Coba ingat-ingat apa pengalaman kalian digigit hewan yang paling menyakitkan? Apakah disengat lebah? Atau disosor oleh soang di sawah? Seperti yang kita tahu, atau mungkin alami sendiri, terdapat beberapa hewan yang dikenal memiliki sengatan yang menyakitkan. Misalnya lebah, ubur-ubur, hingga laba-laba. Namun, tahukah kalian kalau salah satu hewan yang memiliki sengatan paling menyakitkan di dunia adalah semut. Bukan sembarang semut ya, tapi lebih tepatnya semut peluru (Bullet Ant). Penasaran kan kenapa sampai dinamakanseperti itu? Memangnya sesakit apa sih gigitannya? Yuk kenalan lebih lanjut lewat artikel di bawah!

Karakteristik Semut Peluru
Semut peluru atau Paraponera clavata termasuk semut hutan yang mencari makan di tanah, semak-semak, dan pepohonan. Semut ini adalah bagian dari genus Paraponera dan masuk dalam keluarga Formicidae seperti semut pada umumnya. Spesies ini juga termasuk dalam subfamili Paraponerinae dan menjadi satu-satunya spesies yang masih hidup dalam subfamili tersebut. Dibandingkan semut lain, semut ini memiliki ukuran tubuh yang panjang, sangat besar, dan lebih berbulu. Semut pekerjanya memiliki ukuran 1,8 hingga 3 cm dan memiliki bentuk tubuh yang menyerupai tawon. Badannya berwarna merah kehitaman, cukup berisi, dan tidak memiliki sayap. Di sisi lain, ratu dari spesies semut ini memiliki ukuran yang lebih besar namun tidak jauh berbeda dengan semut pekerjanya. Semut peluru memiliki habitat di hutan hujan dataran rendah yang lembab atau sekitar 750 m di atas permukaan laut. Semut yang satu ini tersebar di hutan hujan Amerika Selatan dan Amerika tengah, seperti Nicaragua, Honduras, Costa Rica, Paraguay, Venezuela, hingga Brazil.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, semut ini terkenal dengan sengatannya yang sangat menyakitkan. Saking terkenalnya, semut ini memiliki berbagai julukan di habitat yang berbeda. Misalnya, di Venezuela semut ini dijuluki dengan hormiga veinticuatro yang berarti semut dua puluh empat jam. Julukan semut 24 jam ini diberikan karena sakit dari gigitannya yang bisa bertahan hingga satu hari. Selain itu, penduduk asli Amerika juga menjuluki semut ini tocandera atau tocanquibira yang memiliki arti “yang sangat melukai”. Bahkan nama semut peluru sendiri diberikan karena sakitnya sengatan semut ini dianggap setara dengan sakit yang dirasakan ketika tertembak peluru. Wah, seram juga ya!

Perilaku Semut Peluru
Walaupun memiliki gigitan yang mematikan, semut ini sebenarnya bukan satwa yang agresif. Mereka baru menyerang ketika merasa terancam dan harus mempertahankan sarangnya. Di situasi tersebut, semut ini tidak hanya menyengat namun juga dapat mengeluarkan suara yang melengking. Seperti semut pada umumnya, semut peluru juga hidup secara berkoloni dengan jumlah ratusan ekor dalam satu kelompoknya. Namun, ketika mencari makan mereka cenderung melakukannya sendiri-sendiri di pepohonan. Bullet ant membangun sarangnya di dasar pohon atau semak belukar, terutama yang memiliki akar besar dan nektar yang melimpah. Pintu dari sarang tersebut kemudian dilindungi oleh pekerja dari serangga dan semut lainnya.
Semut peluru biasa membangun sarangnya di bawah pohon tertentu, seperti Faramea occidentalis atau Trichilia tuberculata. Selain itu, mereka lebih banyak mencari makan di kanopi pohon dibanding tanah hutan karena makanannya diperoleh dari nektar, serangga, atau getah dari tumbuhan yang berada di kanopi pohon. Semut ini juga memiliki lawan tersendiri, yaitu kupu-kupu Greta oto dan lalat Apochepalus paraponerae. Kedua spesies ini menyerang semut peluru dengan cara yang berbeda. Pada kupu-kupu Greta oto, mereka cenderung larva semut peluru yang ada di pepohonan. Sedangkan Apochepalus paraponerae akan menyerang semut yang sudah dewasa, misalnya semut pekerja yang terluka.

Sengatan Semut Peluru
Semut peluru terkenal dengan gelarnya sebagai serangga yang sengatannya paling kuat. Saat menghadapi musuh, awalnya semut ini akan menggigit dan menjepit target dengan rahangnya. Selanjutnya ia akan membalikkan perutnya dan menembakkan racun yang mengandung zat poneratoxin yang kemudian menyebabkan rasa sakit luar biasa. Berdasarkan Schmidt’s sting pain index, skala yang mengukur sakitnya sengatan dari serangga, gigitan semut peluru menduduki peringkat satu dengan nilai lebih dari 4! Beberapa saksi yang pernah merasakan sengatannya, mendeskripsikan sakit pasca gigitannya seperti dibakar dan berdenyut selama 24 jam. Gigitan dari semut ini juga dapat menyebabkan bagian tubuh yang disengat lumpuh sementara dan seluruh badan bergetar selama berhari-hari. Bahkan, sengatannya mampu menimbulkan gejala seperti pembengkakan, mual, muntah, keringat dingin, peningkatan denyut jantung, pembengkakan getah bening, hingga keluarnya darah segar pada tinja. Waduh, tidak main-main ya efek dari sengatan semut peluru!
Walaupun memiliki sengatan yang tajam, racun dari semut ini tidak mematikan. Uniknya, terdapat upacara tertentu yang menggunakan sengatan semut ini sebagai ritualnya. Misalnya kelompok asli Brazil, Sateré-Mawé, yang rela disengat oleh semut ini sebagai tanda kedewasaan pada anak laki-laki. Pada upacara ini, sang anak akan memasukkan tangannya ke keranjang berisi daun yang dihuni ratusan semut peluru. Kemudian dia harus menahan tangannya di dalam keranjang tersebut selama beberapa saat setelah disengat oleh ratusan semut peluru. Sengatan dari semut tersebut kemudian menandakan bahwa ia telah menjadi pria dan status sosialnya meningkat.
Wah, ternyata sesakit itu ya gigitan dari semut peluru! Namun, kita tak perlu khawatir karena semut ini bukan hewan yang agresif dan menggigit target sembarangan. Selama kita berhati-hati dan tidak mengganggu sarang dari kawanan semut tersebut, pasti aman kok! Mengingat semut peluru adalah salah satu jenis dari semut hutan dan satu-satunya spesies yang masih hidup dari subfamili Paraponerinae, mereka sangat menggantungkan hutan untuk bertahan hidup. Yuk, kita jaga spesies langka dan unik ini dari kepunahan dengan turut melindungi hutan!
Penulis: Novia N Sabrina
Referensi literatur:
Breed, M. D. (2020). Bullet ant (Paraponera clavata). Encyclopedia of Social Insects, 1-3. https://doi.org/10.1007/978-3-319-90306-4_67-1
Davis, N. (2015, August 17). What it’s like to get stung by the world’s most painful insect. Esquire. https://www.esquire.com/lifestyle/health/a37149/what-feels-like-stung-by-most-painful-insect/
Gough, Z. (2015, March 13). The world’s most painful insect sting. BBC. https://www.bbc.com/earth/story/20150312-the-worlds-most-painful-insect-sting
Strieter, A. (2019, February 8). Bullet ant. Anywhere. https://www.anywhere.com/flora-fauna/invertebrates/bullet-ant
Wild, A. (2014, August 7). The worst pain known to man… It’s a stinger. From The Lab Bench. https://www.fromthelabbench.com/from-the-lab-bench-science-blog/the-worst-pain-known-to-man-its-a-stinger
Referensi gambar:
Gambar 3: https://sites.psu.edu/mgeitnerrcl/2013/11/16/satere-mawe-initiation/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!