
Apa itu Kapibara?
Pertama kali ditemukan oleh Koloni Iberia, hewan yang memiliki nama ilmiah Hydrochoerus hydrochaeris ini merupakan jenis hewan pengerat terbesar di dunia. Hewan ini memiliki panjang tubuh dari 1 hingga 1,35 meter, sedangkan tinggi tubuhnya dapat mencapai hingga 50 sentimeter. Kapibara betina berukuran lebih besar di mana beratnya bisa mencapai 66 kilogram dibandingkan yang jantan yang beratnya hampir 65 kilogram. Umumnya, kapibara berumur sampai 8 hingga 10 tahun. Namun, kebanyakan yang hidup di alam liar hanya dapat bertahan hingga 4 tahun.
Uniknya, kebanyakan hewan besar biasa diasosiasikan dengan sesuatu yang menakutkan atau berbahaya. Namun, kapibara sebaliknya, meskipun tubuhnya besar hewan ini termasuk hewan yang ramah karena karakternya mirip hewan peliharaan. Sebagai mamalia semi-akuatik, mereka senang berada di dekat sumber air untuk menjaga kulitnya tetap lembab. Lucu ya!
Kapibara memiliki nama yang berbeda di negara lainnya yaitu Capybara (Brasil), Ronsoco (Peru), Chigüiro (Kolombia), Carpincho (Argentina dan Uruguay), Kapoewa (Suriname), Cabiai (Cayenne) serta Piropiro (Venezuela). Hewan besar nan menggemaskan ini berasal dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Mammalia dan ordo Rodentia. Subordo-nya adalah Hystricomorpha dan famili Caviidae. Subfamilinya Hydrochoerinae dan genusnya Hydrochoerus. Sehingga nama spesiesnya adalah Hydrochoerus hydrochaeris. Kesimpulannya, mereka merupakan hewan pengerat yang menyusui dan semi-akuatik.
Sebagai mangsa kapibara memiliki cara berlindung yang unik yaitu bersembunyi di vegetasi yang mengapung di atas rawa. Pada dasarnya cara berlindungnya adalah dengan bersembunyi karena ia merupakan mangsa yang ideal bagi beberapa predator seperti ular Anaconda, elang, Puma, Jaguar, buaya Caiman, Ocelot dan bahkan manusia. Manusia ini biasanya memburu kapibara untuk diambil daging dan kulitnya atau membunuhnya sebab telah menjadi hama tanaman. Tetapi, tidak sedikit juga yang menjadikan mereka ini hewan ternaknya lho! Sehingga populasinya terbilang relatif stabil.

Habitat dan Anatomi Kapibara
Sebagai mamalia semi-akuatik, kapibara termasuk hewan yang sangat adaptif dan toleran terhadap perubahan ekosistemnya. Mereka dapat hidup hampir di semua macam habitat yang dekat dengan air seperti hutan mangrove, padang rumput dan rawa. Kemampuannya dalam berenang dan menyelam sangatlah mahir, bahkan mereka dapat tertidur di dalam air apabila situasi mendesak. Daerah persebarannya berada di sebagian tepi perairan Amerika Tengah dan sepanjang tepi perairan Amerika Selatan.
Kapibara yang berumur pendek dapat ditemukan di daerah Kolombia, Venezuela dan Llanos karena mereka diburu secara komersial oleh manusia. Dalam sehari, sekitar 200 kapibara dapat terbunuh. Selain di daerah-daerah tersebut, mereka juga diburu di Amerika Selatan untuk dikonsumsi. Menurut warga setempat, dagingnya terasa seperti daging babi dan ekstrak lemaknya memiliki daya jual yang tinggi untuk dijadikan obat. Kulitnya biasa dimanfaatkan untuk barang-barang dengan tingkat permintaan tinggi seperti jaket, sarung tangan, tas, sabuk dan pedal. Mereka ditemukan di daerah-daerah tersebut karena daerahnya merupakan daerah Neotropical.
Secara fisik, hewan ini hampir mirip marmut namun versi besar. Kapibara memiliki kepala yang pendek dan lingkar badan yang agak bulat sehingga lehernya kadang hampir tak terlihat. Kulitnya ditumbuhi rambut-rambut kasar yang berwarna coklat kemerahan di bagian terluar belakang dan coklat kekuningan di bagian terluar dalam seperti dada dan perut. Kaki kapibara di bagian depan jauh lebih pendek dibandingkan kaki belakangnya. Setiap kakinya memiliki empat jari dan berselaput. Mereka terlihat tidak memiliki ekor seperti hewan pengerat lainnya, namun faktanya ia memiliki ekor namun tumbuh tak sempurna.
Moncong kapibara hampir sejajar dengan hidung, telinga dan mata yang berada di kepalanya sehingga bagian kepalanya terlihat seperti kuda nil. Matanya berwarna coklat tua dan sangat kecil. Indra penciumannya terbilang sangat kuat karena ia memiliki dua tipe yaitu morillo dan kelenjar anal. Salah satu bukti kuatnya kemampuan indra penciumannya adalah merek dapat mencium aroma bulu yang menempel pada tanaman sehingga mudah baginya untuk mencari makan dengan jarak jauh dan kembali lagi ke asalnya.
Giginya seperti hewan pengerat lainnya, memiliki dua buah gigi seri untuk mengerat dan mengunyah yang terus tumbuh semasa ia hidup. Giginya sangat kuat sampai-sampai ia mampu memotong rumput dalam waktu yang singkat. Engsel pada rahang kapibara tidak tegak lurus seperti herbivora lainnya sehingga cara mengunyahnya adalah dengan menggerakkan giginya ke depan dan belakang bukan ke samping.

Makanan dan Perilaku Hidup Kapibara
Kapibara adalah herbivora. Sebagai hewan pemakan tumbuhan, mereka dapat memakan setidaknya 3-4 kilogram rumput dalam sehari, wah, fantastis sekali ya! Walaupun jumlah makannya yang terbilang cukup banyak, kapibara sangatlah selektif dalam memilih tumbuhan yang akan dimakan. Pada musim kemarau, mereka akan jauh lebih banyak memakan tanaman sedangkan pada saat musim hujan mereka akan memakan rerumputan. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan gizi yang diperlukan, ketika musim hujan kandungan gizi pada tanaman akan berkurang sehingga mereka beralih memakan rerumputan. Jenis rerumputan yang dimakan pada musim hujan adalah Panicum laxum, Hymenachne amplexicaulis dan Leersia hexandra. Sedangkan pada musim kemarau adalah Paratheria, Reimarochloa, Axonopus spp dan Sporobolus indicus. Waktu mereka makan adalah pagi, sore dan malam hari.
Sebagai hewan koprofagus, setiap pagi kapibara dapat memakan kotorannya sendiri yang berguna melancarkan proses pencernaan dan usus mereka. Rerumputan yang dimakan sulit dicerna sehingga protein dan bakteri yang dihasilkan kotorannya dapat membantu pencernaan mereka. Terkadang mereka memuntahkan makanan mereka untuk dikunyah kembali sehingga dapat terurai dengan baik dalam pencernaannya. Mungkin terkesan kotor, namun itulah yang membantu sistem pencernaan kapibara. Unik ya!

Kapibara merupakan makhluk sosial yang senang hidup berkelompok. Jumlah anggota dalam kelompoknya disesuaikan dengan musim. Anggota di kelompoknya tersebut biasanya mempunyai hubungan keluarga. Sekitar 10 sampai dengan 20 hektar adalah wilayah yang dikuasai oleh satu kelompok kapibara. Kelompoknya ini terdiri dari pejantan dewasa sebagai pemimpin dan pejantan muda, betina serta anak-anak kapibara sebagai anggotanya. Satu kelompok bisa terdiri dari 2 hingga 30 ekor. Biasanya mereka akan pindah ke tempat yang dekat dengan sumber air.
Kapibara memiliki sifat yang tenang dan juga pendiam. Namun mereka akan menjadi sangat tertekan dan mudah marah apabila hidup sendirian. Mereka berkomunikasi dengan cara bersiul, menggeram, melenguh dan menggonggong. Kelenjar scent yang ada di tubuh kapibara juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cara mengeluarkan bau sebagai penanda. Mereka sangat suka berendam, berenang dah bahkan menyelam. Meskipun mereka memiliki cara berkomunikasi seperti itu, mereka merupakan hewan yang sangat pemalu dan senang beraktivitas di malam hari.
Musim reproduksi kapibara terjadi saat musim hujan atau pada bulan April hingga Juli. Biasanya mereka melakukan kegiatan reproduksi ketika telah mencapai umur 18 bulan di dalam air. Periode kehamilannya berlangsung sekitar 5 bulan atau setara dengan 130 hari yang biasa menghasilkan 2 hingga 8 bayi kapibara dengan berat 1 – 1,5 kilogram. Bayi kapibara menyapih hingga umur 16 minggu. Dalam kegiatan mengasuh, para induk kapibara tidak akan mengasuhnya sendirian karena setiap betina yang berada di kelompoknya akan ikut menjaga dan mengasuh kapibara muda. Kapibara ini memang hewan yang sangat akrab dengan sesamanya ya.
Penulis: Fitri Nurul Falah
Referensi Literatur
de Barros Ferraz, K. M. P., de Barros Ferraz, S. F., Moreira, J. R., Couto, H. T. Z., & Verdade, L. M. (2007). Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) distribution in agroecosystems: A cross‐scale habitat analysis. Journal of Biogeography, 34(2), 223-230.
Herrera, E. A., Salas, V., Congdon, E. R., Corriale, M. J., & Tang-Martínez, Z. (2011). Capybara social structure and dispersal patterns: variations on a theme. Journal of Mammalogy, 92(1), 12-20.
Moreira, J. R., Ferraz, K. M. P., Herrera, E. A., & Macdonald, D. W. (Eds.). (2012). Capybara: biology, use and conservation of an exceptional neotropical species. Springer Science & Business Media.
Referensi Gambar
https://www.britannica.com/animal/capybara
https://www.worldatlas.com/articles/10-delightful-facts-about-capybaras.html
https://www.animal-ethics.org/wp-content/uploads/Capybara-eating-grass.jpg
https://www.wikiwand.com/en/Capybara
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan.
Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!