
Halo, Sobat Alam! Apakah kalian pernah mendengar nama Owa Jawa? Hewan ini terdengar cukup asing di telinga kita ya, Sobat Alam. Owa Jawa merupakan salah satu jenis primata kecil yang berasal dari pulau Jawa. Fauna endemik ini tergolong pada fauna yang terancam punah lho, Sobat Alam. Mari kita simak fakta-fakta dan informasi lain dari hewan unik yang satu ini.
Taksonomi Owa Jawa
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primates
Famili: Hylobatidae
Genus: Hylobates
Spesies: Hylobates moloch
Morfologi Owa Jawa

Layaknya primata lainnya, Owa Jawa memiliki dua kaki dan dua tangan. Panjang lengan dari primata abu-abu ini sendiri mencapai dua kali lipat panjang tubuh mereka dan mereka memiliki kaki yang juga panjang dan ramping berukuran sekitar 2/3-3/4 panjang lengan (Djuwantoko dan Rossanda, 1996). Tubuh yang kecil dengan lengan yang panjang sangatlah berguna untuk dirinya saat ingin berayun-ayun dari pohon satu ke yang lainnya. Dalam Bahasa Inggris, nama Owa Jawa ialah Silvery Gibbon. Julukan tersebut sesuai dengan penampilan hewan yang satu ini, dimana tubuhnya diselimuti oleh bulu berwarna abu-abu keperakan. Primata ini memiliki kepala yang kecil dan bulat serta hidungnya pesek. Rambut di bagian kepalanya berwarna hitam atau abu-abu gelap dan kulit di bagian wajahnya juga berwarna hitam. Hewan ini memiliki janggut berwarna abu-abu terang yang mengarah agak ke depan. Bayi dari Owa Jawa sendiri memiliki warna bulu yang lebih terang dibanding saat ia tumbuh dewasa. Untuk berat dan tinggi pejantan ialah 4,3-7,9 kg dan 40-63 cm, sedangkan ukuran betinanya adalah sekitar 4,1-6,8 kg dan 40-62 cm. Berat bayi Owa abu-abu ini yang baru lahir adalah sekitar 300 gram. Primata ini unik karena tidak memiliki ekor, namun hewan ini memiliki bantalan pantat yang berasal dari kulit yang mengeras yang disebut dengan ischial callosity.
Habitat, Sebaran, dan Populasi
Habitat utama Owa Jawa adalah di sekitaran hutan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ada juga yang berpendapat bahwa fauna endemik ini hanya ada di daerah hutan Jawa Barat yaitu tepatnya di Gunung Puntang. Namun populasinya sendiri telah hilang dari daerah tersebut karena tingginya tingkat perburuan yang dilakukan manusia. Akan tetapi beberapa tahun lalu terjadi upaya pengembalian Owa Jawa ke habitat aslinya, Gunung Puntang, yang dilakukan oleh organisasi JGC (Javan Gibbon Center). Untuk sekarang, daerah konservasi yang menjadi habitat lain dari primata unik ini adalah Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Fauna yang satu ini termasuk dalam fauna yang terancam punah. Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) populasi Owa Jawa sendiri memiliki kesempatan sebesar 50% untuk punah dalam 10 tahun mendatang. Sedangkan untuk jumlahnya sendiri, menurut NEPC (New England Primate Conservancy) hanya ada sekitar 4000 ekor saja. Selain karena maraknya perburuan yang terjadi, hal ini juga disebabkan karena banyaknya habitat alami mereka yang diubah menjadi perkebunan atau perumahan. Alasan lainnya adalah karena Owa Jawa merupakan yang setia lho, Sobat Alam. Maksudnya adalah Owa Jawa merupakan hewan monogami, dimana dia akan hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Ditambah lagi, Owa Jawa memiliki masa kandung selama 7 bulan dan induknya akan menyusui bayi tersebut selama sekitar 18 bulan. Bayi ini akan hidup bersama induknya hingga ia tumbuh dewasa sekitar umur 8 tahun. Apabila bayi tersebut meninggal, Owa Jawa baru bisa hamil lagi dalam jangka waktu 12-16 bulan.
Tingkah Laku

Owa Jawa menghabiskan waktunya sehari-hari dengan beristirahat (58.25%), mencari makan (24.24%) dan bergerak dengan cara berayun dari pohon ke pohon (17.51%) (Djuwantoko dan Rossanda, 1996). Owa Jawa berayun dari pohon satu ke pohon lainnya karena mereka melakukan hal ini juga untuk mencari makanan juga. Makanan utama mereka adalah buah yang sudah matang, daun muda dan juga bagian pohon lainnya seperti bunga. Akan tetapi, Owa Jawa tidak bisa mengonsumsi banyak daun karena Owa Jawa tidak memiliki kemampuan mencerna serat daun dalam jumlah banyak sehingga akan susah bagi sistem pencernaan mereka. Mereka juga lebih memilih buah yang matang, karena dalam beberapa buah yang masih belum siap untuk dipetik terdapat racun (Djuwantoko dan Rossanda, 1996).
Peringatan Hari Owa Sedunia
Tahukah Sobat Alam kalau Owa Jawa ini punya hari istimewanya sendiri? Setiap tanggal 24 Oktober kita bisa memperingati hari owa internasional. Pada hari tersebut dunia memperingati dan mengapresiasi keragaman owa yang berjumlah 20 spesies. Delapan dari dua puluh spesies tersebut berasal dari Indonesia. Hari Owa Internasional biasanya diperingati dengan kegiatan penyelamatan, rehabilitasi, ataupun pelepasan satwa ini ke alam bebas.
Nah, sekarang Sobat Alam sudah tahu kan tentang Owa Jawa? Fauna endemik ini kondisinya sangat rentan dengan kepunahan jadi kita harus turut membantu upaya konservasi dan meminimalisir perburuan dan perdagangan Owa Jawa ya, Sobat Alam. Eits, kalian juga jangan mau kalah dengan Owa Jawa yang setia sama pasangannya ya hehe.
Penulis: Muchammad Rivandi Fatchur Rachman
Referensi Literatur
Owa Jawa. (2019, Februari 2). Dipetik Februari 1, 2021, dari Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Owa_jawa.
Owa Jawa, Si Primata Setia yang Terancam Punah. (2019, Oktober 31). Dipetik Februari 1, 2021, dari Indonesia.go.id: https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/sosial/owa-jawa-si-primata-setia-yang-terancam-punah.
Damanik, R. (2020, Mei 31). 7 Fakta Owa Jawa, Primata Asli dari Pulau Jawa yang Terancam Punah. Dipetik Februari 1, 2021, dari IDN Times: https://www.idntimes.com/science/discovery/ribka-damanik/7-fakta-owa-jawa-primata-asli-dari-pulau-jawa-yang-terancam-punah-exp-c1c2/7.
Djuwantoko, & Rossanda, T. (1996). Perilaku Owa Jawa di Hutan Alam Pakenjeng, KPH Garut, Jawa Barat. Bulletin Fak. Kehutanan UGM, 1-13.
Kertopati, L. (2019, Oktober 25). Owa Jawa: Pernah Hilang dari Puntang Kini Kembali Pulang. Dipetik Februari 1, 2021, dari BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-48229027.
Lestari, S. (2016, Januari 28). Owa Jawa, Hewan Setia yang Terancam Punah. Dipetik Februari 1, 2021, dari BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/01/160126_majalah_owajawa.
Owajawa. (2019, November 4). International Gibbon Day 2019: Owa Jawa Owa Kita. Dipetik Februari 1, 2021, dari Owa Jawa: https://owajawa.or.id/2019/11/04/international-gibbon-day-2019-owa-jawa-owa-kita/.
Referensi Gambar
LindungiHutan.com merupakan Platfrom Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!