
Bunglon adalah spesies yang istimewa karena memiliki kemampuan adaptasi yang unik. Bunglon bisa mengubah warna tubuhnya menyerupai tempat di sekitarnya. Tapi benarkah begitu? Apakah bunglon mampu menilai dan meniru batang pohon yang berwarna kecoklatan? Ternyata bunglon yang mampu melakukan itu adalah bunglon dari family Chamaeleonidae atau lebih dikenal dengan chameleon. Jenis ini tidak ditemukan di Indonesia, jadi istilah bunglon yang biasa digunakan di Indonesia cenderung mengacu pada jenis calotes. Artikel ini akan mengacu pada bunglon chameleon dan kemampuan mimikri sebagai ciri khasnya.
Morfologi Bunglon
Bunglon adalah jenis reptil yang hidup di pepohonan. Bunglon dapat bergerak cepat dengan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Bunglon memiliki kaki dengan karakteristik yang unik, yaitu kaki zygodactyl (empat jari kaki; dua jari kaki menghadap ke depan, dua jari kaki lainnya menghadap ke belakang). Gigi bunglon termasuk jenis acrodont dentition, yang berarti gigi langsung menempel di tepi rahang. Ekor bunglon bisa menggulung dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh bunglon. Ekornya akan melilit di sekitar batang pohon selagi bunglon mencari mangsa. Mata bunglon juga unik, loh. Bunglon memiliki sepasang mata yang bisa bergerak berlawanan satu sama lain untuk mengecoh mangsanya. Bunglon juga memiliki lidah yang sangat berguna untuk menangkap mangsa. Lidah bunglon sangat panjang dan ujung lidahnya berbentuk seperti proyektil. Bunglon akan mengincar mangsa dari kejauhan, lalu lidahnya bergerak cepat menangkap mangsa, mangsa akan terperangkap dalam lendir bunglon dan menempel di ujung lidahnya. Bunglon biasa memakan serangga yang hinggap di pohon.
Pada umumnya, bunglon bisa tumbuh sepanjang 17-25 cm. Bunglon terpanjang di dunia adalah Bunglon Parson (Calumma parsonii) yang dapat tumbuh sepanjang 69,5 cm. Sedangkan bunglon terpendek di dunia adalah bunglon Brookesia micra, yang hanya dapat tumbuh sepanjang 29 mm.

Beberapa spesies bunglon memiliki kepala dengan ornamen yang mencolok, seperti tiga tanduk panjang yang menonjol. Tanduk-tanduk ini lebih berkembang pada bunglon jantan karena berpengaruh pada pertahanan teritorial dan proses seleksi seksual. Bunglon jantan mempertahankan wilayahnya dengan melebarkan tubuh, menggembungkan tenggorokan, dan mengangkat kepala agar tanduk di kepalanya terkesan mengancam. Bila strategi ini tidak berhasil, bunglon akan menyerang dan mematahkan rahang lawannya. Tanduk yang dimiliki bunglon jantan dihasilkan dari proses seleksi seksual yang ditandai dengan keberhasilan perkembangbiakan yang lebih tinggi. Individu dengan fitur ornamen akan menurunkan gen pembentuk dasar ornamen lebih cepat daripada individu tanpa ornamen. Wah, bunglon yang bertanduk tampak istimewa, ya.
Mimikri
Kita sering melihat tayangan iklan televisi dan film yang menunjukkan bunglon dapat mengubah warna kulitnya sesuai dengan apapun yang mereka sentuh secara ajaib. Kemampuan hewan yang seperti ini disebut mimikri. Mimikri biasanya digunakan untuk menghindari musuh maupun mendekati mangsa. Bunglon memang bisa mengubah warna kulitnya, tapi bunglon juga punya keterbatasan dan tidak mampu meniru semua warna di sekelilingnya.
Warna kulit bunglon bervariasi, walaupun hijau dan coklat adalah warna utama bunglon. Corak ini sangat membantu bunglon berkamuflase dengan lingkungannya. Beberapa jenis bunglon bisa mengubah warna menjadi lebih cerah seperti merah muda, merah, biru, biru kehijauan, maupun kuning.
Fungsi mimikri
Fungsi mimikri pada bunglon adalah untuk membaur dengan lingkungan mereka. Bunglon mengubah warna kulitnya untuk menyamarkan diri dan menghindari predator ketika berada dalam kondisi terancam. Tapi kamuflase bukanlah satu-satunya alasan bunglon mengubah penampilan karena sebenarnya bunglon mampu bergerak dengan cepat. Perubahan warna pada kulit bunglon dapat menakut-nakuti bunglon lain, menarik perhatian dan kesan bunglon betina, dan melepas udara panas di permukaan kulitnya.
Fungsi utama mimikri pada bunglon adalah untuk menunjukkan perubahan kondisi tubuhnya. Misalnya warna gelap menandakan bunglon dalam kondisi terancam, dan warna cerah mengindikasikan bunglon jantan sedang mencari pasangannya. Bunglon juga mengubah kulitnya untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan. Bunglon berwarna gelap akan menyerap panas dan menghangatkan tubuh bunglon.
Mekanisme mimikri pada bunglon
Dilansir dari National Geographic, para ilmuwan awalnya mengira bunglon berubah warna dengan mengubah pigmen di kulitnya. Ternyata mekanisme mimikri pada bunglon lebih kompleks dari itu. Pada dasarnya, bunglon memiliki kristal nanoskopik di dalam sel kulit mereka. Kristal nanoskopik adalah kristal mikroskopis yang dapat memantulkan cahaya. Bunglon memiliki kristal ini di dalam sel kulit tertentu dan kristal tersebut akan memantulkan cahaya.

Jadi bunglon memanfaatkan kristal nanoskopik untuk mengubah warna kulitnya. Bunglon mampu mengubah seberapa dekat posisi kristal tersebut satu sama lain. Kristal yang berubah posisi akan memantulkan cahaya sesuai dengan panjang gelombang cahaya yang dibutuhkan. Posisi kristal yang berubah akan memantulkan panjang gelombang cahaya yang berbeda pula. Perubahan ini dipengaruhi oleh kondisi bunglon, jadi warna yang dihasilkan bisa menampakkan kondisi bunglon yang sebenarnya.
Pada kondisi santai atau ketika bunglon tidak sedang terancam, bunglon akan menempatkan kristal dalam posisi berdekatan. Kristal yang letaknya berdekatan akan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru. Jika bunglon memiliki pigmen warna kuning di kulitnya, biru akan bergabung dengan kuning agar tampak hijau. Sedangkan pada kondisi terancam maupun bersemangat, bunglon akan merenggangkan sel-sel kulitnya dan posisi kristal akan semakin berjauhan. Kristal yang berjauhan akan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah dan kuning. Bunglon yang memiliki pigmen kuning di kulitnya akan berubah menjadi oranye. Jadi bunglon akan terlihat seolah-olah berubah dari hijau menjadi biru, dan dari merah menjadi oranye. Hal ini sangat menarik untuk diteliti, karena perubahan warna bunglon bisa menentukan kondisi yang menyertainya.
Penulis: Mutiara Misksalma
Referensi Literatur:
Kruzer, Adrienne. Chameleon Color Changes. The Spruce Pets. https://www.thesprucepets.com/chameleon-color-changes-1238534.
How Chameleons Change Color. National Geographic. https://www.nationalgeographic.org/video/til-how-chameleons-change-color/?utm_source=BibblioRCM_Row.
Vitt, Laurie. Chameleon. (June, 2020). Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/animal/chameleon-reptile.
Referensi Gambar:
Burns, Chris. Chameleon color changing abilities unlocked by science. (March, 2015). Slash Gear. https://www.slashgear.com/chameleon-color-changing-abilities-unlocked-by-science-10373151/.
Nine colourful facts about chameleons. BBC News. https://www.bbc.co.uk/programmes/articles/2bKnSDQQKgvMPChch0C3T4g/nine-colourful-facts-about-chameleons.
Researchers Develop a Flexible Color-Changing Film Inspired by Chameleon Skin. SciTechDaily. https://scitechdaily.com/researchers-develop-a-flexible-color-changing-film-inspired-by-chameleon-skin/.
The Tongue-tastic Chameleon. (March, 2018). Discover Animals. http://www.discoveranimals.org/animal_facts/fact/chameleon-tongues-are-twice-the-length-of-their-bodies.
Lindungihutan.com merupakan Platfrom Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya yang dapat merugikan pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!