
Ciri dan Karakteristik Gajah
Gajah merupakan mamalia besar bagi Elephantidae dari ordi Proboscide. Terdapat 2 spesies gajah yang diakui yaitu, gajah Afrika (loxodonta Africana) dan gajah asia (elephas maximus). Gajah afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi 4 m dan massa yang juga mencapai 7000 kg. Ciri khas gajah yaitu memiliki belalai yang dapat digunakan untuk berbagai hal, terutama bernafas, menghisap air, dan mengambil benda. Uniknya, gigi seri gajah tumbuh menjadi taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat pemindahan benda serta mampu untuk menggali. Daun telinga yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka.
Umumnya gajah hidup secara berkelompok dalam jumlah yang cukup banyak yaitu 50-60 ekor dan mengikuti jalur jelajah yang tetap. Areal jelajahnya cukup luas, karena dapat mencapai 20 km/hari. Gajah cenderung hidup di dekat air. Gajah memiliki struktur kelompok fisi-fusi, yaitu kelompok-kelompok keluarga bertemu untuk bersosialisasi.
Kehidupan sosial gajah jantan dan gajah betina sangat berbeda. Gajah betina menghabiskan hidupnya dalam kelompok keluarga yang matrilineal. Beberapa kelompok terdiri dari lebih sepuluh anggota yang dipimpin oleh seekor matriark yang biasanya merupakan betina tertua. Sedangkan gajah jantan meninggalkan kelompok keluarganya ketika telah mencapai masa pubertas dan akan tinggal sendiri bersama jantan lainnya. Sentuhan merupakan alat komunikasi yang penting bagi gajah. Individu menyapa satu sama lainnya dengan mengelus atau melilit belalai. Gajah yang lebih tua akan menampar dengan menggunakan belalai, menendang, dan mendorong untuk mendisiplinkan yang lebih muda. Gajah dapat hidup selama 70 tahun di alam bebas. Hewan-hewan lain cenderung menjaga jarak dari gajah. Serta predator seperti singa, harimau, hyena, dan anjing liar biasanya hanya menyerang gajah muda.
Peran Gajah dalam Ekosistem
Gajah dianggap sebagai spesies kunci karena memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan dan seluruh keseimbangan ekosistem. Gajah mampu makan sampai 300-an kg/hari. Hal tersebut adalah sebuah anugerah untuk gajah. Karena, bagi satwa herbivor, gajah membantu penyebaran biji-biji yang akan tumbuh menjadi pohon-pohon baru melalui kotoran dan sisa makanannya. Biji biasanya disebarkan dalam jumlah besar di jarak yang jauh. Riset menunjukkan, bahwa biji-bijian yang dimakan gajah terbuang lewat kotoran dan tertanam dalam tanah. Maka biji itu dapat tumbuh lebih cepat. Dari fakta yang ada, bahwa gajah membuang kotoran hingga 18 kali/hari. Gadingnya mampu menggali tanah untuk mencari air pada saat musim kemarau sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bagi seluruh makhluk hidup di sekitarnya. Dan dapat memperbesar sumber air ketika sedang mandi. Tubuhnya yang besar juga dapat membantu membuka jalan untuk satwa lain ketika mereka berjalan. Perilaku gajah sering menumbangkan pohon dan semak dapat mengubah sabana menjadi padang rumput.
Kondisi Kelestarian Gajah
Walaupun telah ditetapkan sebagai spesies payung di Taman Nasional Gunung Leuser, namun hingga saat ini gajah belum terlindungi dengan baik. Gajah sangat perlu dipertahankan keberlangsungan hidupnya. Berdasarkan WWF, populasi gajah Asia telah menyusut sebanyak 50 persen sejak 1900-an. Saat ini, 50.000 ekor gajah Asia tersebar di tiga belas negara dan 2.400 ekor diantaranya berada di Pulau Sumatera. Walaupun gajah sudah berstatus Appendic I berdasarkan CITIES (perjanjian internasional yang mengatur perdagangan spesies) yang artinya spesies ini tidak untuk diperjualbelikan, namun perburuan dan perdagangan gadingnya menjadi salah satu ancaman serius bagi populasi gajah.
Menurut data dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN), 69 persen habitat gajah di Pulau Sumatera telah hilang akibat deforestasi dalam 25 tahun terakhir. Ancaman utama bagi gajah Sumatera adalah hilangnya habitat mereka akibat aktivitas penebangan hutan yang tidak berlekanjutan perburuan dan perdagangan liar juga konversi hutan alam untuk perkebunan dalam skala besar. Hal ini mendorong terjadinya konflik manusia-satwa yang kian memuncaknya sehingga menyebabkan pembunuhan dengan meracuni dan menangkapnya. Dengan penurunan gajah yang terus meningkat, penyelamatan habitat gajah harus menjadi prioritas utama.
Deforestasi adalah sumber masalah utama yang harus ditangani secara menyeluruh untuk mengatasi perambahan gajah ke pemukiman manusia. Akibat perubahan fungsi kawasan konservasi ke kawasan pemukiman, agrikultur, atau pembangunan infrastruktur, sekarang 85 persen habitat gajah Sumatera berada diluar kawasan konservasi. Oleh karena itu pemerintah dapat melakukan pemberlakuan moratorium perizinan konsesi di kawasan dengan nilai konservasi tinggi. Kawasan HCV mencakup kawasan konservasi, kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, dan memiliki sumber air penting serta habitat satwa yang terancam punah dan dilindungi. Kemudian pemerintah juga dapat melakukan pengayaan hutan dengan menanam pakan alami satwa agar satwa herbivor seperti gajah tidak pelu mencari makan di luar hutan. Serta membentuk tim patrol yang efektif. Pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat harus berkolaborasi untuk mencegah hilangnya hutan yang merupakan habitat dan sumber pangan bagi fauna di dalamnya.
Penulis: Assyaroh Meidini Putriana
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah
https://wri-indonesia.org/id/blog/konflik-manusia-dan-gajah-dampak-hilangnya-hutan-yang-tak-terlihat
https://www.wwf.id/spesies/gajah
https://nationalgeographic.grid.id/read/13306272/peran-penting-tubuh-gajah-yang-besar-bagi-alam
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!