Mengenal Porang: Ciri-ciri, Manfaat, dan Harganya

Gambar 1 katak
Gambar 1 Umbi Porang

Tanaman porang, jenis tanaman umbi-umbian yang belakangan banyak dibudidayakan lantaran kaya akan manfaat dan menjadi komoditas potensial. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan secara langsung bahwa pemerintah akan serius menggarap pengembangan porang sebagai program super prioritas. Bahkan, Presiden Jokowi secara khusus juga meminta langsung kepada Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk mengembangkan porang dan sarang burung walet.

Ads

Jenis tanaman ini berpeluang besar untuk menjadi komoditas ekspor. Maka tidak mengherankan jika kemudian menjadi primadona di kalangan petani sampai pemerintah. Menurut data dari Catatan Badan Karantina Pertanian, pada 2018 ekspor porang mencapai 254 ton, dengan nilai mencapai 11,31 miliar ke negara Jepang, Vietnam, Tiongkok, Australia, dan lain-lain.

Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST)/Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat bahwa, ekspor komoditas porang Indonesia sudah mencapai angka 14,8 ribu ton di semester pertama 2021. Capaian di permulaan 2021 ini melampaui jumlah ekspor semester pertama pada 2019 lalu yang berjumlah 5,7 ribu ton. Praktisnya, jumlah ekspor komoditas porang di semester pertama 2021 mengalami peningkatan sebesar 160 persen dibandingkan semester pertama 2019.

Gambar 2 Infografik Tanaman Porang
Gambar 2 Infografik Tanaman Porang

Taksonomi

Porang merupakan tanaman umbi-umbian dan termasuk dalam spesies Amorphophallus oncophyllus Prain atau sinonim dengan Amorphophallus muelleri Blume dan Amorphophallus blumei Scott. Selain itu, tanaman yang kerap disebut dengan Iles-Iles ini juga memiliki beberapa nama lokal sesuai daerah asalnya, seperti acung atau acoan  oray  (Sunda),  kajrong  (Nganjuk), ataupun walur (Ponorogo). Beberapa spesies yang ditemukan di Indonesia antara lain A. campanulatus, A. oncophyllus, A. variabilis, A. spectabilis, A. decussilvae, A. muellleridan dan beberapa jenis  lainnya.

Porang awalnya ditemukan di daerah tropis dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah beriklim  sedang  seperti  Cina  dan  Jepang.  Jenis A. onchophyllus awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman (India) dan menyebar ke arah timur melalui Myanmar, lalu ke Thailand dan ke Indonesia. Jenis A. onchophyllus inilah yang sekarang banyak dibudidayakan petani di seluruh Indonesia.

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com
Regnum : Plantae
Sub Regnum : Tracheobionta
Super Divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub Class : Arecidae
Ordo : Arales
Familia : Araceae
Genus : Amorphophallus
Species : Amorphophallus oncophyllus Prain

Tabel 1 Taksonomi Porang

Morfologi

Batang dari tanaman porang tegak, lunak, dan halus serta berwarna  hijau atau  hitam  dengan  bercak  putih. Batang yang tegak lurus tersebut (sering disebut dengan batang semu) umumnya akan pecah menjadi tiga batang sekunder dan menjadi beberapa tangkai daun. Selanjutnya, tanaman ini memiliki daun tunggal menjari dengan ditopang oleh satu tangkai daun bulat yang pada tiap tangkai daunnya akan tumbuh beberapa umbi batang bulat yang akan tumbuh sesuai musim tumbuh. 

Gambar 3 Pohon Porang
Gambar 3 Pohon Porang

Helai daun tanaman ini memanjang sekitar 60 -200 cm dengan tulang daun yang kecil dan terlihat jelas pada  permukaan bawah daun. Tinggi batangnya mencapai sekitar 1.5 meter sesuai dengan umur dan kesuburan tanah dengan daur tumbuh sekitar 4 -6 tahun serta menghasilkan bunga besar di bagian terminal (terdiri atas batang pendek, spatha, dan gagang) yang mengeluarkan bau tak sedap. Umbi dari tanaman ini terdiri dari umbi batang yang berada di dalam tanah dan umbi katak (bulbil) yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tangkai daun. Umbi yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulat dan besar, sementara umbi kataknya dimanfaatkan untuk bibit.

Gambar 4. (a) Umbi Porang; (b) Umbi Katak(Bulbil); (c) Bunga Porang
Gambar 4. (a) Umbi Porang; (b) Umbi Katak(Bulbil); (c) Bunga Porang

Budidaya Tanaman Porang

Tanaman Porang cenderung mudah dibudidayakan, memiliki produktivitas yang tinggi, resiko serangan hama/penyakit yang relatif sedikit, dan permintaan pasar yang besar. Kendati demikian, untuk memperoleh hasil panen yang maksimal, lingkungan tumbuh juga mesti diperhatikan dengan optimal pula. Dari faktor lahan, tanaman umbi-umbian ini memerlukan tanah yang gembur dan subur dengan kelembaban cukup layaknya tumbuhan umbi-umbian lainnya, serta sebaiknya berada di wilayah naungan tegakan tanaman lain yang lebih tinggi. Tanaman ini mengalami dormansi  sepanjang  musim  kemarau, sehingga tidak begitu banyak membutuhkan air.

Sementara untuk perbanyakan bibitnya, penanaman porang bisa dikembangkan dengan cara generatif ataupun poliembrioni. Pengembangan secara generatif artinya tanaman ini bisa dikembangkan dengan menanam umbi katak (bulbil) yang bisa langsung ditanam di lahan yang disiapkan ataupun disemai terlebih dahulu. Sementara metode poliembrioni dilakukan dengan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji. Biji yang dimaksud bisa berupa potongan umbi batang yang mempunyai titik tumbuh (meristem apikal) ataupun juga potongan katak (bulbil).

Agar mendapatkan hasil panen yang optimal, tanaman ini memerlukan pupuk kandang 5 ton per hektar (5 t/ha). Apabila menggunakan pupuk anorganik, dosis yang disarankan Litbang Pertanian Indonesia adalah dengan komposisi N: P2 O5 : K2 O sebesar 40:40:80 kg/ha atau 40:60:45 kg/ha, yang diberikan pada 45 hari setelah tanam. Pada bulan berikutnya, p0rang dipupuk lagi sebagai top dressing dengan 40 kg N, 50 kg P2 O5 , 50kg K2 O/ha, bersamaan dengan pengendalian gulma. Pupuk N yang ditingkatkan dari 100 kg menjadi 200 kg/ha atau K2 O dari 75 kg menjadi 150 kg/ha akan meningkatkan tinggi tanaman dan produksi umbi. Peningkatan pupuk N dari 50 kg menjadi 150 kg/ha meningkatkan pertumbuhan umbi 10,6-27,6% selama 6 bulan periode pertumbuhan. Pengaruh penambahan pupuk N dari 50 menjadi 150 kg/ha akan berpengaruh pada umbi dengan meningkat sekitar 21,3%.

Manfaat

Porang merupakan penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Selain itu, kandungan paling penting dari tanaman ini adalah zat glukomanan yang merupakan turunan karbohidrat berbentuk polisakarida. Berdasarkan kandungannya, tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai industri pangan, kimia, maupun farmasi.

Untuk industri pangan, tanaman ini bisa dijadikan menjadi berbagai macam olahan. Misalnya seperti dijadikan tepung porang (konjac flour), tepung glukomannan (konjac glucomannan), chips, konnyaku (mirip tahu), shirataki, jelly, dan berbagai olahan makanan lain ataupun sebagai food additive. Sedangkan untuk kebutuhan industri kimia dan farmasi bisa dimanfaatkan untuk bahan perekat kertas, kosmetik, bahan pengisi (filler) untuk  pembuatan  tablet  (obat), penjernih air, bahan toilet, seluloid, pemadat dalam media kultur jaringan, bahkan sampai menjadi campuran untuk bahan peledak.

Gambar 5 Shirataki
Gambar 5 Shirataki yang Terbuat dari Porang

Harga Porang

Harga umbi porang siap panen mulanya hanya sekitar 2 ribu rupiah per kilogram dan kemudian terus mengalami kenaikan seiring banyaknya permintaan pasar dan dukungan serius pemerintah. Sebagaimana dilansir dari laman Indonesia.go.id, harga porang mencapai 11 ribu-15 ribu rupiah pada pertengahan 2020 dan nilai ini relatif stabil hingga sekarang.  Sementara untuk harga bibitnya juga cukup menjanjikan. Umbi kecil hasil semaian dengan isi dua sampai enam puluh biji per kilogram harganya bisa mencapai 100 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan untuk harga katak yang 1 kilogram isi dua ratus sampai dua ratus lima puluh butir harganya di kisaran 300 ribu rupiah sampai 350 ribu rupiah per kilogram.

Dengan demikian, tentu saja tanaman porang bisa menjadi angin segar di sektor pertanian Indonesia. Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi dan meningkatkan keuntungan khususnya bagi petani. Pengembangan porang juga cocok menjadi salah satu bentuk pemanfaatan sistem agroforestry.

 

Penulis: Rizal Hidayatulloh

Dikurasi oleh Inggrit Aulia Wati Hasanah

 

 

LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfunding Penggalangan Dana untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung penghijauan yang ada di seluruh Indonesia. mari bersama menjaga dan melestarikan hutan seluruh Indonesia.

Yuk jadi pioneer penghijauan untuk hutan Indonesia yang lebih baik.

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.