Mengenal Ekolokasi pada Hewan: Naluri Sonar Alami

Kelelawar © Sumber.com
Kelelawar © Sumber.com

Sistem sonar alam, atau yang lebih akrab disebut dengan ekolokasi, terjadi ketika hewan memancarkan gelombang suara yang akan memantulkan gema ketika mengenai suatu objek. Pantulan gema ini dapat memberikan informasi mengenai jarak maupun ukuran dari objek tersebut. Kemampuan ini sangat membantu navigasi hewan yang memiliki penglihatan minim atau hidup dalam kondisi yang tidak mendukung penglihatan, seperti lingkungan yang gelap dan lingkungan bawah air. Diketahui lebih dari seribu spesies hewan melakukan sistem sonar alam ini, termasuk sebagian besar kelelawar, semua paus bergigi, dan beberapa mamalia kecil. Banyak di antaranya adalah hewan nokturnal, penggali, dan penghuni laut yang mengandalkan ekolokasi untuk mencari makanan di lingkungan dengan sedikit atau tanpa cahaya. Hewan memiliki beberapa metode untuk ekolokasi, mulai dari menggetarkan tenggorokan hingga mengepakkan sayap.

Ads

Beberapa jenis burung nokturnal yang hidup dengan berburu di lingkungan gua yang gelap menghasilkan bunyi klik pendek dengan syrinx, organ vokal burung, untuk melakukan ekolokasi. Beberapa hewan lain dapat melakukan ini dengan mengklik lidah mereka, seperti yang biasa dilakukan oleh tenrec, hewan mirip tikus dari Madagaskar, dan dormouse kerdil Vietnam, yang buta.

Ekolokasi pada Kelelawar

Salah satu hewan yang paling terkenal dengan kemampuan ekolokasinya adalah kelelawar. Sebagai hewan nokturnal, kelelawar menggunakan sonar bawaannya untuk mengejar mangsa yang terbang cepat di malam hari. Kebanyakan kelelawar, seperti kelelawar kecil Daubenton, mengencangkan otot laring mereka untuk mengeluarkan suara di atas jangkauan pendengaran manusia atau yang biasa disebut dengan gelombang ultrasonik. Gelombang suara yang dihasilkan oleh kelelawar ini kemudian akan memantul balik dan memberi kelelawar informasi mengenai ukuran, tekstur, jarak, dan arah dari suatu objek atau mangsa mereka.

Ekolokasi Kelelawar © National Geographic
Ekolokasi Kelelawar © National Geographic

Meskipun begitu, sebenarnya metode ekolokasi kelelawar sangat bervariasi untuk setiap spesiesnya. Hal ini memungkinkan mereka membedakan suara mereka di antara kelelawar lain di lingkungan itu. Metode mereka juga dapat berbeda-beda dan khusus untuk lingkungan dan jenis mangsa tertentu. Contohnya kelelawar Eropa yang “berbisik” di hadapan ngengat agar mangsanya tersebut tidak dapat mendeteksi ekolokasi yang mereka lakukan. Namun, beberapa ngengat telah mengembangkan pertahanannya terhadap kelelawar yang melakukan ekolokasi. Ngengat macan dapat melenturkan organ tymbal di kedua sisi dadanya untuk menghasilkan bunyi klik yang mengganggu sonar kelelawar dan menjauhkannya dari si predator.

Sebagai ahli ekolokator, bidikan ekolokasi kelelawar sangatlah akurat. Beberapa kelelawar bahkan dapat membidik benda sekecil 0,007 inci yang kira-kira hanya selebar rambut manusia dengan tepat. Karena mangsa mereka, serangga, selalu bergerak, kelelawar harus terus-menerus melakukan sistem sonar alam  ini, dan mampu membuat 190 ‘klik’ ekolokasi per detik. Kelelawar berhidung daun melakukan panggilan sistem sonar alam ini melalui hidungnya yang besar dan terlipat rumit, yang membantu memfokuskan suara yang memantul kembali. Beberapa spesies juga dapat dengan cepat mengubah bentuk telinganya untuk menangkap sinyal yang masuk secara akurat. Beberapa kelelawar buah, seperti kelelawar fajar kecil di Asia Selatan, bahkan dapat membuat bunyi klik hanya dengan mengepakkan sayapnya.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Ekolokasi di Laut

Ekolokasi adalah strategi yang cerdas di lautan, di mana suara merambat lima kali lebih cepat daripada di udara. Lumba-lumba dan paus bergigi lainnya, seperti beluga, melakukan sistem sonar alam melalui organ khusus yang disebut bursae dorsal, yang berada di bagian atas kepala, dekat lubang sembur mereka. Deposit lemak di area ini, yang disebut dengan melon, mengurangi impedansi, atau resistensi terhadap gelombang suara, antara tubuh lumba-lumba dan air, membuat suara lebih jernih. Endapan lemak lain, yang membentang dari rahang bawah paus hingga ke telinga, membuat mereka dapat menangkap gema yang muncul dari mangsanya, seperti ikan atau cumi-cumi. 

Pesut pelabuhan, mangsa favorit orca, membuat klik ekolokasi frekuensi tinggi yang sangat cepat yang tidak dapat didengar predatornya, sehingga mereka tetap dapat melakukan ekolokasi dalam penyamaran. Sebagian besar gelombang suara ekolokasi mamalia laut terlalu tinggi untuk didengar manusia, kecuali paus sperma, orca, dan beberapa spesies lumba-lumba.

Paus Beluga © Sams.ac.uk 
Paus Beluga © Sams.ac.uk

Navigasi dengan Suara

Selain berburu atau membela diri, beberapa hewan melakukan sistem sonar alam untuk mengeksplorasi habitatnya. Misalnya, kelelawar coklat besar, yang tersebar luas di seluruh Amerika, menggunakan sonar mereka untuk berjelajah mengitari lingkungan yang bising, seperti hutan yang ramai dengan panggilan hewan lainnya. Saat banjir musiman, lumba-lumba sungai Amazon juga dapat bergerak di sekitar cabang pohon dan rintangan lain dengan menggunakan kemampuan ekolokasi mereka. 

Ternyata tidak hanya hewan, beberapa manusia pun dapat melakukan ini. Kebanyakan manusia yang melakukan ekolokasi memiliki gangguan penglihatan dan menggunakan keterampilan tersebut untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa manusia akan membuat klik, baik dengan lidah mereka atau benda, seperti tongkat, dan kemudian menavigasi melalui gema yang dihasilkan. Fakta uniknya adalah pada saat dilakukan pemindaian otak manusia yang melakukan ekolokasi, terlihat bahwa bagian otak yang memproses penglihatan berperan aktif selama proses ekolokasi ini.

 

Penulis : Latifa Ariani

 

Referensi

Langley, L. (2021, February 03). Echolocation is nature’s built-in sonar. here’s how it works. Retrieved February 05, 2021, from https://www.nationalgeographic.com/animals/2021/02/echolocation-is-nature-built-in-sonar-here-is-how-it-works/.

 

Referensi Gambar

https://www.nationalgeographic.com/animals/2021/02/echolocation-is-nature-built-in-sonar-here-is-how-it-works/.

https://www.sumber.com/news/edukasi/ekolokasi-cara-kelelawar-melihat-dengan-menggunakan.

https://www.sams.ac.uk/news/archive/archive-2017–sams/sams-news-tom-brown-beluga-whales.html.

 

LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfounding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak.

 

Yuk, jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!

Your Beloved Author