Mengenal Pelahlar, Pohon Endemik Langka dan Nasibnya Kini

Pohon Pelahlar? Apa itu?

Gambar 1. Pohon Pelahlar
Gambar 1. Pohon Pelahlar

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, pohon apa ini? Atau ada yang mengenali pohon ini, tapi tidak tahu namanya. Kita akan mengenal lebih dalam mengenai pohon satu ini. Pohon pelahlar (Dipterocarpus littoralis) atau yang lebih dikenal dengan nama Meranti Jawa merupakan pohon terlangka di Indonesia. 

Ads

Pohon yang hanya tumbuh endemik di Pulau Nusakambangan ini sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kapal di Pulau Jawa karena karakteristik kayunya. Pohon ini tidak memiliki cabang di batangnya yang menjadikannya cocok sebagai bahan konstruksi dan kapal. Selain itu, resin damarnya dapat digunakan sebagai bahan untuk menambal atau melapisi celah antar di kapal. Inilah yang menjadi alasan terbesar pohon ini ditebang sejak dulu. 

Sayangnya, penebangan pohon ini sering kali dilakukan tanpa memikirkan kondisi maupun keberadaan tanaman di habitat aslinya. Akibatnya, pohon pelahlar berada di ambang kepunahan. Hanya terdapat 676 pohon yang ditemukan di alam bebas sejak tahun 2015. Melihat kondisi ini, banyak pengamat dan organisasi yang menuntut pemerintah Indonesia untuk melindungi pohon ini. Akan tetapi, hal ini tidak menghentikan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk menebang dan mendesak pemerintah untuk mencabut perlindungan pohon pelahlar di Nusakambangan.

Nyatanya, pohon ini memiliki peranan yang sangat penting di pesisir pantai Nusakambangan. Menurut Abdul Muhari, Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB (di dalam), dengan adanya pembatas ekosistem vegetasi yang kuat dapat mengurangi kekuatan gelombang tsunami. Berdasarkan pada pengamatan pasca tsunami tahun 2006 ditemukan bahwa kerusakan pada pohon pelahlar yang ada diduga akibat mengurangi energi gelombang tsunami.

Karakteristik 

Gambar 2. Daun Pohon Pelahlar
Gambar 2. Daun Pohon Pelahlar

Pohon pelahlar memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari pohon suku meranti-merantian (Dipterocarpaceae) lainnya. Pohon ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 50 meter dan diameter 1.5 meter. Pohon ini memiliki batang yang halus atau agak retak dan berwarna keabu-abuan dengan lentisel yang dapat terlihat jelas. Uniknya, pohon pelahlar dapat mengeluarkan resin berupa damar saat terluka. Selain itu, pohon ini dapat dibedakan dengan mudah melalui buah dan daunnya. Pohon ini memiliki daun yang lebar, kaku, berlipat, dan memiliki tulang sekunder yang banyak. Sedangkan, buahnya sendiri memiliki dua sayap panjang dan tiga sayap pendek.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Sayangnya, pohon ini memiliki banyak kelemahan yang membuatnya sulit bersaing dengan tumbuhan endemik Nusakambangan. Pertama, pohon ini hanya tumbuh secara alami di Pulau Nusakambangan, terutama di bagian barat. Ia memiliki habitat asli berupa hutan pamah campuran, punggung bukit, lereng dan pinggiran air, serta tanah berkapur (limestone). Walaupun habitat ini dapat ditemukan di bagian Indonesia lainnya, masih sangat sulit untuk membudidayakan pohon pelahlar di luar pulau ini. Selanjutnya, dengan kemunculan tanaman invasif langkap yang tumbuh cepat dan memakan lahan di pulau ini menyulitkan pelahlar untuk beregenerasi. Selain itu, pohon ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan beregenerasi. Pohon ini membutuhkan waktu berdekade untuk tumbuh dewasa. Inilah yang membuatnya sulit bersaing dengan tanaman lain dan pulih dari kondisinya yang sekarang.

Eksistensi Pohon Pelahlar

Gambar 3. Eksplorasi Hutan Nusakambangan
Gambar 3. Eksplorasi Hutan Nusakambangan

Pohon ini telah masuk kategori kritis atau terancam punah. Seperti yang tertulis sebelumnya, hal ini disebabkan oleh penebangan liar dan ketidakmampuan tanaman ini bersaing dengan tanaman endemik Nusakambangan lainnya. Walaupun beberapa bagian dari Pulau Nusakambangan telah dijadikan sebagai cagar alam untuk melindungi flora dan fauna endemik di daerah tersebut, masih ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang melakukan penebangan dan perburuan liar. Mereka tidak memperdulikan kerusakan yang tinggalkan dan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Selain itu, kemunculan tanaman invasif, langkap (Arenga obtusifolia) di Nusakambangan semakin menyulitkan pohon pelahlar untuk beregenerasi. Langkap memiliki kemampuan regenerasi dan pertahanan yang tinggi. Inilah yang menyebabkan tanaman ini mampu menguasai lahan di Nusakambangan dan menekan pemulihan pohon pelahlar.

Kondisi kritis pohon ini diperparah dengan ketidakmampuannya untuk pulih dengan cepat. Seperti yang diketahui, pohon ini memiliki kemampuan regenerasi yang rendah. Ia membutuhkan waktu berdekade untuk mencapai kedewasaan dan memunculkan tunas atau bibit baru. Inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah dan organisasi lingkungan untuk memulihkan jumlah pohon pelahlar di alam bebas. 

Nasib Pohon Pelahlar

Sayangnya, pemerintah Indonesia menarik keluar pohon ini dari daftar dilindungi. Pemerintah melakukan hal ini karena pertimbangan ekonomi dan tuntutan produksi kayu. Selain itu, pemerintah menyatakan bahwa hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah pohon pelahlar di alam bebas yang dikatakan sudah membaik. Realita berkata sebaliknya, pohon ini berada di titik kritis dan dapat punah kapan saja. 

Keputusan pemerintah ini tentunya mengancam keberadaan pohon pelahlar. Faktanya, waktu dilindungi pun masih ada penebangan liar yang merusak ekosistem dan menekan jumlah pohon pelahlar, apalagi saat tidak dilindungi? Tentunya, jumlah pohon ini akan semakin jatuh. Berdasarkan pantauan Syahrul Fitra, Direktur Media dan Komunikasi Auriga Nusantara (dalam Aji & Persada, 2020), ada banyak perusahaan yang menebang pohon yang dulunya dilindungi ini. Tanpa adanya perubahan yang signifikan, hanya tinggal menunggu waktu sampai pohon pelahlar hilang dari Indonesia. 

 

Penulis: Jeannette Sharon

 

Referensi Literatur:

Aji, M., & Persada, S. (2020, March 11). Siti Nurbaya Didesak Masukkan Lagi Kayu Ulin ke Daftar Dilindungi. Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/1318430/siti-nurbaya-didesak-masukkan-lagi-kayu-ulin-ke-daftar-dilindungi 

Arumingtyas, L. (2019, March 2). Jenis Kayu Keluar dari Daftar Lindung: Kuat Kepentingan Usaha, Abai Konservasi? Mongabay. https://www.mongabay.co.id/2019/03/02/jenis-kayu-keluar-dari-daftar-lindung-kuat-kepentingan-usaha-abai-konservasi/

Dipterocarpus littoralis Blume. (n.d.). Pohon Langka Indonesia. Retrieved February 1, 2021, from http://www.pohonlangka.id/portfolio-cat/dipterocarpus-littoralis-blume/ 

Massadiah, E. (2020, December 8). Jejak Kobra, Macan Tutul, hingga Pelahlar Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jejak Kobra, Macan Tutul, hingga Pelahlar, https://www.tribunnews.com/tribunners/2020/12/08/jejak-kobra-macan-tutul-hingga-pelahlar?page=all. Editor: Malvyandie Haryadi. Tribunners. https://www.tribunnews.com/tribunners/2020/12/08/jejak-kobra-macan-tutul-hingga-pelahlar?page=all 

Pelahlar. (n.d.). Global Trees Campaign. Retrieved February 1, 2021, from https://globaltrees.org/threatened-trees/trees/pelahlar/ 

Tirtaningtyas, F. (2017, October 21). Pohon-pohon Langka Indonesia, Bagaimana Nasibnya? Mongabay. https://www.mongabay.co.id/2017/10/21/pohon-pohon-langka-indonesia-bagaimana-nasibnya/ 

 

Referensi Gambar:

BNPB. (2020, December 9). Doni Monardo memegang pohon Kalahlar atau Meranti Laut [Photograph]. CoWasJP. https://www.cowasjp.com/read/5670/20201209/060103/pohon-pelahlar-dan-jejak-kobra-di-nusakambangan/

[Photograph]. (n.d.-b). Pohon Langka Indonesia. http://www.pohonlangka.id/portfolio-cat/dipterocarpus-littoralis-blume/

 

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya. 

Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!

 

Your Beloved Author