
Apa itu tanaman Kayu Putih?
Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi atau Melaleuca leucadendron) termasuk salah satu jenis anggota dari genus Melaleuca, penghasil minyak atsiri yang merupakan tanaman asli Indonesia. Nama kayu putih sendiri merupakan nama yang diambil dari bahasa Indonesia, sehingga bahasa Inggrisnya Cajuput merupakan serapan dari bahasa Indonesia. Selain itu, namanya sendiri merupakan hasil dari batangnya yang berupa kayu berwarna putih. Sebagai tanaman yang mudah menguap, tanaman ini menghasilkan aroma khas minyak kayu putih apabila kita mendekati tanaman tersebut tepatnya di bagian batang, daun dan ranting.
Memerlukan hingga kurun waktu 1,5 tahun agar tanaman ini berbunga. Selain itu, tanaman ini sangat mudah sekali beradaptasi di lahan manapun sehingga sering dijadikan peluang usaha oleh perum perhutani. Secara umum dataran rendah dengan tegakan murni adalah tempat tanaman Kayu Putih ini tumbuh. Selain di Indonesia, tanaman ini juga dapat tumbuh dengan baik di Australia bagian Utara. Tanaman ini memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan di Pulau Jawa terutama di bagian Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pembudidayaan tanaman ini diawali dengan perbenihan, dimana benih tanaman Kayu Putih berukuran kecil dan teksturnya sangat halus yang dapat diawetkan sampai beberapa tahun apabila disimpan pada kondisi kering dengan intensitas kelembaban 5-8% dan dimasukkan ke lemari es yang bersuhu 3-5 derajat Celcius. Selanjutnya melalui proses pembibitan yang dilakukan secara generatif (diperoleh dari pohon induk) dan vegetatif (stek pucuk, akar, grafting, dan cangkok).
Pada proses penanamannya, untuk mempertinggi intensitas perkembangannya dapat diawali dengan pemberian kompos pada lubang tanamnya. Waktu terbaik untuk melakukan penanaman adalah saat curah hujan tinggi, di Indonesia sekitar bulan Januari sampai Februari, hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan bibitnya akan kelembaban yang tinggi. Pemeliharaannya dapat dilakukan dengan memberi pupuk, penyulaman, pemangkasan batang, dan penyiangan. Pemanenan yang umum biasa dilakukan setelah berusia 4 tahun yang dapat diulang pada jangka waktu 1 atau 2 tahun sampai tanaman ini berumur 25 tahun.
BACA JUGA: soul for toli-toli, restoring magrove forest
Morfologi dan Klasifikasi
- Akar
Tanaman ini memiliki akar tunggang kemudian akar lateral dan akar sekunder. Akar ini berupa akar tunggang lurus dan tumbuh ke bawah kemudian akar lateral yang tumbuh pada leher akar di bagian tengah. Terakhir akar seknder menyebar pada kedalaman sekitar 20 cm di bawah permukaan tanah.
- Batang
Kayu Putih memiliki batang yang tumbuh hingga sekitar 30 meter. Bentuk batangnya bulat dan kulitnya mudah mengelupas. Batangnya berwarna kuning kecoklatan dan dalamnya berwarna putih tulang yang pucat. Tingkat kepadatannya cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan.

- Bunga
Bunga Kayu Putih ini berupa bunga majemuk, bentuknya seperti bulir panjang dan memiliki 5 helai mahkota bunga dan berwarna putih. Bentuk bunganya ini bertipe cawan.
- Daun
Kayu Putih memiliki daun tunggal yang berbentuk lancip meruncing pada ujung dan pangkal daun. Tepi daunnya rata dan permukaan daun berbulu. Tulang daun Kayu Putih yang sejajar. Variasi warna daunnya adalah putih, merah, dan kuning. Variasi warna ini tergantung dari tanah tanaman ini tumbuh. Pada umumnya warna daunnya putih.
- Buah
Tanaman Kayu Putih memiliki buah yang bernama buah gelam dengan bentuk micro lubang. Buah ini memiliki banyak lubang kecil sehingga bentuknya disebut micro lubang.
- Klasifikasi
Tanaman ini merupakan spesies Melaleuca Leucadendron yang berasal dari genus Melaleuca. Kingdom tanaman ini adalah Plantae pada divisi Magnoliophyta dan kelas Magnoliopsida. Ordo dari tanaman ini adalah Myrtales dan familinya Myrtaceae. Menurut Anto Rimbawanto dan Mudji Susanto, pada wilayah Kepulauan Maluku dan Timur tumbuh subspesies cajuputi Powell kemudian pada bagian barat Indonesia seperti Sumatera, wilayah selatan Kalimantan, dan Jawa Barat tumbuh subspesies cumingiana Barlow, dan terakhir pada wilayah selatan Papua, Kepulauan Tanimbar, dan Kepulauan Aru tumbuh subspesies platyphylla Barlow.
BACA JUGA: Kampanye Alam let’s keep the earth cleen and green
Manfaat tanaman Kayu Putih
Sifat tanaman Kayu Putih yang sangat adaptif dapat digunakan untuk reboisasi dan memperbaiki lahan yang kurang subur atau tandus. Tanaman ini tidak memiliki syarat tumbuh yang spesifik dan cepat tumbuh. Selain itu, tanaman ini memiliki nilai yang sangat ekonomis bagi masyarakat dengan memanfaatkan daunnya. Tanaman ini juga memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi sehingga baik untuk mencegah radikal bebas. Sesuai rujukannya, maka budidaya tanaman ini cukup penting.
Selain untuk reboisasi dan menangkal radikal bebas, tanaman ini juga memiliki manfaat untuk menghasilkan berbagai olahan yang penuh keuntungan. Hasil olahan dari tanaman ini yang paling utama adalah minyak atsiri atau dikenal juga sebagai essential oil yang akan dijelaskan pada bagian Minyak Kayu Putih. Hasil olahan lainnya adalah pemanfaatan buahnya untuk pembuatan obat sakit perut, mengatasi hilangnya selera makan, dan jamu. Kulit dari batangnya dapat dijadikan sebagai obat yang mengatasi kondisi susah tidur, lesu dan lemas. Selain untuk obat, kulitnya dapat digunakan untuk memperbaiki bagian perahu yang bocor. Hasil olahan lainnya adalah pemanfaatan ekstrak kayu putih untuk membuat permen pelega tenggorokan.

BACA JUGA: Let’s Do Something GOOD
Minyak Kayu Putih
Untuk menghasilkan minyak kayu putih yang sangat baik adalah menggunakan subspesies cajuputi powell yang tumbuh di sekitar Kepulauan Maluku dan Timor. Hal tersebut disebabkan oleh kadar 1,8 sineol yang tinggi sehingga rendemennya juga tinggi. Subspesies lainnya memiliki kadar sineol yang lebih rendah namun semuanya dapat tetap menghasilkan minyak kayu putih. Keadaan lingkungan seperti kondisi geografis dan waktu tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman Kayu Putih dan sifat minyak yang dihasilkan.
Proses pembuatannya dimulai dari pemetikan daun pada awal musim kemarau, kemudian daun tersebut dipilah-pilah dan akan melalui proses penyulingan. Metode Penyulingan yang digunakan dapat melalui kohobasi atau perebusan, pengukusan, atau penggunaan uap secara langsung. Penyulingan ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit, cukup singkat ya! Hasil penyulingan tersebut akan disaring untuk menjernihkan hasil penyulingan. Terakhir minyak dimasukkan ke dalam kemasan, biasanya botol atau drum berlapis timah atau besi galvanis yang ditutup rapat untuk menghindari penguapan. Siap untuk digunakan!
Minyak yang dihasilkan oleh kayu putih biasanya berwarna kuning pucat yang kehijau-hijauan atau kebiru-biruan. Uniknya warna hijau atau biru ini dihasilkan ketika adanya proses perebusan minyak itu sendiri, yang berarti warnanya dihasilkan secara alami. Untuk aromanya sendiri hampir mirip aroma kapur barus yang lebih lembut dengan sensasi terapeutik yang kuat.
Dilihat dari karakteristiknya yaitu memiliki aroma yang sehat, manfaat dari kayu putih ini adalah sebagai pengobatan diabetes, penyembuhan luka, menghilangkan rasa nyeri pada sendi, dan paling ampuh untuk melancarkan pernafasan dan menghangatkan tubuh!
BACA JUGA: Merawat bumi bersama BUMI BULK store dan Refillery brand
Penulis: Fitri Nurul Falah
Dikurasi oleh Inggrit Aulia Wati Hasanah
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!