Pucuk Merah: Tanaman Penyerap Karbon yang Handal

Kamu tentunya sudah sering melihat tanaman pucuk merah. Tanaman yang  ujung daunnya  berwarna merah ini memang dapat kita temui dengan mudah. Ia bahkan ditanam di pinggiran jalan kota, taman, maupun tempat umum lainnya.

Ads

Hal tersebut karena pucuk merah adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan penyerapan udara yang sangat baik. Benarkah demikian? Simak yuk penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!

Baca selengkapnya: 10 Tanaman Penyerap Karbon yang Efektif

Klasifikasi Pucuk Merah (Syzygium Oleana)

Pucuk merah (syzygium loeana).
Pucuk merah bernama latin syzygium loeana, dan termasuk famili myrtaceae ©bianglala ilmu.

Syzygium oleana atau pucuk merah adalah spesies tanaman hias yang berasal dari genus syzygium atau jambu-jambuan. Tunasnya yang baru muncul memiliki warna merah menyala, sehingga tanaman ini akhirnya disebut sebagai pucuk merah. Tunas yang berwarna merah akan secara bertahap berubah menjadi hijau ketika dewasa.

Pucuk merah termasuk tanaman perdu yang dapat dijadikan tanaman hias di pekarangan rumah, perkantoran, serta penghias area pejalan kaki (pedestrian lane). Tanaman ini merupakan flora endemik dari Asia Tenggara yang tersebar di Indonesia, Semenanjung Malaya, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Ia juga ditemukan  di negara Asia Selatan seperti Bangladesh dan bagian timur laut India. 

Ads
Kapan jaga hutan? Sekarang! Buka lindungihutan.com

Taksonomi dari tanaman famili myrtaceae ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
Genus Syzygium
Spesies Syzygium oleana

Ciri-ciri Pucuk Merah

pucuk merah tanaman penyerap karbon.
Pucuk merah yang tumbuh tinggi dan dijadikan peneduh di jalan raya ©gardencenter.

Daun pucuk merah berbentuk oval dan melancip pada ujungnya. Panjang daun dapat mencapai 6 cm, sedangkan lebar daun dapat mencapai 2 cm. Struktur daun memiliki tulang yang tumbuh pada tiap rantingnya. Pada pucuk daunnya mengandung antosianin flavonoid yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai teh kesehatan dan antioksidan yang berkhasiat melawan radiasi bebas. Antosianin flavonoid juga menjadi senyawa yang menyebabkan pucuk daun tumbuhan ini dapat memerah. 

Batangnya dapat tumbuh hingga mencapai diameter 30 m dengan tinggi 5–7 meter apabila berada di tanah yang subur dan bernutrisi tinggi. Akar dari tumbuhan ini merupakan akar tunggang merambat yang kemudian terus tumbuh membesar. Akar tunggang memiliki struktur yang kuat, sehingga mampu menopang pucuk merah agar tetap berdiri dengan tegak. Selain akarnya yang kuat, syzygium oleana juga memiliki batang pohon yang kuat karena berbentuk bulat, berkayu, dan memiliki kambium di dalamnya. 

Pucuk Merah merupakan tumbuhan angiospermae atau tumbuhan berbunga. Ketika bunga mekar, muncul kepala putik berwarna putih dengan tangkai putik yang berukuran lebih pendek dibandingkan benang sari bunga pada bagian merah pucuk daun. Putik berada tepat di tengah dan memiliki tangkai sari berwarna putih yang berukuran lebih panjang daripada putik serta berjumlah banyak. 

Buahnya berbentuk bulat dan agak pipih. Pada bagian tengah dari permukaan atas buah terdapat cekungan. Ukuran dari buah ini umumnya berdiameter 0.7 cm. Buah akan berubah warna menjadi hitam mengkilat saat sudah masak dan memiliki aroma khas seperti buah jambu. 

Biji tumbuhan berbentuk bulat yang tidak sempurna dan memiliki warna kecoklatan dan keungu-unguan. Umumnya, diameter biji pucuk merah berkisar antara 3–4 mm. Secara alami, tanaman ini akan beregenerasi dengan biji, tetapi beberapa petani akan memperbanyak tumbuhan pucuk merah secara vegetatif melalui stek atau cangkok batang untuk tujuan komersil. 

Pola Pertumbuhan dan Perkembangbiakan

Pertumbuhan

Tumbuhan ini mudah untuk ditanam dan penanaman dapat dilakukan oleh siapa saja. Umumnya, tumbuhan ini ditanam di taman rumah, sekolah, kantor, dan tepi jalan sebagai penghias. Namun, beberapa hal tetap perlu diperhatikan agar tanaman penyerap karbon ini dapat tumbuh dengan subur dan optimal. 

Sebagai tumbuhan tropis, syzygium oleana dapat bertahan pada suhu yang agak panas, tetapi suhu paling ideal untuk pertumbuhannya adalah 24–36°C. Sedangkan pada siang hari suhu yang ideal adalah 28–36°C, dan pada malam hari, suhu yang ideal adalah 24–30°C. Agar tunasnya dapat berwarna merah dan bentuk tajuk tumbuhan tetap terjaga, ia harus ditanam di tempat yang banyak mendapat sinar matahari. Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup akan membantunya untuk terus menghasilkan tunas daun yang berwarna merah cerah. 

Karena dapat tumbuh hingga mencapai diameter 30 m, media tanam seperti pot tidak akan cocok untuk perkembangan tanaman hias ini. Pot dapat digunakan sebagai alternatif apabila memang lahan penanaman tidak begitu luas. Namun ketika tumbuhan sudah semakin besar, kamu perlu memindahkan pucuk merah ke media tanam yang lebih luas.

Sementara itu, daunnya yang sudah tua perlu dipangkas secara berkala. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi tunas daun yang berwarna merah menyala untuk tumbuh kembali. Pemangkasan paling ideal dilakukan di bagian ruas cabang agar tunas daun yang baru langsung tumbuh pada ruas cabang tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan minimal dua minggu sekali. 

Baca juga: Carbon Offset (Tebus Karbon): Pengertian, Manfaat, Skema dan Regulasinya

Perkembangbiakan

Menanam pucuk merah sangatlah mudah, salah satu cara untuk memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara stek. Tahapan yang bisa diikuti adalah sebagai berikut.

  1. Siapkan media tanam. Media tanam yang ideal adalah tanah gembur dengan pupuk kandang kering yang berasio 1:1. Campurkan kedua media tanam ini dan aduk hingga rata. Selanjutnya, ambil polybag dengan diameter 10–15 cm. Isi polybag dengan media tanam dan diamkan selama 1 minggu. 
  2. Setelah satu minggu, siapkan pucuk atau cabang yang sehat dan tidak terjangkit hama maupun penyakit tumbuhan. Selanjutnya, potong batang tumbuhan dengan panjang sekitar 20–25 cm. Kemudian, buang seluruh daun pada tumbuhan, namun sisakan 2–3 helai daun yang berada pada pucuk stek. Daun muda ini akan menjadi indikator kesehatan stek. Apabila daun tersebut layu dengan cepat, maka induk stek tidak dalam kondisi yang sehat. Setelah membuang seluruh daun, runcingkan bagian bawah stek dan rendam dalam larutan fungisida berdosis rendah selama 10-15 menit. 
  3. Saat media tanam dan stek sudah siap, lakukan penanaman. Pertama, oleskan bagian dasar stek dengan hormon auksin dan buang lubang tanam di dalam polybag sedalam 0.5–1 cm. Selanjutnya, tanam stek ke dalam lubang tanam dan tutup lubang dengan tanah. Kemudian, pindahkan stek ke tempat yang teduh selama dua minggu dan siram secara rutin. Setelah dua minggu, tanaman dapat dipindahkan ke tempat yang memperoleh banyak paparan sinar matahari. Tunggu selama 1.5–2 bulan untuk memindahkannya ke lahan yang lebih luas.

Manfaat Pucuk Merah untuk Lingkungan dan Tanaman Penyerap Emisi Karbon

manfaat pucuk merah.
Pucuk merah yang bermanfaat dijadikan pagar alami untuk menghias rumah dan peneduh © rumah.com.

Selain dapat dijadikan tanaman hias, pucuk merah juga sangat bermanfaat bagi lingkungan. Sebuah penelitian oleh Wiwi Rahayu Ningsih dari Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan pada tahun 2017 menemukan bahwa pucuk merah memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan tumbuhan lain.

Karbon dioksida merupakan salah satu emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Indonesia menjadi penghasil emisi gas rumah kaca terbesar keempat di dunia pada tahun 2015 berdasarkan data dari Carbon Brief (Dunne, 2019). Emisi gas rumah kaca tersebut berasal dari deforestasi dan kebakaran besar di lahan gambut, serta pembakaran bahan bakar fosil untuk energi pada tingkat yang paling rendah.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK), Indonesia telah memproduksi sebesar 2.4 miliar ton emisi gas rumah kaca setara CO2 (GtCO2e) pada tahun 2015. Angka tersebut termasuk emisi dari penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan, dan kehutanan. Pada tahun itu, emisi Indonesia mewakili 4,8% dari total emisi global dunia.

Untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi global, butuh upaya lebih dari masyarakat dan pemerintah Indonesia agar negara ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga kurang dari 2 derajar celsius. Berbagai upaya dapat dimulai dari tindakan kecil seperti menanam tumbuh-tumbuhan yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca seperti karbon. Salah satu tumbuhan tersebut adalah Pucuk Merah atau Eugenia oleina.

Di samping itu, pucuk merah juga dapat menyerap gas yang mengandung timbal (Pb). Timbal memiliki kandungan racun tinggi yang berbahaya apabila terpapar pada makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang berperan sebagai bahan pangan. Oleh karenanya, genus syzygium ini cocok untuk ditanam pada kawasan industri yang senantiasa memproduksi timbal dalam jumlah besar. 

Selain sebagai tanaman penyerap emisi karbon yang menyebabkan efek rumah kaca, beberapa manfaat lainnya adalah sebagai berikut:

  1. Pencegah longsor dan penyimpan cadangan air. Akar dan batangnya memiliki struktur kuat, sehingga dapat menahan longsor dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak. Air yang ditampung juga akan lebih bersih karena diserap oleh serabut akar. 
  2. Dapat menjadi pewarna makanan alami karena mengandung pigmen merah pada pucuk daun. Untuk memperoleh warna merah dari tumbuhan ini, daun hanya perlu direbus hingga air berubah warna. Kemudian, campurkan air dengan bahan makanan yang ingin diberi warna.
  3. Pucuk Merah dapat bertumbuh tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai pagar alami. Agar dapat membentuk pagar, pucuk merah perlu ditanam dengan stek dan berada pada posisi yang benar-benar tegak. Selain itu, antar satu tumbuhan dengan yang lain harus ditanam secara sejajar dan rapi agar dapat membentuk pagar alami.
  4. Memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan karena mengandung antioksidan. Pucuk merah juga dapat dijadikan sebagai aromaterapi yang mengurangi stres, serta diyakini dapat menjadi alternatif pengobatan tumor, kanker, dan asam urat. 
  5. Daun dari pucuk merah memiliki sebuah keunikan yaitu ketika diremas akan mengeluarkan aroma yang khas. Aroma tersebut berasal dari kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam daun Pucuk Merah. Kandungan minyak tersebut terletak pada senyawa fenol di pucuk daun yang berwarna merah. Dalam kehidupan sehari-hari, minyak atsiri banyak digunakan oleh industri kecantikan atau kosmetik, industri parfum, industri makanan, dan industri farmasi. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai agen pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang tumbuhan pertanian.

Baca selengkapnya: Jejak Karbon di Makanan: Arti, Asal-Usul, dan Cara Menguranginya

Nah itulah berbagai manfaat yang dimiliki oleh tanaman pucuk merah dan keunggulannya sebagai tanaman penyerap karbon yang tinggi. Kemampuan tersebut membuat lingkungan sekitar yang ditanami pucuk merah menjadi lebih segar dan teduh.

Selain menanam pohon ini untuk mengurangi emisi karbon, kamu juga bisa mengurangi jejak karbonmu dengan megunjungi situs https://m.lindungihutan.com/imbangi. Hitung jejak karbon yang kamu hasilkan, dan tebus jejak karbon tersebut dengan mendukung kegiatan dan aksi penghijauan hutan yang kami lakukan

Penulis: Fiona Evangeline Onggodjojo

Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti dan Maswanajih

FAQ

1. Mengapa pucuk merah dapat menyerap karbon yang efektif?

Hal tersebut karena pucuk merah umumnya memiliki jumlah stomata yang cukup banyak sehingga laju fotosintesisnya relatif tinggi. Tanaman yang memiliki laju fotosintesis tinggi memungkinkan menyerap CO2 lebih efektif dibanding dengan tanaman yang laju fotosintesisnya rendah.

2. Apa saja manfaat pucuk merah?

Selain tanaman penyerap karbon yang efektif, pucuk merah memiliki banyak manfaat lain. Di antaranya bagi sebagai pencegah longsor, sebagai tanaman hias dan peneduh, dapat dijadikan pewarna makanan alami, dan memiliki bermanfaat untuk kesehatan seperti mengurangi stres, dan antioksidan.

3. Apa keunggulan pucuk merah dibanding tanaman lain?

Keunggulan pucuk merah adalah kemampuannya sebagai tanaman penyerap karbon yang efektif. Karbon merupakan salah satu emisi yang menyebabkan gas rumah kaca di udara meningkat.

Referensi Literatur

Dunne, D. (2019, March 27). The Carbon Brief Profile: Indonesia. Carbon Brief. Retrieved  January 29, 2021, from https://www.carbonbrief.org/the-carbon-brief-profile indonesia#:~:text=Indonesia%20was%20the%20world’s%20fourth,of%20fossil%20fuels%20for%20energy.

Hanifah. (2020, November 17). 9 Manfaat Pucuk Merah, Tanaman Hias Nan Cantik Yang Mampu Menahan Longsor. 99.co. Retrieved January 29, 2021, from https://www.99.co/blog/indonesia/manfaat-pucuk-merah/.

Indonesia Country Summary. (n.d.). Climate Action Tracker. Retrieved January 29, 2021, from https://climateactiontracker.org/countries/indonesia/.

Larasati, E. D. (2017). Tanggap Pertumbuhan Dan Warna Daun Pucuk Merah (Syzygium oleana) Pada Dosis Pupuk Mgso4 Dan Tingkat Naungan (Bachelor’s thesis). Retrieved from http://repository.ub.ac.id/6915/.

Megumi, S. R. (2018, November 27). Pucuk Merah, Tanaman Andal Penyerap Karbon. Greeners.co. Retrieved January 29, 2021, from https://www.greeners.co/flora-fauna/pucuk-merah-tanaman-andal-penyerap-karbon/.

Ningsih, W. R. (2017). Laju Fotosintesis dan Kandungan Pb Daun Pucuk Merah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, Yogyakarta: 2 Desember 2017. Hal 97―102. 

Purwanti, P. (2018, January 18). 5 Cara Menanam Bunga Pucuk Merah dengan Stek. Ilmubudidaya.com. Retrieved January 29, 2021 from https://ilmubudidaya.com/cara-menanam-bunga-pucuk-merah.

Sembiring, F. R., Sulaeman, R., Sribudiani, E. (2015). Karakteristik Minyak Atsiri dari Daun Tanaman Pucuk Merah. Jom Faperta, 2(2), 1―9. 

Utami, N. S. (2013, June 27). Lebih dekat tentang Syzygium oleana/Pucuk Merah. Ninik Sulistya Utami’s Blog. Retrieved January 29, 2021, from https://biologinunik.wordpress.com/2013/06/27/lebih-dekat-tentang-syzygium-oleana-pucuk-merah/#more-495.

Author

Hitung emisi karbon dengan Imbangi.