Penurunan populasi kupu-kupu memiliki dampak terhadap satwa serta fauna lain yang ada di dunia. Kupu-kupu merupakan salah satu satwa cantik yang sering kita jumpai mengitari tanaman, khususnya bunga-bungaan, di sekitar kita. Satwa ini juga kerap kali dijadikan sebagai objek penelitian serta pembelajaran di berbagai buku sekolah. Hal ini menandakan begitu besarnya peran kupu-kupu bagi lingkungan serta ilmu pengetahuan.
Menurut artikel yang dipublikasi oleh Sciencedaily pada 4 Maret 2021, disebutkan bahwa kupu-kupu mengalami penurunan populasi yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir. Turunnya populasi kupu-kupu ini disebabkan oleh berbagai masalah lingkungan seperti polusi yang memperburuk kualitas udara, hilangnya tanaman yang dijadikan sumber makanan, serta wilayah yang tidak lagi stabil akibat krisis iklim.
Kupu-kupu dan Populasinya di Dunia

Kupu-kupu tidak hanya memiliki tampilan yang cantik dan menarik, mereka juga merupakan serangga penyerbuk yang memiliki peran penting dalam membantu penyerbukan berbagai jenis tanaman. Peran ekologisnya sebagai penghisap nektar bunga serta penyedia makanan bagi predator ini mengakibatkan kupu-kupu dijuluki sebagai penjaga keseimbangan ekosistem.
Salah satu hewan yang sering kita pelajari fase metamorfosisnya ini, kini mengalami ancaman keanekaragaman jenis yang menyebabkan banyaknya spesies yang menurun hingga dinyatakan punah. Penyebab dari menurunnya populasi kupu-kupu seringkali dikaitkan dengan adanya alih fungsi lahan, naiknya suhu rata-rata di bumi, perburuan untuk koleksi pribadi, serta penggunaan pestisida tanaman yang berlebihan.
Di dunia, terdapat ribuan jenis kupu-kupu yang menyebar di seluruh benua. Sekitar 96 di antaranya dilestarikan dalam Kebun Raya Bogor. Di tempat ini, para peneliti melakukan pendataan untuk mengetahui jumlah terkini dari spesies kupu-kupu yang terdapat di Indonesia. Merespons turunnya populasi hewan yang dikenal aktif pada siang hari ini, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa peraturan mengenai pelarangan perburuan kupu-kupu jenis tertentu, seperti misalnya spesies dari genus Ornithoptera, Troides, serta Chetosiamyrina.
Penurunan Populasi Kupu-kupu

Salah satu informasi mengenai penurunan populasi kupu-kupu yang cukup mengkhawatirkan adalah yang terjadi terhadap kupu-kupu jenis monarch. Spesies kupu-kupu ini menurun hingga 99.9 % terhitung sejak tahun 1980-an. Padahal, kupu-kupu dengan sayap berwarna oranye kecoklatan ini merupakan salah satu ikon satwa yang cukup dikenal akibat corak sayapnya yang unik serta mudah dijumpai oleh masyarakat.
Penurunan populasi juga terjadi pada berbagai spesies kupu-kupu lain, seperti Ornithoptera goliath, Parnassius apollo, Phengaris arion, serta banyak lagi. Menurut jurnal Science, terdapat penurunan populasi sekitar 2 persen tiap tahun yang terjadi pada lebih dari 450 spesies kupu-kupu di seluruh dunia, dengan penurunan 1.6 % yang dialami oleh kupu-kupu Western.
Hal ini diduga terjadi akibat perubahan temperatur yang menjadi lebih hangat sehingga mengganggu siklus hibernasi dan memaksa para serangga untuk terjaga lebih lama yang menyebabkan mereka mengalami kelaparan. Kenaikan temperatur ini juga mengurangi keberadaan tanaman inang dan nektar yang tersedia bagi kupu-kupu serta memperpanjang waktu di mana predator kupu-kupu dapat memburu mereka.
Dampak Penurunan Populasi

Sebagai salah satu serangga penyerbuk, turunnya populasi kupu-kupu dapat mengakibatkan efek domino pada seluruh rantai makanan. Mulai dari gagalnya penyerbukan tanaman yang berimbas pada penurunan keanekaragaman tanaman, hingga ikut menurunnya populasi satwa herbivora sampai dengan konsumen puncak yang kesulitan menemukan makanan. Hal ini kemudian berimbas juga pada punahnya satwa serta fauna lain baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kupu-kupu.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Meskipun laju penurunan populasi pada beberapa spesies kupu-kupu sangat cepat, bukan berarti bahwa kita telah mencapai kepunahan serangga penyerbuk. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu melestarikan kupu-kupu. Beberapa cara tersebut adalah dengan mulai menanam lebih banyak tanaman bebas pestisida, meningkatkan kualitas air dan udara, serta tidak memburu kupu-kupu secara berlebihan.
Selain itu, kita juga dapat mengedukasi diri kita serta orang-orang terdekat mengenai konservasi serta pentingnya menyadari masalah lingkungan yang ada juga akan berdampak bagi kelestarian satwa ini.
Penulis: Nur Annisa Kusumawardani
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Sumber Literatur:
University of Arizona. “Dramatic decline in western butterfly populations linked to fall warming.” ScienceDaily. ScienceDaily, 4 March 2021. www.sciencedaily.com/releases/2021/03/210304145405.htm.
Agrawal, Anurag A. “Advances in Understanding the Long-Term Population Decline of Monarch Butterflies.” Proceedings of the National Academy of Sciences, vol. 116, no. 17, 2019, pp. 8093–95. Crossref, doi:10.1073/pnas.1903409116.
Fajar, Jay. “Eksotisnya Kupu-Kupu, Si Penjaga Keseimbangan Alam.” Mongabay Environmental News, 6 June 2020, www.mongabay.co.id/2020/06/06/eksotisnya-kupu-kupu-si-penjaga-keseimbangan-alam.
LIPI. “Populasi Jenis Kupu-Kupu Menurun.” Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, lipi.go.id/berita/populasi-jenis-kupu-kupu-menurun/813. Accessed 30 Apr. 2021.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk, bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!