
Bukan tanpa alasan LindungiHutan menginisiasi inisiatif mandiri untuk bantu petani terdampak COVID-19. Seperti Sonhaji yang bahkan tidak pernah tersorot media ataupun publikasi lain sebagai salah satu guru honorer dan petani bibit yang terdampak COVID-19. Sonhaji juga menjadi salah satu mitra petani bibit LindungiHutan yang terkena dampak Pandemi COVID-19 serta PSBB di wilayah Jabodetabek. Akibatnya, laki-laki paruh baya yang berprofesi sebagai guru honorer ini harus rela kehilangan pekerjaannya karena sekolah tempatnya mengajar, ditutup dan bahkan dialihkan menjadi daring. Penutupan sekolah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan hidup Sonhaji.
Selanjutnya : Inisiatif Mandiri Bantu Sonhaji Pulih Dari Pandemi
Sonhaji merupakan seorang guru honorer di sebuah Kecamatan di Kabupaten Bekasi, sekaligus menjabat sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDAR) Aliansi Pemuda Bahagia Tangguh (Alipbata), Muara Gembong, Bekasi. Sonhaji beserta beberapa rekannya sesama anggota Kelompok Sadar Wisata Alipbata mengaku, telah menanam 200.000 pohon mangrove secara mandiri di sekitaran Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong.
Seiring berjalannya waktu, sekitar 1,7 hektar lahan pantai di Kampung Beting tergerus abrasi pantai yang kerap terjadi selama tujuh tahun terakhir. Di Desa tersebut, terdapat puluhan rumah yang hancur diterjang rob serta ditinggalkan begitu saja oleh penghuninya. Banyak rumah yang masih utuh, namun lantainya terlihat meninggi satu tiga kali dari ketinggian semula, tak sedikit pula yang hanya menyisakan pondasi di dalamnya.
Parahnya kerusakan lingkungan akibat rob, hanya mampu menimbulkan duka yang cukup dalam. Pasalnya, sekitar 20 tahun lalu Kampung Beting yang terletak di Kecamatan Muara Gembong ini, kerap dijuluki sebagai Kampung Dollar karena penghasilan tambaknya yang mampu mencapai 10 juta dalam satu hari, dan hal tersebut membuat kesejahteraan warganya meningkat.
Muara Gembong yang berada di ujung utara Kabupaten Bekasi merupakan tempat akhir aliran Sungai Citarum berlabuh. Sungai yang memiliki panjang kurang lebih 300 meter ini, tak jarang meluap bahkan membanjiri desa-desa di sekitarnya. Akibat adanya peralihan fungsi lahan, Muara Gembong tak mampu lagi menahan luapan sungainya dan mengakibatkan sejumlah warga termasuk Sonhaji merasakan dampak yang ditimbulkannya.
Sonhaji bersama beberapa rekannya terpaksa harus tinggal di Desa rawan abrasi tersebut akibat dana yang tidak mencukupi untuk pindah ke tempat yang lebih baik.
Penutupan Sekolah dan Kehidupan Guru Honorer yang Tak Menentu
Tanpa pandemi saja, kehidupan kami sudah cukup sulit, ditambah pandemi, belum tentu kami mampu bertahan hingga selesai. Mungkin statement ini yang akan dilontarkan Sonhaji ketika ada individu yang mempertanyakan kehidupannya selama pandemi berlangsung. Guru honorer yang hanya digaji berdasarkan lamanya ia mengajar dalam hitungan jam, tidak lagi mendapatkan penghasilan lantaran adanya himbauan penutupan sekolah dan seluruh akses pendidikan yang dialihkan daring selama pandemi berlangsung. Belum lagi kasus orangtua murid yang enggan membayar biaya sekolah lantaran merasa dirugikan atas fasilitas sekolah yang tidak terpakai dan malah menghabiskan pengeluaran tambahan berupa akses internet yang digunakan untuk menyelesaikan tugas putra putrinya.
Padahal, Sonhaji masih harus membiayai anaknya yang masih bersekolah, sekaligus keluarganya termasuk istrinya.
Usaha pembibitan Sonhaji pun mengalami masalah. Pasalnya, kegiatan warga yang sifatnya bergerombol, tidak lagi mampu dilaksanakan mengingat turunnya himbauan physical distancing yang kerap diperingatkan oleh Pemerintah sebagai salah satu cara mencegah penyebaran COVID-19.
Saat ini, Sonhaji mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai relawan penjaga pos pantau pencegahan COVID-19 yang menghalau pendatang dari luar kota serta melakukan beberapa prosedur kesehatan agar wabah COVID-19 ini tidak terus menyebar.
Inisiatif Mandiri LindungiHutan Bantu Petani Bibit terdampak COVID-19

LindungiHutan ingin turut serta membantu kehidupan Sonhaji selama pandemi COVID-19. Dengan menggalang donasi online untuk Petani yang Terdampak COVID-19, yang salah satunya adalah Sonhaji di Bekasi, diharapkan donasi yang disalurkan dapat membantu kehidupan petani terdampak tersebut. Donasi yang didapat juga akan di bundle dengan pohon yang penanamannya akan dilaksanakan dua bulan setelah penggalangan dana ini berakhir.
Dengan berdonasi bersama LindungiHutan, Sahabat Alam dapat turut membantu meringankan beban Sonhaji di tengah masa pandemi serta mendukung gerakan konservasi lingkungan. Selengkapnya : Mari Tumbuhkan Harapan Sonhaji!
Dikurasi oleh Inggrit Aulia Wati Hasanah
LindungiHutan merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Dalam rangka mendukung kegiatan penghijauan teman-teman di Indonesia, yuk dukung Kampanye Alam daerahmu dengan berkunjung pada situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam.