Interaksi Makhluk Hidup pada Suatu Ekosistem
Sebelum kita memahami serangga yang dapat menghasilkan resin, perlu diketahui adanya interaksi makhluk hidup dengan ekosistem disekitarnya. Ada banyak sekali keragaman makhluk hidup yang hidup berdampingan di dalam suatu ekosistem. Baik biotik maupun abiotik, tumbuhan maupun hewan, semua yang ada pada ekosistem tersebut saling terkait satu sama lain dan melakukan interaksi. Salah satu interaksinya adalah proses makan dan dimakan atau yang dikenal sebagai rantai makanan.
Tumbuhan sebagai makhluk hidup pasif tentunya akan menjadi produsen bagi makhluk hidup lain, tidak terkecuali untuk hewan. Dalam ekosistem hutan, bentuk hewan ada banyak ragamnya, dimulai dari fauna, hewan ternak yang dilepasliarkan di dalam hutan, ada juga yang berbentuk serangga. Hidup yang saling terkait satu sama lain membuat hewan-hewan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan sehingga keberadaannya terkadang perlu dikendalikan.

Di dalam hutan, khususnya hutan tanaman, keberadaan serangga merupakan hewan yang mendapatkan perhatian. Hutan tanaman adalah hutan yang dibangun dengan jenis tanaman yang seragam untuk dimanfaatkan hasilnya tanpa mengganggu hutan alam. Dengan penanaman jenis tanaman yang seragam inilah yang membuat penyebaran serangga pada hutan tanaman menjadi lebih cepat.
Serangga yang merugikan dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau bahkan kematian apabila bagian yang diserang oleh serangga terletak di perakaran. Serangan serangga juga biasanya mengakibatkan penyebaran penyakit dari pohon satu ke pohon lainnya. Hal ini tentunya tidak diinginkan mengingat untuk dapat membangun hutan tanaman memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Serangga yang pertumbuhannya dikendalikan adalah serangga yang dinilai memberikan kerugian. Penggolongan apakah serangga tersebut akan memberikan keuntungan atau kerugian bagi suatu tanaman adalah subjektif karena menggunakan penilaian ekosentris. Keberadaan serangga akan dinilai menguntungkan apabila dalam interaksi serangga dan tumbuhan memiliki keuntungan ekonomis bagi manusia, begitu juga sebaliknya. Pada kenyataannya serangga tidak selalu memberikan kerugian pada tanaman.
Serangga Menguntungkan Pada Tanaman
Meskipun jenis serangga menguntungkan pada tanaman tidak sebanyak yang merugikan, akan tetapi tidak sedikit juga tanaman yang untuk dapat mengeluarkan hasil dari pertumbuhannya dibantu oleh serangga. Serangga ini biasanya hanya cocok pada satu tanaman. Artinya, jika tidak pada inangnya, maka serangga tersebut belum tentu dapat mengeluarkan hasil yang sama seperti yang ia lakukan kepada inangnya.

Kutu lak (Laccifer Lacca) merupakan salah satu serangga menguntungkan pada tanaman yang inangnya adalah tanaman kosambi (Schleichera oleosa). Serangga ini akan menghasilkan resin yang akan menempel pada bagian cabang tanaman. Resin yang dihasilkan tidak lain adalah kotoran dari serangga tersebut setelah memakan buah kosambi.
Kutu lak merupakan famili Kerriidae yang dapat berkembang pada daerah tropika maupun daerah sedang. Kutu lak di Indonesia dibawa dari India dan diperkenalkan di Kota Bogor oleh Pemerintah Belanda (Kalshoven 1981). Mengingat dari manfaat kutu lak dalam menghasilkan hasil hutan bukan kayu seperti resin cukup menjanjikan, beberapa daerah di Indonesia sudah mulai membudidayakan serangga ini, seperti: Probolinggo, Alor, Sumba, dan Rote (Rostman et al. 2009).
Penyebaran kutu lak sangat mudah karena bisa terjadi melalui embusan angin dari satu pohon ke pohon lain, yang terpenting serangga tersebut bisa menemukan inang yang tepat. Untuk perbanyakan populasi dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas nutrisi dan protein inang agar kutu lak dapat berkembang lebih banyak. Kualitas tanaman didukung dengan kualitas fotosintesis dan habitat yang baik. Selain itu, pohon dengan kanopi yang baik juga dapat mempengaruhi populasi kutu lak pada pohon.
Pohon dengan kanopi yang baik akan membuat populasi kutu lak tumbuh dengan baik juga. Kutu lak merupakan serangga kecil yang peka terhadap intensitas cahaya. Dengan kanopi yang rimbun dan hijau, kutu lak akan lebih jarang terpapar dari sinar matahari. Pohon dengan kanopi yang rimbun juga dapat membuat resin yang dihasilkan kutu lak lebih terlindungi dari air hujan.
Namun, keberadaan tanaman kosambi semakin jarang ditemukan. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan tanaman kosambi sebagai bahan bakar. Selain itu, ketersediaan lahan yang semakin sempit membuat tanaman kosambi tidak lagi diprioritaskan pertumbuhannya.
Kutu lak mungkin saja hidup di tanaman lain selain kosambi, seperti pada beringin, kihujan, kacang gude, dan akasia, tetapi hasilnya tidak akan lebih maksimal seperti di tanaman kosambi. Tanaman kosambi merupakan tanaman yang dapat berfotosintesis dengan baik sepanjang tahunnya, sehingga dapat menghasilkan kanopi pohon yang cukup baik dan nutrisi yang maksimal untuk pohon. Dengan begitu, kutu lak dapat menghasilkan keturunan yang banyak dan berkualitas. Selain itu, pertumbuhan lak mengakibatkan cabang pohon menjadi rapuh karena aktivitas dari kutu lak pada beberapa tanaman. Dapat disimpulkan, tanaman kosambi merupakan pilihan utama untuk dijadikan sebagai inang dari kutu lak.
Pemanfaatan Resin dari Kutu Lak
Pemanfaatan kutu lak pada tanaman kosambi untuk menghasilkan resin terbilang mudah. Bagi tanaman lain seperti pinus, untuk mendapatkan resin memerlukan proses yang lumayan rumit seperti peretasan atau penyadapan batang pohon. Sementara pada tanaman kosambi, resin dapat diperoleh hanya dari interaksi pohon dan serangga.

Penyadapan yang terlalu sering akan mengakibatkan batang pohon rusak sehingga lebih mudah ditumbuhi mikroorganisme pengganggu seperti fungi dan bakteri. Pohon yang habis disadap akan membentuk saluran traumatis agar tetap dapat melindungi diri dari mikroorganisme pengganggu. Maka dari itu, butuh waktu yang cukup lama untuk dapat melakukan peretasan kembali setelah peretasan pertama, sementara tuntutan resin dari masyarakat tinggi.
Resin merupakan salah satu kelompok dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki nilai jual yang cukup potensial serta dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan masyarakat maupun devisa negara (Moko 2008). Ada banyak sekali produk turunan dari resin, beberapa pemanfaatan yang diperoleh dari resin adalah bahan baku parnis, perekat, pelapis makanan, bahan campuran dupa dan parfum, serta sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik olahan.
Beberapa pemanfaatan yang diperoleh dari resin adalah bahan baku pernis, parfum, perekat, pelapis makanan, dan sebagai sumber bahan mentah bagi bahan-bahan organik olahan. Apabila semua resin dapat diolah dengan baik dan kualitas yang baik pula, maka itu artinya value yang didapatkan lebih dari usaha produksinya. Hal tersebut dibuktikan dari manfaat resin yang banyak, tuntutan yang tinggi, dan perolehan resin pada pohon kosambi yang cukup mudah.
Pemanfaatan resin sebagai produk dari HHBK cukup banyak. Dari kutu lak dan tanaman kosambi, resin dapat diperoleh dengan cara yang sederhana. Maka dari itu, diperlukan adanya pelestarian yang kontinu dengan baik pada kutu lak dan tanaman kosambi.
Penulis: Fifi Melinda Setiawati
Referensi Artikel
Moko H. 2008. Menggalakan hasil hutan bukan kayu sebagai produk unggulan. Informasi Teknis. 6 (2): 1-5.
Kalshoven LGE. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Jakarta (ID): PT Ichtiar Baru-van Hoeve.
Rostman dan Suryana BS. 2009. Evaluasi produktivitas kutu lak, Laccifer lacca (Hemiptera: Kerridae) pada tiga jenis tanaman inang. Jurnal Entomologi Indonesia. 6 (2): 70-76.
Referensi Gambar
https://images.app.goo.gl/fqCaqniFFUA2xskE9
https://images.app.goo.gl/cwes54XB82WwEbG3A
Rostman dan Suryana BS. 2009. Evaluasi produktivitas kutu lak, Laccifer lacca (Hemiptera: Kerridae) pada tiga jenis tanaman inang. Jurnal Entomologi Indonesia. 6 (2): 70-76.
LindungiHutan.com adalah Platform Crowdfounding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dan bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!