
Sahabat alam pasti banyak yang kenal hewan satu ini, apalagi kalau kamu potterhead. Hewan yang senangnya aktif di kala kebanyakan makhluk hidup yang lain beristirahat, yang bersuara di sunyi malam, berteman akrab sama rembulan, dan paling sering dikaitkan dengan dunia sihir beserta segala makhluk di dalamnya. Yap, benar sekali! Hewan yang dimaksud adalah Burung Hantu. Kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu jenis burung hantu yang sering ditemukan di Indonesia, yakni Serak Jawa (Tyto alba). Hewan yang memiliki nama lain, yakni Barn Owl dan baru mendapatkan nama latinnya pada tahun 1769 oleh seorang naturalis asal Italia bernama Giovanni A. Scopoli. Hewan ini memiliki suara nyaring dan parau seperti teriakan yang berbunyi “srraaak”. Di Indonesia, burung ini merupakan teman petani karena banyak membantu dalam membasmi hama tanaman. Serak Jawa adalah hewan yang senang menetap di satu tempat dan tidak akan berpindah selama tempat itu masih dirasa aman dan mangsa masih cukup tersedia. Yuk, kenalan lebih jauh lagi sama hewan keren nan misterius ini.
Karakteristik Serak Jawa
Selain ciri fisik yang biasa kita jumpai pada kebanyakan burung hantu, seperti kepala yang dapat berputar hingga 270 derajat dan penglihatan yang tajam, burung hantu ini memiliki ciri khas nya sendiri. Salah satu ciri fisik yang khas adalah bentuk wajahnya yang seperti jantung atau hati. Warna bulu burung didominasi dengan warna putih berbintik hitam dengan bulu-bulu di tepi wajah berwarna coklat. Bagian punggung dan sayap berwarna sawo matang, putihan dan kelabu dengan disertai bintik-bintik pucat dan tanda mengkilap. Matanya berwarna hitam pekat menghadap ke depan dan paruhnya tajam ke bawah berwarna putih. Bulu di kaki tersusun jarang, bentuk kaki panjang dan kokoh mencengkram berwarna putih kekuningan hingga cokelat. Terdapat semacam lapisan beludru pada sayap dan rumbai bergerigi pada pinggiran sayap burung. Karakteristik khas lainnya adalah susunan lubang telinga yang tidak sama antara kiri dan kanan karena berbeda tinggi dan sudut. Telinganya diselubungi dengan bulu-bulu halus yang serupa dengan bulu pada wajahnya. Ciri yang dapat membedakan betina dan jantan adalah dari ukurannya. Ukuran betina biasanya lebih besar daripada jantan dan bintik-bintik pada betina dan anakan lebih banyak daripada jantan.

Populasi dan Habitat Serak Jawa
Populasinya masih tergolong banyak dan belum terancam. Berdasarkan data IUCN Red List, burung hantu ini tergolong dalam Least Concern (LC) dan tren nya masih stabil. Hal ini dikarenakan reproduksi burung ini yang cepat. Seekor jantan Serak Jawa bisa memiliki banyak pasangan sekaligus (poligami). Dalam sekali musim kawin, betina dapat menghasilkan 3-6 butir telur atau bahkan 12 butir telur dalam kurun waktu dua hari dan dalam setahun betina dapat bertelur tiga kali. Biasanya, hal yang menyebabkan adanya penurunan populasi adalah penebangan liar dan penangkapan burung ini untuk dipelihara karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang mereka.
Penyebaran Serak Jawa sangat luas mencapai hampir seluruh benua di dunia kecuali benua Antartika. Sementara itu, di Indonesia banyak ditemukan di dataran rendah Sumatera, Bali, Jawa (Demak, Blitar, Pekalongan dan Banyuwangi) hingga daerah yang mencapai ketinggian 800 m dpl. Sedangkan habitat favoritnya adalah di pohon. Mereka senang bertengger di cabang pohon di tepi hutan, taman kota, perkebunan dan bahkan pekarangan. Mereka termasuk hewan yang setia dengan rumahnya karena mereka tidak akan mau berpindah kecuali merasa terancam dan kekurangan mangsa. Biasanya mereka menempati sarang atau lubang pohon yang sudah ada, mereka tidak pernah membuat sarangnya sendiri. Karena mereka aktif di malam hari, maka pada siang hari kegiatan mereka hanya berdiam diri di bawah rindangnya dedaunan pohon, lubang-lubang pohon, bangunan tua, bahkan bekas sarang gagak yang lama ditinggalkan.

Perburuan Mangsa Serak Jawa
Dalam berburu mangsanya, Serak Jawa mengandalkan kemampuan terbangnya, indra penglihatannya dan indra pendengarannya. Mereka tidak pernah mengeluarkan suara saat mengejar mangsanya. Hal ini menjadikan burung ini salah satu pemburu yang terhebat. Cakupan wilayah berburu sepasang Serak Jawa dapat mencapai 10 hektar.
Lalu, bagaimana caranya mereka berburu tanpa suara? Hal ini didukung dengan sayapnya yang memiliki lapisan beludru dan gerigi rumbai pada pinggirannya. Kedua hal tersebut dapat meredam suara kepakan sayap dan hempasan angin saat terbang sehingga mangsa tak dapat mendengar kedatangannya dan pendengaran mereka sendiri dapat terbantu pula. Susunan telinga yang tidak simetris antara kiri dan kanan juga memiliki peran. Letak telinga kanan dan kiri tidak sama tinggi dan sudutnya juga berbeda. Telinga mereka dilapisi oleh bulu-bulu yang serupa dengan bulu di wajahnya dalam posisi melingkar seperti parabola. Lapisan bulu ini berfungsi sebagai pemantul suara yang membuat pendengarannya menjadi peka dan bersifat mengarah sehingga mereka dapat menentukan posisi sumber suara dengan tepat. Indra pendengaran mereka bekerja selaras dengan indra penglihatan mereka. Selayaknya burung hantu yang lain, Serak Jawa memiliki penglihatan yang tajam walaupun dalam gelapnya malam hari. Kemampuan melihat mereka 3-4 kali lebih baik daripada penglihatan manusia. Karena posisi mata yang tetap di depan, penglihatannya bersifat binokular dan stereoskopik. Namun, kekurangannya adalah jarak pandang hanya bisa satu sisi. Hal ini ditanggulangi dengan leher mereka yang dapat berputar hingga 270 derajat ke kanan, kiri, bawah dan atas. Serak Jawa memiliki pupil mata yang sangat besar dan sel-sel retina yang sangat sensitif sehingga memungkinkan penglihatan mereka beradaptasi dengan baik dalam intensitas cahaya yang sangat rendah. Sayangnya, hal tersebut menyebabkan mereka hanya dapat melihat dalam satu gelombang warna saja (monokromatik). Bola mata mereka juga dilengkapi membran yang dapat membuka dan menutup yang berfungsi sebagai pembersih debu dan kotoran yang menempel pada bola mata.
Perilaku Makan Serak Jawa
Makanan kesukaannya adalah tikus, ular dan serangga. Dibandingkan dengan burung hantu jenis lain, Serak Jawa memiliki metabolisme yang tertinggi sehingga membutuhkan makanan yang lebih banyak. Caranya makan adalah dengan menelan bulat-bulat mangsanya atau mencabik-cabik menjadi bagian kecil tergantung ukuran mangsanya. Serak Jawa mencerna daging dan bagian lunak lainnya, sementara tulang dan bulu akan dimuntahkan kembali dalam bentuk pelet secara berangsur.
Penulis : Yuliana
Referensi Literatur
Asianagri.com. 2019. Tyto alba : Sahabat yang Sigap Menjaga Sawit dalam Senyap. Retrieved January 26, 2021, from https://www.asianagri.com/id/media-id/artikel/tyto-alba-sahabat-yang-sigap-menjaga-sawit-dalam-senyap.
Greeners.co. 2019. Serak Jawa, Si Wajah Hati dengan Pendengaran Tajam. Retrieved January 26, 2021, from https://www.greeners.co/flora-fauna/serak-jawa-si-wajah-hati-dengan-pendengaran-tajam/.
Id.wikipedia.org. (n.d). Serak Jawa. Retrieved January 26, 2021, from https://id.wikipedia.org/wiki/Serak_jawa.
Mongabay.co.id. 2014. Serak Jawa Sang Pemburu Andal, Sahabat Petani. Retrieved January 26, 2021, from https://www.mongabay.co.id/2014/10/10/serak-jawa-sang-pemburu-andal-sahabat-petani/.
Referensi Gambar
https://www.greeners.co/flora-fauna/serak-jawa-si-wajah-hati-dengan-pendengaran-tajam/.
https://starfarm.co.id/jenis-burung-hantu/.
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!