
Sahabat alam pasti kenal dengan tanaman satu ini dari nama produk hasil tanaman ini. Biar lebih gampang dikasih clue dulu, deh. Clue yang pertama adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari tanaman ini merupakan makanan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia Timur. Clue yang kedua yaitu selain sebagai makanan pokok alternatif masyarakat Indonesia Timur, produk hasil tanaman ini juga sering dinikmati dengan cara dimasak pakai gula merah dan santan dan sering dijual saat bulan Ramadhan. Hayooo, kira-kira apa ya tanaman yang dimaksud?. Yak, yang dimaksud adalah Tanaman Sagu atau Rumbia (Metroxylon sagu). Rumbia ini belum jelas asalnya dari mana, namun penyebarannya di Indonesia sudah ada dari lama. Di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama, seperti Kirai (Jawa Barat), Bulung atau Kresula (Jawa Tengah), Napia (Ambon), Tumba (Gorontalo), Pogalu (Toraja) dan Rambiam atau Rabi (Kepulauan Aru). Setiap bagian dari tanaman ini memiliki manfaatnya masing-masing. Kalau gitu, langsung saja yuk kita belajar mengenal Rumbia.
Taksonomi Rumbia
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sagu
Ciri-Ciri Morfologi
Rumbia merupakan tumbuhan Monokotil yang termasuk ke dalam keluarga Palmae. Tanaman ini hanya memiliki satu titik tumbuh yang berarti batangnya tidak memiliki cabang. Rumbia dapat tumbuh hingga setinggi 16-20 meter dengan diameter batang bawah yang mencapai 80-90 cm.
Tanaman sagu memiliki akar serabut yang awalnya tumbuh akar primer dan kemudian akan berkembang akar-akar sekunder. Batangnya berbentuk silinder dan terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar yang keras setebal 3-5 cm dan lapisan dalam berupa empulur yang mengandung pati. Daun Rumbia berbentuk mirip daun kelapa dan pelepahnya mirip pelepah pinang. Sistem daunnya adalah majemuk menyirip yang tumbuh dari tangkai daun. Pelepah tersusun berlapis saat daun muda dan akan terpisah pada masing-masing ruas batang saat sudah dewasa. Pada setiap tajuk terdapat 6-15 rangkaian daun yang terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan sekitar 20 pasang helai daun yang panjangnya mencapai 60-80 cm. Daun berwarna hijau muda saat muda dan akan berubah menjadi hijau tua dan berangsur menjadi coklat kemerahan saat matang. Ketika tanaman sudah tua, tangkai daun akan terlepas dengan sendirinya dan meninggalkan bekas pada batang.
Tanaman sagu merupakan tanaman monocarpic atau tanaman yang berbunga hanya sekali kemudian langsung mati. Bunga Rumbia tumbuh saat pohon berumur 10-15 tahun dan ketika tumbuh memiliki aroma yang kurang sedap. Bunganya merupakan bunga majemuk yang tumbuh dari pucuk batang yang berukuran kecil dan tersusun rapat. Walaupun aromanya kurang sedap, tapi warna bunga cukup indah yaitu merah kecoklatan. Bunga memiliki tiga cabang yakni primer, sekunder dan tersier. Cabang primer memiliki struktur 15-25 cabang utama, sekunder 15-22 cabang utama dan tersier 7-10 cabang. Cabang tersier adalah satu-satunya cabang yang memiliki bunga jantan dan bunga betina sekaligus. Buah akan muncul saat pohon berusia dua tahun dan berbentuk bulat bersisik berwarna kuning kecoklatan serta memiliki biji yang fertil. Setiap pohon bisa menghasilkan 2.174-6.675 buah.

Syarat Tumbuh
- Tanaman sagu optimal tumbuh di daerah tropis basah, spesifiknya daerah yang berlumpur.
- Daerah yang memiliki curah hujan 2.000-4.000 mm/tahun.
- Daerah dengan ketinggian 400-700 mdpl.
- Suhu optimal berkisar 24,5-29 ℃ dengan intensitas sinar matahari minimal 900 J/hari.
- Kelembaban udara optimal 40%-60%.
- Daerah yang memiliki kandungan garam tidak terlalu tinggi.
- pH tanah 5,5-6,5.
- Tanah yang baik untuk Rumbia adalah tanah liat kuning kecoklatan dan hitam yang banyak kandungan organiknya tetapi juga tidak ada masalah untuk tumbuh di tanah vulkanik.
Pembudidayaan Rumbia
1. Persyaratan Benih dan Bibit
- Untuk cara generatif, biji yang digunakan yang sudah tua, besarnya standar dan bertunas serta tidak ada cacat fisik.
- Untuk cara vegetatif, bibit diambil dari tunas tanaman atau anakan yang berumur dibawah satu tahun. Tunas berukuran diameter 10-13 cm dengan berat 2-3 kg, tinggi kisaran satu meter dan memiliki 3-4 lembar daun.
2. Persiapan Benih dan Bibit
- Secara generatif, biji diambil dari buah tua yang jatuh dari pohon yang subur dan memiliki tingkat produksi klon rata-rata yang tinggi.
- Secara vegetatif, bibit dipilih yang berada di permukaan atas. Dengkel dipotong dari kiri ke kanan sedalam 30 cm tanpa membuang akarnya.
- Dengkel dibersihkan dari daun dan diletakkan di tempat yang mendapat cahaya matahari langsung dengan bagian hasil potongan menghadap sinar matahari selama kurang lebih satu jam.
- Setelah itu rendam dalam air aerobic selama 3-4 minggu.
- Persiapan ini sebaiknya dilakukan pada sore hari dan pindahkan ke lahan pada malam hari.
3. Penyemaian Benih
- Untuk perkecambahan tak langsung, wadah dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 1,5 meter, tinggi 2 meter. Benih disusun dengan jarak 10×10, 10×15, 15×15 cm. Kelembaban media dijaga 80-90% dan setelah berumur 1-2 bulan atau setelah tumbuh 2-3 lembar daun, bibit dapat dipindahkan ke bedeng.
- Untuk Pembibitan, tanah digemburkan sedalam 45-60 cm dan buat bedengan dengan ukuran panjang 8-10 cm, lebar 1,25 meter, tinggi 30 cm. Pada awalnya bibit ditanam dengan jarak minimal 12,5×12,5 cm dan maksimal 20×20 cm. Setelah satu bulan jarak ditambah menjadi minimal 25×25 cm dan maksimal 40×40 cm.
4. Penanaman Rumbia
Jarak tanam pada sistem blok yang ideal adalah 8-10 meter sehingga dalam lahan satu hektar hanya dapat menampung 150 tanaman. Lubang tanam harus dibuat minimal satu minggu sebelum jadwal penanaman dengan ukuran lubang 30x30x30 cm. Hasil galian tanah lapisan atas dipisah dari lapisan bawah dan didiamkan beberapa hari. Letakkan pancang bambu masing-masing dua pancang pada setiap lubang.
Masukkan dengkel ke dalam lubang tanam. Tutup pangkal dengkel dengan tanah yang sudah dicampur gambut. Jangan tekan tanah tapi pastikan dangkel tidak bisa bergerak. Masukkan tanah lapisan atas hingga setengah lubang dan lebih baik lagi jika dicampur puing-puing.
5. Pemeliharaan
- Penyiangan gulma dilakukan saat usia tanaman 3-4 tahun. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan tangan, parang, cangkul, sabit, dsb. Gulma hasil penyiangan dikomposkan dan bila gulma membawa penyakit, maka akan dibakar kemudian dijadikan pupuk.
- Pengendalian hama dan penyakit sebagian besar dilakukan dengan menggunakan musuh alami atau secara mekanik.
- Pupuk yang digunakan untuk Rumbia adalah Urea, TSP, Phosphat Alam, KCL dan Kieserite. Pemupukan saat tanaman masih muda dilakukan 1-2 kali setahun saat awal dan akhir musim hujan. Caranya adalah dengan menebar pupuk di sekeliling rumpun dengan jarak pertengahan antara ujung tajuk dengan rumpun.
6. Panen
Panen dapat dilakukan saat umur tanaman telah mencapai 6-7 tahun. Pertanda pohon siap dipanen dapat dilihat dari daun, duri, pucuk dan batang. Cara memanen adalah dengan membersihkan dahulu jalan masuk ke rumpun dan membersihkan batang pohon yang akan ditebang. Pemotongan batang menggunakan gergaji mesin dan dipotong sedekat mungkin dengan akarnya. Gelondong dipotong menjadi bagian dengan ukuran 1-2 meter untuk mempermudah pengangkutan.

Produksi Hasil Rumbia
- Di Papua, Maluku dan Sulawesi menjadikan pati sagu ke dalam bentuk Kapurung atau Papeda.
- Selain itu, pati sagu juga dijadikan sebagai sagu lempeng/dange dan bagea.
- Pati teroksidasi digunakan untuk bahan pelapis pembuatan kertas untuk kualitas kertas yang bermutu seperti kertas kalender. Kegunaan yang lain adalah sebagai bahan sizing tekstil untuk kain halus seperti katun. Selain itu, pati teroksidasi juga digunakan sebagai pengental, emulsifier, pengikat dan pada industri pembuatan permen.
- Pati terfosforilasi digunakan untuk industri adhesive, obat-obatan dan detergen.
- Pati sagu dimanfaatkan sebagai bahan substitusi pembuatan mie, kue, roti, penyedap dan berbagai minuman.
- Pati sagu juga dijadikan sumber bahan baku etanol.
- Daun muda yang dikeringkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan membuat atap.
Penulis : Yuliana
Referensi Literatur
Cybex.pertanian.go.id. 2020. Morfologi Tanaman Sagu. Retrieved February 04, 2021, from http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/93934/MORFOLOGI-TANAMAN-SAGU/.
Disnakbun.banjarkab.go.id. 2019. Teknik Budidaya Tanaman Sagu. Retrieved February 04, 2021, from https://disnakbun.banjarkab.go.id/teknik-budidaya-tanaman-sagu/.
Greeners.co. 2018. Sagu, Tanaman Pangan Lokal Alternatif di Indonesia Timur. Retrieved February 04, 2021, from https://www.greeners.co/flora-fauna/sagu-tanaman-pangan-lokal-alternatif-indonesia-timur/.
Haryanto, B. Dan P. Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.
Hrp, Bakhtiar Ruli et al. 2017. Kajian Budidaya Sagu (Metroxylon spp) Rakyat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti. JOM Faperta 4(1):1-14.
Pranamuda, M., Y. Tokiwa dan H. Tanaja. 1996. Pemanfaatan pati sagu sebagai bahan baku biodegradable plastik. Makalah Simposium Nasional Sagu III. Pekanbaru Riau, 27-28 Februari 1996.
Rahman, Hasan Basri Arif. 2017. Pertumbuhan Bibit Sagu Inkubasi dengan Pemberian Beberapa Taraf Perekat dan Pupuk Daun Majemuk (20-25-25). Skripsi.
Rimbakita.com. (n.d). Pohon Sagu-Taksonomi, Morfologi, Manfaat & Budidaya. Retrieved February 04, 2021, from https://rimbakita.com/pohon-sagu/.
Ruddle, K., D. Johnson, P. K. Townsend and J. D. Rees. (1978). Palm Sago A Tropical Starch from Marginal Lands. An East-West Center Book, Honolulu.
Rumalatu, F. J. 1981. Distribusi dan Potensi Produk Pati Dari Batang Beberapa Jenis Sagu (Metroxylon sp.) Di Daerah Seram Barat. Tesis Fakultas Pertanian/Kehutanan Universitas Pattimura, Afiliasi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Widyaningrum et al. 2005. Kajian terhadap SNI Mutu Pati Sagu. Jurnal Standardisasi 7(3), 91 – 98.
Referensi Gambar
https://www.greeners.co/flora-fauna/sagu-tanaman-pangan-lokal-alternatif-indonesia-timur/.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumbia.
https://www.liputan6.com/regional/read/3676162/mencicip-boh-meuria-buah-unik-aceh-yang-berkhasiat.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!