
Halo Sahabat Alam! Kali ini kita akan membahas salah satu hewan yang hanya bisa dijumpai di pulau terbesar kedua di dunia dan sebagian dari pulau tersebut berada di wilayah Indonesia. Hewan yang dimaksud adalah Rajawali Papua (Harpyopsis novaeguineae). Yap, hewan ini hanya bisa dijumpai di Papua dan merupakan satu-satunya burung elang dari keluarga Harpiinae yang berada di Indonesia. Rajawali papua memiliki sebutan lain di Indonesia, yakni Elang Irian dan juga memiliki nama dalam bahasa inggris yaitu Papuan Harpy Eagle atau Kapul Eagle. Walaupun hewan ini terkenal dan memiliki ukuran badan yang besar, masih sedikit yang diketahui tentang mereka. Burung ini biasanya ditemukan bertengger di pohon tinggi di hutan bagian dalam yang jauh dari gangguan manusia. Langsung saja yuk, kita kenalan dengan predator misterius satu ini.
Karakteristik
Rajawali papua memiliki ukuran tubuh yang besar dan perbedaan ukuran tubuh betina dan jantan tidak begitu mencolok walaupun ada betina yang 34% lebih besar daripada jantan. Ukuran tubuh rata-rata mereka berkisar antara 75-90 cm. Sayap mereka tipikal sayap burung penghuni hutan, yakni pendek tapi lebar dengan ukuran 121-157 cm. Panjang sayap jika diukur dengan membengkokkan sayap 90° adalah 368-442 mm pada jantan dan 450-494 mm pada betina. Ekor mereka sangat panjang dan berukuran 384-394 mm pada jantan dan 410-435 mm pada betina. Walaupun ukuran badannya besar tapi massa tubuhnya termasuk ringan, hanya 1,6-2,4 kg untuk rajawali papua dewasa.

Rajawali papua, baik yang masih bayi maupun yang sudah dewasa, memiliki warna bulu pada bagian atas coklat keabuan yang sedikit mengkilap dengan pinggiran berwarna putih. Bulu bagian atas tubuh mereka akan tampak seolah bersisik jika dipantulkan cahaya pada sudut yang tepat. Bagian dada burung ini berwarna krem dan ekornya bagian atas berwarna senada dengan bulu di punggungnya dilengkapi 4-6 garis berwarna kehitaman yang juga terdapat pada bulu krem bagian bawah ekornya. Warna sayap burung ini pada bagian atas sama dengan punggungnya dan bagian bawah sama dengan bulu di dadanya hanya sedikit abu-abu berpalang dan tidak mengkilap. Perbedaan warna bulu rajawali papua dewasa dengan yang remaja adalah pada rajawali remaja warna bulunya sedikit lebih pucat dan pada bagian dada lebih mengkilap serta garis kehitaman di ekor mereka lebih banyak. Jambul pada kepala satwa ini pendek tapi lebat sehingga terlihat mencolok. Warna mata mereka bervariasi dari coklat hingga jingga yang akan semakin jelas seiring bertambah dewasanya mereka. Rajawali papua memiliki kaki yang panjang dan kuat berwarna coklat keabuan hingga jingga dengan kuku yang tajam. Hewan ini memiliki suara yang nyaring seperti suara cegukan namun lebih besar dan diiringi dengan suara seperti ayam namun lebih dalam dan kencang sehingga dapat terdengar ke seluruh hutan.
Habitat & Sebaran Rajawali Papua
Rajawali papua merupakan satwa endemik Pulau Papua (Nugini) dan bisa dijumpai di seluruh wilayahnya. Habitat utamanya adalah hutan hujan tropis yang belum tersentuh manusia sama sekali, namun ada juga beberapa ditemukan di hutan kering dan hutan semak monsoon. Satwa ini dapat hidup hingga di daerah dengan ketinggian 2.000 meter dan bahkan 3.700 meter di atas permukaan laut.

Perilaku Rajawali Papua
Sejauh ini belum ada pengamatan yang menyatakan bahwa rajawali papua pernah terbang jauh dari habitatnya. Mereka adalah penghuni hutan yang sulit untuk dideteksi. Sering waktu mereka bertengger di pohon lebat secara diam-diam dan pergi dengan diam-diam pula untuk menghindari manusia. Hewan ini sering dianggap nokturnal karena matanya yang tajam dan aktif bersuara pada malam hari, namun belum ada bukti bahwa hewan ini aktif berburu pada malam hari sehingga burung ini dianggap sebagai hewan diurnal (aktif pada siang hari).
Rajawali papua memiliki cara berburu diam atau bertengger dan meluncur berkeliling secara diam-diam di sekitar rute yang biasa mereka lewati. Mereka biasanya akan menggerakkan kepala sembari bertengger untuk mendapatkan sudut pandangan yang bagus sebelum meluncur menangkap mangsa dengan kakinya yang kuat. Cara lain mereka berburu lebih tidak konvensional karena mereka mendatangi lubang-lubang yang ada pada pohon satu per satu untuk melihat apakah ada mangsa di dalamnya dan terkadang menggoyangkan dedaunan untuk memancing mangsa keluar dari persembunyian. Burung ini juga dikenal cukup sering menghabiskan waktunya di daratan dan memiliki kemampuan berlari yang lincah dan cepat. Makanan utamanya adalah berbagai jenis mamalia seperti kuskus, hewan berkantung, tikus berbulu, kangguru pohon dan tikus besar ekor gundul. Namun, hewan ini dikategorikan sebagai predator oportunistik yang berarti mereka akan memangsa apapun yang dilihatnya termasuk burung kasuari dan anak babi.

Rajawali merupakan hewan penyendiri, sehingga diasumsikan mereka hanya memiliki satu pasangan. Musim kawin biasanya terjadi pada bulan April sampai November (musim kering). Pembuatan sarang akan dilakukan mulai bulan April sampai Mei dan mulai menetap di sarang pada bulan Agustus. Mereka menyukai pohon besar yang dipenuhi benalu dan lumut. Lokasi sarang mereka biasanya terletak di atas benalu dan lumut sehingga mereka tidak banyak memerlukan ranting-ranting kecil untuk sarangnya. Sarang dibangun di cabang pohon yang posisinya horizontal dan berjarak 3,1 m dari batang utama pohon untuk memberikan ruang bagi anakan bergerak keluar dari sarang dan bagi induk untuk menyimpan makanan. Tidak banyak diketahui mengenai bagaimana proses bertelur dan mengeram mereka maupun berapa telur yang bisa dihasilkan satu induk, namun banyak yang berasumsi mereka hanya menghasilkan satu telur setiap satu induk per tahunnya.
Ancaman Populasi Rajawali Papua
Tidak ada yang bisa memastikan berapa populasi rajawali papua sebenarnya, namun menurut asumsi data dari BirdLife International (2009) terdapat sekitar 2.500-9.999 ekor rajawali papua. IUCN Red List mengkategorikan hewan ini ke dalam status Vulnerable (VU) dengan kecenderungan populasi terus menurun. Rajawali papua sampai sekarang masih sering diburu karena harga jualnya yang mahal. Setiap tahun hewan ini diburu untuk dijual sebagai peliharaan maupun untuk diambil bulunya. Selain itu, seiring bertambahnya penduduk, jumlah mangsa mereka semakin sedikit dan habitat mereka yang terkontaminasi ataupun dialihkan menjadi lahan pemukiman dan pertanian.
Penulis : Yuliana
Referensi Literatur
Elang Papua (Papuan Eagle) Elang Terbesar Indonesia. (n.d.). JenisBurung.Co. Retrieved March 3, 2021, from https://jenisburung.co/elang-papua-rajawali-papua-papuan-eagle/
Harpyopsis novaeguineae. (n.d.). The Peregrine Fund. Retrieved March 3, 2021, from http://www.globalraptors.org/grin/SpeciesResults.asp?specID=8280
Papuan eagle. (n.d.). Wikipedia. Retrieved March 3, 2021, from https://en.wikipedia.org/wiki/Papuan_eagle
Rajawali Papua. (n.d.). Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Retrieved March 2, 2021, from https://id.wikipedia.org/wiki/Rajawali_papua
Referensi Gambar
https://birdsoftheworld.org/bow/species/negeag1/cur/introduction
https://www.flickriver.com/photos/kowari/3275725145/
https://www.pinterest.com/pin/247064729531934338/
https://www.surfbirds.com/gallery/search2.php?species=New%20Guinea%20Eagle
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!