MENGENAL RAIN GARDEN
Maraknya pembangunan dan pembebasan lahan mengakibatkan lahan ditutupi oleh beton-beton membuat air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mengalir langsung masuk ke saluran drainase kemudian ke drainase perkotaan atau jalan dan akan langsung menuju anak sungai atau sungai. Dengan demikian maka laju aliran menjadi jauh lebih cepat. Selain itu mengakibatkan perubahan kualitas aliran permukaan dan penurunan kualitas air tanah akibat berkurangnya daerah resapan. Dalam menanggapi hal tersebut, munculah sebuah konsep ramah lingkungan yaitu Rain Garden.

Taman hujan (Rain garden) berfungsi sebagai penyerap air sekaligus dapat memperbaiki kualitas air tanah sehingga akan memperbaiki kesuburan tanah. Taman hujan adalah sebuah hamparan alami seperti sebuah taman, yang terdiri dari kombinasi tanah, serasah daun, dan tanaman. Konsep ini juga disebut sebagai daerah bioretensi, dimana didesain untuk menampung sementara air hujan, melakukan penyaringan, dan membantu proses infiltrasi dan evaporasi. Taman Hujan dapat memperindah suatu daerah sekaligus mempunyai manfaat yang besar bagi lingkungan. Beberapa hasil studi melaporkan bahwa penggunaan konsep ini untuk menangani pencemaran bahan organik dan logam berat.

MANFAAT DAN FUNGSI RAIN GARDEN
Rain garden memiliki banyak manfaat bagi lingkungan dan dalam mengatasi permasalahan lingkungan terutama yang diakibatkan oleh limpasan air hujan. Konsep tersebut dapat berfungsi sebagai drainase namun, dapat juga menjadi penyaring air dari polutan logam berat, seperti tembaga, kadmium, krom, timah, dan zinc yang terlarut dalam air hujan. Kualitas air dalam tanah akan meningkat sehingga memperbaiki kesuburan tanah daerah tersebut. Konsep ini dapat menekan pencemaran di sungai hingga 30 % sehingga dapat menjadi solusi dalam mengurangi dampak yang merugikan dari limpasan air hujan.
Rain garden dapat mengundang satwa liar, seperti kupu-kupu, burung, dan lebah. Dikarenakan desain dari konsep tersebut memiliki nilai visual yang dapat menarik datangnya satwa liar tersebut. Namun, kita tidak perlu khawatir tentang keberadaan nyamuk karena desain konstruksi dari konsep ini dirancang untuk dapat menyerap air maksimal selama 3 hari, sedangkan nyamuk memerlukan waktu 5 hari untuk menjadi dewasa di dalam air. Selain itu, tanaman yang berbagai bentuk, tekstur dan warna memberikan latar belakang menarik bagi orang lain untuk berfoto atau sekedar melihatnya saja.
Desain rain garden dapat membantu mencegah banjir dan dapat menghemat sumber daya air kota dengan mengurangi kebutuhan irigasi serta mengatasi erosi. Penambahan tanaman dan fitur alam lain dapat meningkatkan kualitas udara, dikarenakan tanaman-tanaman tersebut menyerap polutan yang ada di udara. Setelah mengetahui mengenai manfaatnya, berikut adalah fungsi dari konsep tersebut:
- Mengurangi limpasan air hujan
- Menyaring dan menyerap polutan dalam air
- Menyimpan air hujan
- Menghemat dan mendaur ulang air
- Pengisian kembali air tanah
- Menyerap gas rumah kaca
- Menambah keindahan
- Menyediakan tempat rekreasi
- Mengurangi erosi tanah
- Menjaga keragaman habitat
TANAMAN RAIN GARDEN
Tanaman untuk rain garden adalah tanaman yang bisa bertahan hidup pada kondisi basah dan kering. Tanaman asli daerah direkomendasikan untuk konsep tersebut karena pada umumnya tidak memerlukan pupuk dan lebih toleran terhadap iklim setempat, tanah, dan kondisi air. Ada sekitar 46 jenis tanaman yang dapat dipakai dalam sistem konsep ini. Jenis tanaman tersebut sangat bervariasi, mulai dari tanaman air dan bukan tanaman air serta yang tergolong dalam rerumputan.
-
Tanaman yang menghasilkan perubahan warna pada setiap musimnya
Tanaman pada rain garden perlu dipadukan antara warna bunga, daun, buah dan latar dari konsep tersebut. Pemilihan berdasarkan perpaduan warna yang kontras sehingga menimbulkan efek visual yang indah. Berikut beberapa tanaman yang indah berdasarkan perubahan warna pada setiap musimnya :
- Strawberry Tree
- Himalayan Birch
- Orange New Zealand Sedge
- Cornelian Cherry
- Red-Twig Dogwood
- Blue Oat Grass
- Oregon Grape
- Pacific Ninebark
- Western Sword Fern
- Snowberry
- Evergreen Huckleberry
-
Tanaman yang mengundang satwa liar
Berikut beberapa jenis tanaman yang dapat mengundang burung kecil, kupu-kupu, lebah, serangga dan jenis burung lainnya:
- Western Serviceberry
- Red-Twig Dogwood
- Purple Coneflower
- Lavender
- Oregon Grape
- Mock Orange
- Pacific Ninebark
- Cascara
- Red-Flowering Currant
- Salmonberry
- Black-Eyed Susan
- Snowberry
-
Pepohonan penahan limpasan air hujan
Berikut beberapa pepohonan yang dapat menahan limpasan air hujan :
- Akasia
- Alstonia
- Belimbing wuluh
- Cemara udang
- Jambu air
- Beringin
- Gamal
- Pacar kuku
- Mangga
- Sawo
- Tanjung
- Kersen
- Rambutan
- Kayu kuku
- Pinus
- Asem belanda
- Jambu biji
- Angsana
- Kedondong
- Mahoni berdaun lebar
- Mahoni berdaun kecil
- Salam
- Ketapang
Dari jenis pepohonan yang telah disebutkan, ada beberapa jenis pepohonan yang paling baik dalam menahan laju limpasan air hujan yaitu, beringin, angsana, alstonia, akasia dan ketapang.
CARA PEMILIHAN TANAMAN RAIN GARDEN
Pemilihan tanaman taman hujan (rain garden) yang tepat diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dari konsep tersebut. Pemilihan tanaman untuk konsep ini mempertimbangkan dan memperhatikan beberapa hal agar efisiensi dari konsep ini dapat berfungsi dengan baik. Hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Tanaman taman hujan perpaduan antara jenis rumput, semak, perdu, dan pohon.
- Tanaman taman hujan dipilih berdasarkan fungsinya sebagai tanaman penutup yang mampu mengikat tanah dengan baik dan mencegah terjadinya erosi.
- Mempertimbangkan akar tanaman agar tidak menghancurkan instalasi rumah ataupun sistem perpipaan, instalasi telepon dan listrik. Tanaman haruslah memiliki akar yang dalam dan dapat bertahan pada tekanan hujan deras, polutan, dan kelebihan gizi.
- Mengetahui waktu pergantian daun tanaman setiap musim atau tetap hijau sepanjang tahun. Hal ini untuk meningkatkan efisiensi dari taman hujan (rain garden) yang akan di desain.
- Memperhatikan ukuran tanaman ketika dewasa. Tanaman dengan ukuran yang besar, memerlukan perawatan atau pemeliharaan intensif, seperti pemangkasan batang ataupun cabangnya.
- Memperhatikan lokasi penempatan konsep ini. Apabila akan ditempatkan di dekat dengan jalan raya, persimpangan, ataupun jalan lurus, maka ukuran tanaman jangan sampai mengganggu pandangan dari pengguna jalan. Apabila tanaman berupa pohon, perlu diperhatikan agar tidak mengganggu instalasi listrik dan telepon.
- Menentukan perpaduan tanah yang dipakai sebagai media pertumbuhan, sehingga tanaman bisa berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat.
- Pencahayaan dari matahari bagi tanaman. Ada jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan pencahayaan matahari penuh, sebagian ataupun hanya bisa ditempat teduh saja.
- Menggunakan tanaman asli dari daerah tersebut, maka diperlukannya informasi mengenai vegetasi lokal dari lokasi yang akan di desain taman hujan (rain garden). Namun, bila tidak mau menggunakan tanaman asli daerah, menggunakan tanaman luar daerah yang sesuai dengan kondisi tanah dan musim juga dapat dijadikan pertimbangan.
- Tanaman harus toleran terhadap kekeringan dan tahan genangan air sementara.

SISTEM KERJA RAIN GARDEN

Desain Rain garden dirancang untuk mengalirkan limpasan cepat dengan melakukan infiltrasi yang dipercepat. Konsep tersebut mengumpulkan limpasan air hujan dari atap rumah dan gedung-gedung kemudian meresap secara alami ke dalam tanah. Dikarenakan berfungsi sebagai pengumpul limpasan air hujan, maka bentuk taman hujan ini adalah cekungan yang pada umumnya dangkal. Desainnya memungkinkan limpasan air hujan untuk masuk, meresap, menggenang sementara, dan mengalir keluar jika volume limpasan lebih besar dari kemampuan menampungnya.
Tiap cekungan ditanami berbagai spesies tanaman, berfungsi untuk mempercepat penyerapan air hujan ke dalam tanah dan menyerap nutrisi yang terkandung dalam air hujan. Limpasan air akan menyusup ke dalam tanah dengan waktu 4 jam dan di desain harus kering dalam waktu 2 jam. Hal ini menciptakan keuntungan bahwa rain garden tidak memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak. Nutrisi makro yang ditargetkan untuk diserap akar tanaman taman hujan adalah N (nitrogen) dan P (fosfor). Kedua unsur tersebut adalah hara penting untuk pertumbuhan tanaman namun, di lain pihak mereka merupakan polutan merugikan yang jika mengalir masuk ke sungai atau danau dalam jangka panjang dapat menyebabkan berkembang-pesatnya vegetasi air dan alga yang merampas oksigen dalam air sehingga menekan kehidupan satwa air disebut eutrofikasi.
Selain unsur N, P, dan unsur kimia lain, polutan air hujan lainnya seperti minyak, oli, logam berat, dan padatan tersuspensi yang tercuci dari permukaan keras (jalan, atap bangunan, paving) di area tangkapan air hujan dapat disaring. Limpasan air hujan yang secara alami tersaring oleh akar tanaman dan tanah kemudian masuk ke dalam sistem air tanah dalam kondisi bersih. Dengan sendirinya, penyerapan sejumlah limpasan air hujan tersebut juga mengurangi resiko banjir dan menaikkan permukaan air tanah.
Penulis : Roshelly
Referensi Literatur :
Annisa, Nova. 2017. Seleksi Pohon Teduhan untuk Rain Garden. Jurnal Teknik Lingkungan, (Vol.3 No.1), hal.30-38.
Annisa, Nova; Hafiizh Prasetia. 2017. Manajemen Limpasan Air Hujan di Daerah Perkotaan dengan Rain Garden dan Menjaganya dari Keberadaan Nyamuk. Jurnal Teknik Lingkungan, (Vol.3 No.2), hal.47-54.
Annisa, Nova; Rony Riduan; Hafiizh Prasetia. 2016. Aplikasi Rain Garden untuk Memperindah dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota. Jurnal Teknik Lingkungan, (Vol.2 No.2), hal.22-37.
Annisa, Nova; Rony Riduan; Hafiizh Prasetia. 2016. Model Rain Garden untuk Penanggulangan Limpasan Air Hujan di Wilayah Perkotaan. Jurnal Teknik Lingkungan, (Vol.2 No.1), hal.78-92.
Erawan, Anto. 2014. Rain Garden : Taman Cantik Penyerap Air Hujan,
https://www.rumah.com/berita-properti/2014/11/74428/rain-garden-taman-cantik-penyerap-air-hujan
Fitriana, Nona Madjowa. 2017. Fungsi Ekologi sebagai Penyerap Limpasan Air Hujan pada Taman Kota. Jurnal Fraktal, (Vol.2 No.2), hal.41-50.
Halief, Kartini; Ratih Dwi Prasetya Ningsih; Nuryanto. 2011. Pengembangan Teknik Bioretention dalam Mengatasi Limpasan Air Hujan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma, (Vol.4), hal.51-56.
Hanggara, Rendra. 2012. Rain Garden Solusi Hadapi Musim Hujan, https://economy.okezone.com/read/2012/11/16/479/719007/rain-garden-solusi-hadapi-musim-hujan (diakses pada 21 Desember 2020).
Jufianto, Irfan; Jazaul Ikhsan; Burhan Barid. 2013. Analisis Pengaruh Metode Taman Hujan dalam Menurunkan Debit dan Kekeruhan Air Limpasan Permukaan. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, (Vol.16 No.2), hal.131-138.
Radbogmin. 2017. Cegah Banjir dengan Metode Rain Garden, https://www.radarbogor.id/2017/12/02/cegah-banjir-dengan-metode-rain-garden/
Sukmana, Syafni. 2020. Rain Garden Taman AGS, FT UGM, https://ft.ugm.ac.id/rain-garden-taman-ags-ft-ugm/
Referensi Gambar :
https://ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/1-679×510.jpg
https://sustainability.ncsu.edu/blog/changeyourstate/how-to-build-a-rain-garden/
https://www.swnewsmedia.com/prior_lake_american/news/for-waterlogged-yards-rain-gardens-are-a-worthwhile-addition/article_f780758a-1440-513e-a557-ff8d8877e4cc.html
https://www.warrenswcd.com/rain-gardens.html
LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfounding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!