
Setiap makhluk bernyawa di dunia ini khususnya binatang pasti mempunyai ciri khas sendiri baik dari perilaku maupun perawakannya. Hanya ada sekitar 8 sampai 9 spesies Kukang yang hidup di Indonesia dan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) adalah salah satu dari jenis nya. Binatang asli Indonesia ini merupakan hewan yang beraktifitas pada malam hari sehingga tidur adalah kegiatannya sebelum melakukan aktifitas. Menghabiskan waktu bertengger di atas pohon merupakan salah satu ciri khas dari hewan ini. Hidup layaknya boneka, merupakan panggilan untuk Kukang Jawa karena memiliki postur tubuh yang menggemaskan seperti mata besar bulat dan tubuh yang imut. Ritme yang lambat merupakan ciri khas nya namun akan menjadi cekatan dalam menangkap objek santapanya.
Fakta tentang Kukang Jawa
Berikut fakta menarik lainya, diantaranya sebagai berikut:
Memiliki Racun yang Mematikan

Tidak semua jenis mamalia yang dapat menghasilkan racun, namun Kukang Jawa termasuk yang memiliki racun dalam tubuhnya. Terdapat kelenjar yang berada dibawah lengan tanganya yang mejadi sumber racun. Jika ia merasa terancam, ia akan menjilat kelenjar yang berada di bawah lengannya kemudian cairan dalam kelenjar itu akan menjadi aktif setelah bercampur dengan air liurnya. Racun ini bekerja jika ia menggigit bagian tubuh targetnya yang sedang luka. Barisan gigi yang terdapat di rahang bawah berfungsi untuk mengalirkan cairan racun ke tubuh musuhnya.
Berkelahi antar sesama

Tingkat perkelahian kukang jawa dengan sesama jenisnya sangatlah tinggi. Berdasarkan data yang didapat dari observasi yang mengatakan bahwa hewan ini memiliki kecenderungan untuk menyerang satu sama lain. Banyak terdeksi luka akibat perseteruan antar sesama dan mengungkapkan setidaknya ada sekitar 20% dari jumlah Kukang Jawa yang memilikinya.
Penggunaan racun yang sudah dijelaskan diatas juga digunakan untuk menyerang antar sesama. Perebutan teritorial merupakan salah satu alasan hewan melakukan serangan tetapi menemukan pasangan betina juga menjadi salah satu alasanya.
Pemakan Getah dan Nektar

Getah (gum), nektar (nectar), dan serangga (insect) merupakan sumber makanan Kukang Jawa dominan konsumsi menurut observasi di daerah Jawa Barat. Getah digunakan untuk alat pencari sumber makanan lain seperti saat menangkap serangga yang berada di atas pohon kemudian menjadi sumber makanan cadangan saat kekurangan persediaan makanan dan ini berlaku hanya untuk beberapa spesies. Untuk jenis yang lain, unsur makanan wajib bertempat pada getah. Porsi makanan Kukang Jawa berbeda tiap musimnya. Untuk musim yang lebih dingin ia lebih banyak mengkonsumsi getah, sedangkan untuk nektar dan serangga lebih banyak dikonsumsi saat musim panas atau kemarau tiba. Asal muasal nektar yang didapatnya dari bunga kaliandra (calliandra calothyrsus).
Ancaman Populasi Kukang Jawa
Kukang jawa berada dalam ambang kepunahan. Perburuan manusia merupakan salah satu alasan ambang kepunahan. Manusia melakukan penangkapan Kukang Jawa disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya adalah sebagai peliharaan dirumah. Seperti yang diketahui, ciri khas yang dimilikinya adalah bentuk paras yang mungil dan membuat gemas. Postur tubuh yang mungil, hidung yang kecil dan mata yang bundar besar memicu manusia tergiur untuk memilikinya dan memelihara mereka dirumah.
Bukti nyata yang ada mengungkapkan,satwa ini bukanlah satwa yang cocok untuk peliharaan dirumah, dikarenakan satwa ini merupakan salah satu jenis yang memiliki racun yang bersemayam di tubuhnya. Selain itu, ada penelitian mengenai penyakit menular yang dimiliki kukang jawa, seperti cacingan. Penularannya dapat melalui kurva cacing yang tidak sengaja termakan ataupun terhisap oleh manusia. Sarana penyeberannya juga karena adanya sentuhan langsung dengan tempat tinggal kurva cacing seperti aliran air dan tanah.
Tidak hanya sekedar hewan peliharaan, ada juga faktor mitos yang sudah menyebar ke telinga masyarakat. Menumbalkan satwa ini untuk meminimalisir kerusakan terhadap pembangunan jalan ataupun jembatan merupakan mitos yang tersebar di masyarakat.
Perburuan oleh manusia ini tidak hanya terjadi dalam negeri melainkan antar Asia, para pemburu menjual Kukang Jawa sebagai hewan peliharaan dan obat tradisional. Menghilangkan gigi tajam yang dimilikinya agar pembeli terhindar dari serangan merupakan proses yang harus dilalui sebelum melakukan transaksi penjualan yang pada akhirnya hanya akan menjadi peliharaan di rumah ataupun teman potret di area rekreasi tertentu.
Tidak adanya hutan sebagai tempat tinggalnya merupakan satu dari berbagai alasan mengapa Kukang Jawa berada dalam ambang kepunahan. Nekaris adalah seorang profesor dari universitas oxford brookes mengatakan, “Jawa merupakan pulau terdapat di planet ini, dengan sekitar 130 juta manusia di pulau yang ukuranya sama dengan negara bagian New York. Hanya ada 7% dari hutan yang tersisa. Akhir perbuatan manusia yang melupakan tanggung jawabnya dengan mencari sumber kayu di hutan mengakibatkan jumlah hutan hujan menipis, terutama yang berada di daerah Jawa”.
Tempat tinggal Kukang Jawa banyak ditemukan di sekitar kebun teh dan kopi. Ancaman dari perburuan manusia kemudian adanya satwa liar lain seperti leopard maupun anjing dapat terjadi jika satwa ini tinggal di daerah seperti kebun teh dan kopi yang sangat rawan akan bahaya.
Penulis: Vebriani A’rofatus Sholihah
Referensi Literatur
Fleming, Amy. (13 oktober 2020) The Age of Extinction: Bridge over Troubled Forest: How Java’s Slow Lorises are Creeping Back . Retrieved January 26, 2021, from Bridge over troubled forests: how Java’s slow lorises are creeping back | Environment | The Guardian
Greeners.co (19 Mei 2014). Kukang Jawa. Retrieved January 26, 2021, from Kukang Jawa – Greeners.Co
Rahmad, Rahmadi. (19 January 2015) Si Imut Kukang dan Tujuh Fakta Uniknya. Retrieved January 26, 2021, from Si Imut Kukang dan Tujuh Fakta Uniknya : Mongabay.co.id
Ramdhoni, Helmi., Ratna Komala, Marie Sigaud, K.A.I. Nekaris.,Agung Sedayu. 2018. Studi of Feeding of Javan Slow Loris (Nycticebus javanicus Goeffroy, 1812) in Talun, Cipaganti Village, Garut, West Java. 11(1), 9-15.
Rode-Margono, E. Johanna, V. Nijman, Wirdateti, K. A. I. Nekaris. 2014. ETHOLOGY OF THE CRITICALLY ENDANGERED JAVAN SLOW LORIS Nycticebus javanicus É. Geoffroy Saint-Hilaire IN WEST JAVA, 4(2), 27.
Rosmalia, Putri. (20 Oktober 2020) Sering Berkelahi Antarsesama, Populasi Kukang Jawa Makin Terancam. Retrieved January 26, 2021, from Sering Berkelahi Antarsesama, Populasi Kukang Jawa Makin Terancam (mediaindonesia.com)
SODIK, MAHFUT, SATYAWAN PUDYATMOKO, PUJO SEMEDI HARGO YUWONO, MUHAMMAD TAFRICHAN, MUHAMMAD ALI IMRON2. 2020 . Better providers of habitat for Javan slow loris (Nycticebus javanicus E. Geoffroy 1812): A species distribution modeling approach in Central Java, Indonesia, 21 (5), 1890-1900.
Wrs.com. Slow Loris – Night Safari. Retrieved January 26, 2021, from Slow loris – Night Safari | Wildlife Reserves Singapore (wrs.com.sg)
Referensi Gambar
https://images.app.goo.gl/pn1XHnVtxeAmJq3b9
https://images.app.goo.gl/YH7GTZiMzVPKmCxP6
https://images.app.goo.gl/Yd6q2V78tvJUhZRLA
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!