
Deskripsi : bencana bukan hal yang menakutkan apabila ditata dengan rapi. Cara mengenali bencana dan mencegahnya harus dipelajari dengan matang demi masa depan bumi. Pelajari gejala, faktor, dan cara mencegahnya. Upaya mitigasi bencana jauh lebih baik dan tidak memakan banyak biaya daripada memperbaiki kerusakan-kerusakan infrastruktur dan psikis sosial korban terdampak bencana. Banyak metode dalam upaya mitigasi bencana seperti pembetonan lereng dan lainnya. Namun, ada metode yang ramah lingkungan yaitu Sistem Vetiver. Kita bisa upayakan tanaman ajaib ini sebagai upaya cegah bencana tanah longsor!
Terdegradasinya lahan akan mengakibatkan meluasnya kerusakan lahan terutama kerusakan lahan hutan. Pengurangan luas hutan yang masih berlangsung sampai saat ini disebabkan antara lain oleh penebangan liar, pembukaan hutan, dan lain sebagainya akan mengakibatkan terganggunya hutan dan dilanjutkan dengan munculnya potensi terjadinya bencana. Bencana yang kerap terjadi akibat penggundulan hutan yaitu erosi dan longsor. Tanah longsor lebih umum terjadi di area kegiatan manusia karena keputusan petinggi negara untuk melebarkan area perumahan dengan mengizinkan penebangan pohon di lereng-lereng curam. Tanah longsor terjadi tanpa memperhatikan keberadaan manusia di suatu tempat, baik adanya manusia atau tidak di lokasi terdampak bencana. Namun, meskipun demikian, penggunaan lahan oleh manusia memainkan peranan utama dalam proses longsornya leremg.
Baca Lainnya : Adakah Jejak Karbon di Makanan Kalian?
Kombinasi antara kekuatan alam yang tidak bisa dikendalikan dengan perubahan lahan yang diciptakan manusia dapat mengundang potensi bencana longsor. Mengurangi dampak longsor memerlukan tiga tahapan yaitu identifikasi area potensial terkena longsor, pencegahan longsor, dan tindakan yang benar sesudah longsor.
Upaya Cegah Bencana Longsor Menggunakan Sistem Vetiver
Sistem vetiver (VS) adalah cara konservasi tanah dan air, kendali sedimen, stabilisasi tanah dan rehabilitasi serta fitoremediasi yang sangat sederhana, praktis, mudah pelaksanaannya, dan sangat efektif. Karena vegetatif, VS tentu saja ramah lingkungan. Untuk mengembalikan kualitas lereng tetap stabil, maka dilakukan upaya mitigasi sebagai bentuk peduli terhadap lingkungan. Dan juga melakukan pencegahan yang lebih efektif dalam segi pengeluaran biaya daripada renovasi. Pencegahan meliputi pengendalian drainase, pengurangan sudut lereng dan ketinggian, penanaman tumbuhan, tembok penahan, dan baut batuan. Salah satu bentuk upaya mitigasi yaitu dengan teknik vegetatif. Selain ramah lingkungan, vegetasi sudah digunakan sebagai alat bioteknologi alami untuk memperbaiki tanah, pengendalian erosi dan menstabilkan lereng. Tutup perlindungan vegetatif yang disediakan oleh penyemaian rumput, pembibitan hidro atau hydro-mulching biasanya cukup efektif melawan erosi permukaan dan erosi dari arus kecil serta tumbuhan berakar dalam seperti pohon dan semak dapat menguatkan struktur tanah.
Solusi vegetatif telah dilakukan di berbagai Negara. Salah satunya Sistem Vetiver (VS) yang telah digunakan sebagai teknik bioteknologi untuk stabilisasi lereng curam, pembuangan limbah cair, fitoremediasi dari tanah dan air yang terkontaminasi, dan tujuan perlindungan yang lain. VS adalah cara konservasi tanah dan air, kendali sedimen, stabilisasi tanah dan rehabilitasi serta fitoremediasi yang sangat sederhana, praktis, mudah pelaksanaannya, dan sangat efektif. Atribut vetiver telah diteliti, diuji, dan dikembangkan di daerah tropis, karenanya dapat dipastikan Vetiver sangat efektif sebagai alat bio-teknologi.
Meskipun secara teknik Vetiver adalah rumput, namum Vetiver digunakan dalam aplikasi menstabilkan lahan lebih baik daripada pohon atau semak. Karena akar Vetiver per unit area lebih dalam dan kuat dibanding akar pohon. Sistem akar Vetiver yang sangat dalam dan terstruktur dengan baik dapat mencapai dua atau tiga meter di tahun pertama pertumbuhannya. Sistem akar Vetiver yang ekstensif dam tebal mengikat tanah sehingga sulit untuk tersapu, dan Vetiver sangat toleran terhadap kekeringan. Vetiver sangat efektif ketika berdekatan pada garis di kontur lereng. Garis kontur Vetiver dapat menstabilkan lereng alami, potongan lereng, dan tanggul isian. Sistem akarnya yang kaku dan dalam membantu menstabilkan struktur lereng sementara tunas-tunasnya memancarkan limpasan, mengurangi erosi, dan menjebak sedimen agar spesies lokal tumbuh.


Kelebihan Sistem Vetiver yaitu biayanya yang murah dan umurnya yang panjang, VS selain cara yang alami merupakan cara yang ramah lingkungan untuk mengendalikan erosi dan menstabilkan lahan dan ‘melembutkan’ tindakan teknis konvensional yang keras seperti beton dan struktur batu, biaya perawatan jangka panjangnya rendah, sangat efektif terhadap tanah yang tidak subur, biaya pekerja yang murah, dan bio-teknologi yang lembut. VS juga memiliki kelemahan seperti ketidaktoleran Vetiver terhadap peneduh, khususnya pada saat pertumbuhan. Peneduhan sebagian memperlambat pertumbuhannya, efektif ketika tanaman benar-benar telah tumbuh, efektif hanya ketika tanaman membentuk pagar rapat, Vetiver memerlukan perlindungan dari ternak selama masa awal pertumbuhan.
Daftar Pustaka :
KLHK. 2018. Status Hutan dan Kehutanan Indonesia. Jakarta:KLHK.
Susilawati. 2016. Kajian Rumput Vetiver sebagai Pengaman Lereng Secara Berkelanjutan. Media Komunikasi Teknik Sipil, 22 (2) : 99-108.
Truong, Paul. Dkk. 2011. Penerapan Sistem Vetiver. The Indonesian Vetiver Network.
Pedoman Bahan Kontruksi dan Rekayasa Sipil. Penanaman Rumput Vetiver untuk Pengendalian Erosi Permukaan dan Pencegahan Longsoran Dangkal pada Lereng Jalan. Kementrian Pekerjaan Umum.
LindungiHutan merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Dalam rangka mendukung kegiatan penghijauan teman-teman di Indonesia, yuk dukung Kampanye Alam daerahmu dengan berkunjung pada situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam.
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!