Kayu jati merupakan salah satu komoditas andalan kayu keras di dunia. Kayu jati dikagumi karena kekuatannya serta warna dan tekstur kayunya.Dilansir dari artikel Wanaswara, kayu jati relatif besar dan kuat, selain itu kerapatannya dan kekokohan kayu tersebut dapat berumur hingga lebih dari 80 tahun. Tahukah bahwa daya resistensi tersebut berasal dari zat ekstraktif yang ada pada kayu jati yaitu tectoquinon atau tectoquinone. Zat ini merupakan zat kimia yang sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan, iklim serta lingkungan pohon jati tersebut tumbuh.
Pengertian Tectoquinone

Menurut Levya et al. (1998) Tectoquinone merupakan senyawa dominan yang terdapat pada ekstraktif kayu salah satunya kayu jati. Tectoquinon atau 2-methyl-anthraquinone memiliki bentuk molekul C15H10O2. Zat ini dapat disebut juga dengan nama methylanthraquinone dan lebih dikenal sebagai tectoquinone. Pada kayu jati sendiri, kandungan tectoquinon mencapai sekitar 0,3% bobot kayu. Hitungan tersebut berdasarkan hasil yang larut dengan campuran toluena:etanol 1:1.
Menurut Nawawi et al. (2011) zat ekstraktif ini banyak didominasi oleh fraksi ekstraktif yang bersifat non polar. Maksudnya, senyawa tectoquinon ini terbentuk karena adanya ikatan antar elektron pada unsur-unsur pembentuknya yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Namun, dari berbagai penelitian yang ada kadar tectoquinone pada satu kayu dengan kayu lainnya tidak begitu mirip atau sama. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan habitat pohon jati tersebut tumbuh.
Secara teori, zat ini terbentuk dari karbohidrat yang merupakan hasil fotosintesis tumbuhan tersebut. Ketika tumbuhan berfotosintesis karbohidrat diangkut melalui sel-selnya dan berkumpul dengan senyawa lainnya. Pada kayu jati biasanya zat ini diangkut ke bagian paling dalam batang. Hal ini menyebabkan tingkat kepadatan batang bagian dalam lebih besar dan semakin berkurang ketika mencapai bagian terluar batang.
Manfaat
Dengan zat ekstraktif tersebut membuat kayu jati bersifat katalis. Artinya zat ekstraktif ini bisa membuat reaksinya dengan senyawa lain lebih cepat untuk mencapai keseimbangan tanpa terjadi perubahan senyawa kimia yang ada di dalamnya hingga reaksi berhenti. Dengan begitu zat ini dapat berperan dalam menurunkan energi aktivasi tanpa mengubah nilai keseimbangan zat yang bereaksi.

Menguatkan warna kayu. Manfaat dari adanya zat ini adalah menguatkan warna kayu termasuk kayu jati. Kayu jati sendiri memiliki beberapa jenis yaitu:
- Jati Lengo atau Malam memiliki warna gelap, bergaris dan berbercak
- Jati Werut memiliki warna coklat yang berombak
- Jati Sungu memiliki warna hitam
- Jati Kapur memiliki warna kayu yang keputih-putihan
- Jati Doreng memiliki warna kayu dengan loreng hitam menyala
Dapat dilihat dari beberapa jenis kayu jati tersebut memiliki warna yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang menyebabkan warna mereka berbeda-beda adalah zat ekstraktif tectoquinon yang terdapat di bagian dalam batang maupun kulit batang kayu jati. Bahkan dalam beberapa penelitian, zat ini dapat merubah warna kayu menjadi lebih hitam dan pekat.

Menguatkan konstruksi kayu. Dalam membuat mebel, perabotan rumah tangga, konstruksi bangunan, dan hal-lainnya penggunaan kayu tak dapat dilepaskan. Seperti yang kita tahu, kayu jati sangatlah kuat sehingga kayu ini kerap dijadikan bahan utama dengan kelas tinggi dan bernilai ekonomi tinggi. Kepadatan dan daya resistensi ini berasal dari zat ekstraktif tectoquinon dan beberapa senyawa kimia lainnya.

Meningkatkan laju pertumbuhan kayu. Seperti yang sudah disinggung di bagian awal artikel ini, zat tectoquinon dibawa oleh sel-sel hasil fotosintesis ke bagian terdalam batang. Ketika banyak terkumpul di bagian tersebut dalam jumlah cukup maka tinggi batang akan bertumbuh tinggi dan begitu pula seterusnya. Selain bagian dalam, bagian terluar juga ikut tumbuh karena zat ini juga dibawa oleh sel-sel hasil berfotosintesis tumbuhan tersebut ke kulit batang.
Mempengaruhi sifat kayu. Selain menguatkan dan merubah warnanya, zat tectoquinon ini dapat mempengaruhi sifat kayu dan pengolahannya seperti tingkat pengeringannya, keawetan alaminya, hingga tingkat perlekatannya.
Penulis: Fitri Nurul Falah
Referensi Literatur
Listyorini, P. I. (2012). Uji Keamanan Ekstrak Kayu Jati (Tectona Grandis LF) Sebagai Bio-Larvasida Aedes Aegypti Terhadap Mencit. Unnes Journal of Public Health, 1(2).
Lukmandaru, G. (2010). Sifat kimia kayu jati (Tectona grandis) pada laju pertumbuhan berbeda (Chemical properties of teak wood on different growth-rates). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 8(2), 188-196.
Nawawi, D. S., Suyono, S., & Widyorini, A. A. (2011). Teak Extracts as a Delignification Catalyst of Soda Pulping. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 9(2), 101-110.
Siregar, E. B. M. (2005). Potensi Budidaya Jati. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suhailiyah, W. (2019). Ketahanan Empat Jenis Kayu Cepat Tumbuh Termodifikasi Panas terhadap Serangan Jamur Pelapuk.
Referensi Gambar
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/image/imgsrv.fcgi?cid=6773&t=l
https://www.homestratosphere.com/wp-content/uploads/2019/05/Teak-wood-2-23-5-870×710.jpg
https://5.imimg.com/data5/ET/RL/MY-1779981/teak-wood-timber-log-500×500.jpg
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan.
Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!