah yang bisa digunakan. Kenapa hanya kain dari serat alam? Karena hal itu bertujuan untuk memudahkan penyerapan warna dari daun ke serat-serat benang.
Beberapa serat alami yang bisa digunakan antara lain adalah serat kapas (serat yang berasal dari biji tanaman ordo Malvales), serat linen (serat yang berasal dari tumbuhan rami), dan serat sutra (serat yang bersumber dari larva ulat sutra murbei (Bombyx mori))
Serat adalah salah satu bahan utama dari proses pembuatan kain. Dari serat alami di atas, kira-kira kain apa saja yang bisa digunakan untuk pembuatan ecoprint? Kain-kain yang bisa digunakan antara lain adalah kain katun yang bersumber dari serat kapas, kain doby yang bersumber dari serat kapas atau sutra, dan kain katun silk sutra yang bersumber dari perpaduan serat kapas dan serat sutra.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik ecoprint seperti dikutip dari laman sorosutankel.jogjakota.go.id yaitu:
- Kain dengan serat alami seperti katun, sutera, atau kanvas,
- Daun-daunan/bunga,
- Air cuka,
- Palu,
- Campuran air tawas,
- Pipa peralon,
- Tali,
- Panci untuk mengukus.
Keunggulan dan Manfaat Ecoprinting
Berbicara tentang manfaat ecoprint, mari kita coba lihat kembali definisinya. Teknik ini adalah pewarnaan yang menggunakan bahan alam sebagai bahan bakunya. Oleh karena itu, manfaat dari teknik ini adalah menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Tidak membuat lingkungan tercemar dengan limbah yang dikeluarkan dari pabrik tekstil. Sehingga lingkungan tetap bersih dan lestari. Selain itu, produk yang dihasilkan menghindarkan pengrajin dan konsumen dari gangguan kesehatan yang mungkin bisa didapat dari pewarna buatan. Sebab, bahan-bahan kimia yang terdapat di pewarna buatan dapat mengancam gangguan pernafasan, bahkan keracunan.
Penulis: Irfan Maulana
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Referensi Literatur:
AlvaniLa. hitsbanget.com. 25 Maret 2019. https://hitsbanget.com/diy-teknik-mewarnai-kain-dengan-ecoprint-mudah-dan-ramah-lingkungan/. 8 April 2021.
D.S., Bayu Wirawan and M. Alvin. “Teknik Pewarnaan Alam Eco Print Daun Ubi Dengan Penggunaan Fiksator Kapur, Tawas dan Tunjung.” LITBANG KOTA PALEMBANG (2019): 1-5. https://www.google.com/search?q=TEKNIK+PEWARNAAN+ALAM+ECO+PRINT+DAUN+UBI+DENGAN+PENGGUNAAN+FIKSATOR+KAPUR%2C+TAWAS+DAN+TUNJUNG&oq=TEKNIK+PEWARNAAN+ALAM+ECO+PRINT+DAUN+UBI+DENGAN+PENGGUNAAN+FIKSATOR+KAPUR%2C+TAWAS+DAN+TUNJUNG&aqs=chrome..69i57.318j0j15&sou.
Saraswati, Ratna, et al. Pemanfaatan Daun untuk Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata. Depok: Departemen Geografi FMIPAUI, 2019. https://www.researchgate.net/publication/344552598_Buku_Pemanfaatan_Daun_untuk_Ecoprint_dalam_Menunjang_Pariwisata.
Referensi Gambar:
Gambar 1 dan 2: https://hitsbanget.com/diy-teknik-mewarnai-kain-dengan-ecoprint-mudah-dan-ramah-lingkungan/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!