Gambar 1 Poksai Mantel (Garrulax Palliatus)
Poksai mantel adalah salah satu spesies burung lokal dengan nama ilmiah Garrulax palliatus dan merupakan salah satu satwa yang masuk ke dalam famili Leiothrichidae. Satwa ini biasa ditemukan di berbagai hutan di wilayah Brunei, Indonesia, dan Malaysia.
Hewan yang juga memiliki nama Sunda laughingthrush ini memiliki habitat alami berupa hutan dataran rendah dan pegunungan lembab di wilayah subtropis maupun kawasan tropis.
Klasifikasi Poksai Mantel
Poksai mantel memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom | : Animalia |
Filum | : Chordata |
Kelas | : Aves |
Ordo | : Passeriformes |
Famili | : Leiothrichidae |
Genus | : Garrulax |
Spesies | : Garrulax palliatus |
Tabel 1. Klasifikasi spesia Poksai Mantel (Garrulax palliatus).
Ciri-ciri Poksai Mantel (Garullax palliatus)
Sementara itu, poksai mantel memiliki ciri warna tubuh coklat muda hingga kehitaman. Salah satu ciri khas yang membedakan spesies ini dengan berbagai jenis burung lainnya adalah garis putih melingkar yang menghiasi matanya yang menyerupai kacamata.
Tubuhnya termasuk kategori yang berukuran medium dengan panjang sekitar 24 hingga 25 cm. Memiliki paruh yang didesain khusus untuk memakan berbagai serangga seperti kumbang dan ngengat. Selain itu, satwa ini juga mengonsumsi ulat dan biji-bijian sebagai makanan sehari-hari.
Habitat dan Persebaran
Satwa yang dikenal memiliki suara yang merdu serta seringkali dimanfaatkan sebagai burung peliharaan ini memiliki habitat di hutan dataran rendah atau bukit dengan ketinggian 1.000-1.500 mdpl.
Di Indonesia, ia biasa ditemukan di hutan hujan Sumatera dan Kalimantan.
Namun, kini keberadaannya terusik dan wilayah penyebarannya ikut terhimpit akibat maraknya pembalakan liar, penambangan, serta pertanian yang mengharuskan penebangan hutan secara berkelanjutan di beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Yaki, Si Monyet Hitam Sulawesi
Status Kepunahan
Saat ini, populasinya terancam akibat berbagai aktivitas manusia seperti pemburuan, penebangangan hutan, serta penangkapan ilegal.
Bahkan, IUCN, International Union for Conservation of Nature (IUCN) sempat memasukkan poksai mantel ke dalam daftar hewan yang terancam punah (Near Endangered/EN) hingga akhirnya kembali masuk ke dalam daftar ‘aman’ atau Least Concern (LC).
Kenapa Poksai Mantel Terancam Punah?
Selama tiga dekade terakhir, populasi sunda laughingthrush memang terus menurun dan semakin terancam.
Para peneliti beranggapan bahwa salah satu faktor yang memicu terjadinya hal tersebut adalah maraknya penjualan tak terkontrol serta penebangan hutan khususnya yang menjadi habitat asli satwa endemik bagian barat Indonesia ini.
Dalam publikasi jurnal European Journal of Wildlife Research, para peneliti menyurvei berbagai perdagangan burung di 39 kota di seluruh Indonesia sejak 1991 hingga 2020. Hasilnya, kota Medan, Jakarta, Cirebon, serta Denpasar menjadi kota-kota tertinggi dalam penjualan burung poksai.
Jumlah burung yang dapat digunakan sebagai sampel survei juga kian menurun tiap tahunnya, menandakan semakin langkanya satwa ini serta semakin menurunnya populasi p0ksai secara umum. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa telah ada banyak spesies burung kicau yang sudah punah di alam liar serta lenyap di pasaran.
Burung poksai yang beredar di pasar juga diduga tidak berasal dari penangkaran komersil khusus spesies ini, melainkan dari alam liar yang ditangkap secara ilegal. Dugaan ini berdasar dari tidak ditemukannya catatan penangkaran khusus spesies ini yang diketahui.
Meskipun kuota perdagangan p0ksai mantel dikontrol oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, satwa ini tidak masuk ke dalam daftar spesies yang dilindungi pemerintah Indonesia. Padahal, jumlah populasi burung kicau ini semakin berkurang.
Jika perburuan liar terhadap poksai mantel terus dilakukan, maka keseimbangan rantai makanan di hutan dapat terganggu. Hal ini diakibatkan posisi satwa ini sebagai predator serangga di alam liar.
Apabila jumlahnya semakin berkurang, maka yang terjadi adalah bertambahnya populasi serangga melebihi jumlah normal sehingga berdampak buruk bagi perkebunan dan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Penulis: Nur Annisa Kusumawardani
FAQ
Dari mana asal poksai mantel?
Poksai mantel merupakan hewan asli dari Indonesia bagian barat, tepatnya Sumatera. Selain Indonesia, wilayah persebaran alaminya meliputi Malaysia, Brunei, dan Thailand.
Apa makanan poksai mantel?
Poksai bisa memakan berbagai jenis serangga seperti ngengat dan kumbang, atau ulat dan biji-bijian.
Di mana poksai mantel hidup?
Poksai mantel bisa hidup di hutan dataran rendah atau bukit dengan ketinggian 1.000-1.500 mdpl.
Referensi Literatur:
Mukhaer, Afkar Aristoteles. “Eksploitasi Perdagangan Satwa Sebabkan Populasi Poksai Mantel Langka.” National Geographic, 6 Jan. 2021, nationalgeographic.grid.id/read/132487460/eksploitasi-perdagangan-satwa-sebabkan-populasi-poksai-mantel-langka.
“Sunda Laughingthrush- Garrulax palliatus.” Avibase – Database Burung Dunia, avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?lang=ID&avibaseid=0C83FC887909DFA4&sec=summary. Accessed 17 Apr. 2021.
Wikipedia contributors. “Sunda Laughingthrush.” Wikipedia, 14 Apr. 2021, en.wikipedia.org/wiki/Sunda_laughingthrush.
Referensi Gambar:
Referensi gambar 1-4 yang digunakan diambi dari https://ebird.org/species/sunlau1
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!